Serial BIMAQUEEN – 6. Allah Cemburu
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2017, 10 Oktober
-::-
"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu."
( QS. Al-Baqarah [2] : 45 )
Satu bulan menikah dengan Bima, Queen rasanya benar-benar tidak tahan.
Terlepas dari betapa baiknya Bima memperlakukannya, ada hal yang Queen tidak siap akan itu. Yakni tentang ibadah-ibadah yang Bima kerjakan.
Suaminya itu selalu melesat ke masjid setiap kali azan berkumandang. Itu di rumah, entah di kampus. Tapi Queen yakin, pasti tidak jauh berbeda. Kadang Queen berpikir, jika waktu mengajar dan azan berkumandang, Bima pastilah membubarkan kelas sejenak untuk merapat ke masjid kampus.
Dulu, sewaktu membahas tentang kriteria suami shalih dengan Nora, Queen selalu berangan-angan diberikan pria shaih oleh Allah. Yang bersama pria itu, Queen akan giat rajin beribadah.
Agaknya doanya dikabulkan, di bagian mendapatkan lelaki shalih. Sedangkan di bagian giat dan rajin beribadah... nanti dulu.
Sesungguhnya, tidak ada yang salah dengan Bima. Putra tunggal Bapak Abbas itu sungguh memuliakan Queen sebagai seorang istri. Meski mereka belum akrab satu sama lain, tapi Bima dengan cepat mencairkan suasana. Queen nyaman, ketika mereka berdekatan. Hanya saja...
Di sepertiga malam, masalah itu mulai muncul.
Bima sepertinya sudah punya alarm tersendiri untuk bangun di jam dua malam. Entah karena kebiasaan, atau apa. Yang jelas, Bima pasti bangun di jam dua malam teng. Tidak kurang, tidak lebih. Dan yang akan dilakukan Bima pertama kali adalah berbisik lembut di telinga Queen, membangunkan.
"Ta, udah jam dua nih," bisik Bima, selalu.
Selalu. Setiap hari.
Dan Queen akan ber-hm pelan sembari memutar tubuh. Tapi Bima tidak kehabisan akal. Dia akan mengambil segelas air di atas meja, lalu memercikkan air tersebut dengan jemari kanannya, ke wajah Queen. Membuat Queen tersentak kecil. Merasakan dinginnya air diserap oleh pori-pori wajah.
Menit selanjutnya, kaki Queen sudah terseret paksa ke kamar mandi, meski oleh dirinya sendiri. Mengeluh pelan melihat Bima sudah ada di atas sajadah dekat ranjang mereka.
Di malam pertama kalinya mereka salat tahajud, Queen nyaris tak sadarkan diri. Bukan pingsan, tapi lebih karena dia terlelap saat berdiri dengan tangan bersedekap. Bima membaca satu surat yang panjang bukan main, dan diketahui Queen sebagai surat Al Waqiah. Terasa panjang, sebab Queen menyimaknya dengan gelayutan kantuk tiada henti.
Itu baru berdiri. Begitu rukuk, masyaaAllah...
Queen rasanya merindukan sujud sesegera mungkin. Bima entah bagaimana rasanya, melakukan rukuk dalam hitungan menit. Queen tidak punya ide sama sekali tentang apa yang dibaca sang suami ketika rukuk. Queen bahkan sudah terhuyung ke kanan dan ke kiri sambil membetulkan tangannya yang kerap terlepas dari lutut. Jadi begitu dia berdiri, tulang-tulang punggungnya sepertinya berderak hebat. Pun ketika melakukan I'tidal.
Sepasang matanya menghunjam punggung Bima yang begitu tegap. Queen ingin sekali menerjang sang suami dan meminta Bima untuk menyudahi salat tahajud dengan segera.
Tapi itu belum seberapa. Sebab ketika kening Queen menyentuh titik fokus selagi berdiri tadi, Queen hampir terlelap. Padahal dia sudah memasang baik-baik telinganya, menanti takbir untuk bangun dari sujud. Tapi tak juga ia dengar. Hening kamar menyergap, Queen membaca doa yang sama berulang-ulang; Allaahumma inni as aluka husnul khotimah. Rasanya dia sudah membacanya puluhan atau ratusan kali. Tapi Bima tetap dalam sujudnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] BIMAQUEEN
Spiritual(Sudah dicetak) (Baca aja ya selagi ada) Rumah Tangga Mas Bima dengan Qanita ?