16. Bukan Sihir Tapi Zikir

797 116 4
                                    

Serial SHALIH SQUAD – 16. Bukan Sihir Tapi Zikir

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2017, 4 Juli

Note : Ceramah Ust. Hanan Attaki yang aku share di MultiMedia, agaknya baiknya disimak ya biar paham juga pembahasan di sini.

-::-

"Ta, aku kan udah minta maaf..."

Bima masih berupaya sekuat tenaga agar Queen berhenti dari merajuk. Sudah dari sore sampai malam begini. Wah, pusing Bima dibuatnya.

"Besok aku beliin... InsyaaAllah," ucap Bima lagi.

"Aku maunya sekarang. Mas ngga ngerti sih ngidam itu kayak apa..."

"Astaghfirullaah, Ta... Kan ngga sengaja, namanya lupa."

"Lupa aja terus," gerutu Queen. "Aku kan ngga penting. Jadi ngga bakal diinget."

Bima istighfar lagi dalam hati.

Siang tadi Queen mengiriminya pesan untuk membelikannya dua porsi bakso di dekat universitas tempat Bima mengajar. Dari rumah lumayan jauh. Bima harus naik kereta untuk mencapainya.

Dan Bima sudah bilang oke untuk membelikan. Tapi, qadarullaah dia lupa. Entah karena banyak pekerjaan atau lain hal, tiba-tiba dia sudah di rumah dan pintu terbuka. Dengan pandangan Queen berkeliaran mencari bungkusan berisi bakso Wonogiri isi keju dan daging yang memang enak sekali.

"Baksonya mana, Mas?"

Dan jawaban, "Bakso ya? MasyaaAllah... Afwan, Ta. Lupa..."

Sukses membuat Queen bad mood tidak karuan.

Sampai sekarang mereka sudah di atas ranjang, dan Queen tenggelam dalam selimut.

Bima meraba pinggang istrinya dari balik selimut, mengusapnya pelan dan tidak mendapat respons apa-apa dari sang istri.

Biasanya mah...

Ya ini kan lagi ngambek.

Udah, jangan dibayangin.

"Ta," panggil Bima lagi.

Diperhatikannya uraian rambut istrinya yang hitam pekat. Diusapnya kepala sang istri.

"Laa hawla wa laa quwwata illa billaah..." ucap Bima kemudian. Seraya dikecupnya leher Queen yang tertutup rambut.

Ada angin aneh menyeruak masuk, menghantam wajah Queen yang sejak tadi berusaha menetralkan dirinya atas rayuan-rayuan dan segelontoran permintaan maaf suaminya.

Tadinya malah Queen mau tidur sama Umar saja rasanya. Tapi malu juga kalau terlalu kentara ngambeknya.

Tapi entah mengapa, tepat ketika lafaz laa hawla wa laa quwwata illa billaah diucapkan Bima barusan, ada beberapa hal terngiang di benaknya.

Memunggungi suami itu ngga baik.

Ridha Allah ada pada ridha suami.

Mungkin bukan takdirmu makan bakso hari ini.

Ingatlah setumpuk kebaikan suamimu kalau ingin rumah tanggamu utuh.

Dan banyak lagi.

Jadi, perlahan Queen berbalik. Mendapati Bima sudah tertidur menghadapnya. Jujur saja, Queen merasa aneh sendiri. Tadi itu dia sebaaal sekali hanya karena bakso yang tak sampai.

Tapi sekarang?

"Mas," panggil Queen lamat-lamat. "Mas Bima..."

Kedua kelopak mata Bima terangkat.

"Hm?"

"Beneran ya, besok jangan lupa?"

Bima tertawa. "Khayran insyaaAllah, Ta... Jadi dimaafkan nih?"

"Iya, aneh tadi sebel banget sama kamu, Mas," Queen tergelak. "Terus kayak disihir ih langsung hilang sebelnya. Mas Bima bisa sihir nih jangan-jangan..."

"Bukan sihir, Ta, aku punyanya Zikir. Cuma punya Allah," kata Bima lagi. "Kalau kamu lagi kayak tadi, aku mah berserah aja sama Allah. Kan Allah yang genggam hati kamu. Bukan aku. HasbiyAllaah..."

Kan Allah yang genggam hati kamu.

Queen nyengir. Tersipu.

"Tapi besok beneran bawa..." kata Queen, berusaha menutupi kikuknya.

Bima tertawa lagi. "Iya, iya. Ya udah sekarang tidur yuk?"

Queen menggeleng. "Ngga mau tidur," katanya singkat, yang kemudian dibalas senyuman penuh goda oleh Bima.

[][][]

Hai yang ikhwan yang baca... Makasi ya selama ini udah baca dan kasih vote, walau ndak komen. Ndak apa-apa insyaaAllah...

Tapi kumau tahu dong, apa pendapat kalian tentang fiksi ini? Apakah, terlalu manis? Kalian "agak terganggu" abis bacanya? 😅 Soale tingkat kemesraan di sini sungguh sesuatu 😓

Aku pengin tahu pendapat di sisi ikhwan nih, karena selama ini yang komen ikhwannya cuma 4 orang 😁 itu juga langka2 kasih komennya euy... To be honest, pengin tahu para ikhwan abis baca works ini pendapatnya gimana? Kan Cara Berpikir Ikhwan mah beda ya dengan akhwat 😄😄😄

Hatur Nuhun Pisan 😊



[✓] BIMAQUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang