21. Kemesraan

1.8K 145 3
                                    

Serial SHALIH SQUAD - 21. Kemesraan

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2018, 5 Januari

-::-

Jumat pagi ini, usai sarapan berdua, Queen dan Bima memutuskan untuk leyeh-leyeh di ruang tengah. Di atas karpet tebal dengan punggung mereka menempel pada tepian sofa. Lebih enak duduk di karpet, pikir mereka.

Bima memang sedang libur, sebab hari ini tepat di tanggal merah. Mereka tidak ada jadwal ke mana-mana karena Bima ingin shalat Jumat di Masjid komplek.

"Mas, Mas, foto dulu dong..." kata Queen tiba-tiba. Diambilnya khimar instan yang dia letakkan di sandaran sofa.

Bima membenahi kacamatanya. Sejak menikah dengan Queen, Bima mulai paham kesukaan istrinya; Foto-foto. Entah di mana, istrinya ini senang sekali mengabadikan momen mereka berdua.

Queen tersenyum pada kamera. Begitu juga Bima. Kemudian pose berganti. Queen menempelkan pipinya pada pipi sang suami. Cengiran Queen melebar, giginya terlihat sempurna. Bima? Masih dengan senyum sebelumnya.

"Poto jelek, Mas," ajak Queen. Dia memajukan bibirnya, dan Bima yang menurut, menggerutkan hidungnya plus memperlihatkan giginya. Seolah gemas atas sesuatu.

"Coba lihat," kata Bima setelah beberapa kali ganti pose.

"Satu lagi, satu lagi," kata Queen cepat. Dia mengubah duduknya, hingga kepalanya bersandar pada bahu Bima. Sementara yang punya bahu, kebingungan.

"Kamu ngapain, Ta?" tanya Bima akhirnya.

"Aiguuu, Mas Bim..." Queen terlihat gemas. "Aku nyender di pundak Mas Bim, terus Mas Bim ngelirik aku gitu ada sayang-sayangnya..."

"Emang juga aku sayang beneran sama kamu," tandas Bima. Di detik berikutnya dia meringis sembari mengusap pundaknya sendiri, sebab tangan Queen mendaratkan pukulan mandja ke sana barusan itu.

"Iya, makanya buruan..." pinta Queen lagi. Rajukannya terdengar kian mandja.

Bima mengangguk dengan kekehan geli. Queen kembali mengatur pose. Dia bersandar pada pundak kiri Bima, lantas memejamkan mata dan tersenyum.

"Lima detik nih, Mas," ucap Queen, memperingatkan sang suami agar tidak lupa rencana pose mereka.

Tangan Queen memanjang, hingga kamera dapat menangkap wajah mereka dan hitungan mundur dari 5, 4, 3...

Bima melirik di saat yang tepat. Dengan senyuman yang juga pantas untuk bersanding dengan senyuman Queen.

Ponsel itu kembali dalam genggaman kedua tangan Queen. Gambar yang barusan diambil, tertampil.

Queen mengekeh kesenangan.

"Bagus, ih, baguuus..." Queen rasanya ingin memekik.

"Subhanallaah..." kata Bima. "TabaarakAllah..."

"Iya, Mas... TabaarakAllah, Subhanallaah, Allaahuakbar, Alhamdulillaah..." kata Queen sembari tangannya lanjut mengutak atik menu di ponsel. "MasyaaAllah... Heum, caption-nya apa ya?"

Barusan itu Queen mendesis lebih kepada dirinya sendiri. Tapi rupanya, saking semangatnya, Bima juga ikutan mendengar.

"Caption apa, Ta?"

"Heh?" Queen tergagap. "Ng---ngga."

"Itu apa?" Bima merujuk pada layar ponsel istrinya yang kini dalam menu upload di sosial media.

"Oh, ini? I-ini ya mau di-upload. Aku lagi mikir caption yang bagus apa ya..."

"Ngga usah."

"Hah?"

[✓] BIMAQUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang