Serial SHALIH SQUAD - 15. Bagi Minum
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2017, 5 Mei
-::-
Jumat sore ini, Bima pulang mengajar dengan disambut Umar yang berlari-lari kecil ke arahnya. Umar baru usia setahun dua bulan dan sudah gagah dalam melangkah. Bima mengangkatnya dalam gendongan di sebelah kiri, seiring langkahnya memasuki rumah. Queen mencium punggung tangan suaminya begitu mereka bertemu di dekat ruang tengah. Dan Bima balas mendaratkan kecupan di kening sang istri yang perutnya tengah diinapi janin anak kedua mereka.
"Kehujanan ngga, Mas?" tanya Queen sambil memerhatikan tubuh suaminya yang jelas terlihat kering.
"Alhamdulillaah, ngga," kata Bima, mendudukkan Umar di atas karpet tebal warna biru di ruang tengah rumah mereka. "Pas berhenti depan tadi hujannya baru deras. Sepanjang jalan keanginan."
Bima nyengir, dan Queen paham.
"Aku buatin teh manis ya?" tanya Queen kemudian.
Bima mengangguk. "Boleh."
Queen mengacungkan jempol, lalu meninggalkan suami dan sang putra untuk ke dapur. Sementara Bima main dengan Umar. Menyusun jalanan kereta.
Tak seberapa lama, Queen kembali dengan segelas sedang teh manis hangat. Diletakkannya minuman tersebut di meja dekat dinding. Bima tengah sibuk menjalankan kereta dengan tangannya, sedangkan Umar heboh menyaksikan pertunjukan ayahnya.
"Diminum dulu, Mas Bim," kata Queen pelan. "Nanti keburu dingin, ngga enak."
Mendengarnya, Bima pun mengalihkan perhatian. Tangannya menjangkau segelas teh tadi, lalu berkata lembut. "Jazakillaah khayran, Ta."
Sukses menimbulkan senyum tersipu di wajah Queen. Bima memang begitu, mudah sekali mengatakan terima kasih atas apa yang Queen perbuat untuknya. Memuliakan istri, demikian pikir Bima. Meski hal kecil, Bima sebisa mungkin berterima kasih. Sebab ada banyak terima kasih yang mungkin tak sempat ia katakan. Sementara istrinya sudah mengurusnya dengan baik, menyiapkan kebutuhannya dengan sempurna, hingga mencerdaskan putra mereka. Bahkan ketika Queen menjaga dirinya dengan baik saja, sudah merupakan karunia tersendiri bagi Bima.
"Waiyyaka, suami aku," Queen nyengir. Padahal ini ucapan terima kasih yang entah kali ke berapa dalam kurun waktu pernikahannya dengan Bima, namun rasa tersipu itu selalu ada.
Mungkin ini yang dinamakan; Jatuh cinta berkali-kali.
Bima menyeruput pelan teh dalam gelas di genggamannya. Alisnya mengernyit pelan begitu air teh mampir ke mulutnya.
"Kenapa, Mas Bim?" tanya Queen. "Airnya kepanasan ya? Soalnya memang baru matang sih tadi. Baru aku tuang ke termos eh ngga lamaan Mas pulang," sambungnya.
Di rumah, mereka memang tidak menyalakan dispenser. Sebab Air dingin ada di kulkas, dan air panas ditaruh di termos. Hemat listrik, pikir keduanya.
Bima menggeleng cepat. Lalu melebarkan senyumnya. Menyeruput lagi tehnya.
Umar sudah sibuk menarik-narik kemeja Tetta-nya. Kembali mengajak bermain.
Queen terdiam sejenak.
Kok tumben, Mas Bim ngga bagi tehnya ya? pikir Queen.
Menggigit bibir bawahnya sendiri, Queen melirik Bima.
Biasanya, Bima akan menyodorkan gelas teh itu pada Queen, agar Queen ikut menyeruput di tempat yang sama. Bima bilang, sunnah Nabi begitu. Romantisme a la Nabi Shallallaahu 'Alayhi Wasallam memang kerap Bima coba terapkan di rumah.
Mas Bima lupa kali ya, pikir Queen lagi.
"Ajak Amma naik kereta, coba..." kata Bima, berdua Umar. Tawa Bima terdengar kemudian. Semringah melihat putranya mulai menarik gamis yang dikenakan Queen.
Bima meraih lagi tehnya, lalu meminum tiga tegukan. Queen sudah bergabung duduk di atas karpet tebal di samping Umar. Tangan Queen memegang kepala kereta api mainan, menariknya seolah berjalan.
"Haus ya, Mas?" tanya Queen, melihat minuman di gelas nyaris tandas. "Aku sampai ngga dibagi."
Bima nyengir. "Kamu mau?"
Queen mengerucutkan bibir. "Tumben, Mas Bim nanya begitu? Biasanya langsung ngasih aku."
Bima terkekeh. "Dikit aja ya?"
Alis Queen mengernyit samar, tapi kemudian matanya mengerjap, melihat gelas berisi teh yang hanya tinggal setegukan itu.
"Kalau Mas haus, ya ngga apa-apa. Atau mau aku bikinin lagi?" tanya Queen.
"Ngga mau ya udah," Bima menarik lagi gelas tehnya.
"Eh, eh... iya, aku mau..." Queen lekas meraih gelas tehnya. Mengejar pahala sunnah.
"Dikit aja ya," kata Bima lagi.
Dikit apa deh, pikir Queen. Ini aja udah tinggal dikit.
Bibirnya baru saja mengenai air teh, tapi gelasnya ia jauhkan cepat-cepat.
"Ih, kok asin?" keluh Queen di detik berikutnya. "Astaghfirullaah... aku salah masukin gula apa ya? Kok bisa???"
Queen cengok. Gula sama garam kan beda jauh. Gula mah kasar, garam kan halus. Dan dia memasukkan sebanyak dua sendok tadi...
"Innalillaahi, afwan ya, Mas..."
"Ngga apa-apa, Ta," kata Bima. "Makanya, aku bilang dikit aja. Hehehe..."
Queen manyun. Masih merasa tak enak hati.
"Tapi tadi tuh beneran ngga enak lho, Mas," katanya. "Kok malah dihabisin sih? Bukannya bilang, biar aku ganti..."
Bima nyengir. "Sayang-sayang. Mubazir," jelas Bima. "Kamu kan bikinnya pakai cinta. Saking cintanya, sampai salah nuang garam alih-alih gula. Itu namanya, kesalahan yang dimaklumi."
Tuh kan, kalimat Bima tuh gitu. Bikin Queen jadi agak lega.
Bersyukur banget Queen dikasih kesempatan punya suami seorang Bima.
"Tapi kan..."
"Udah," kata Bima lagi. "Kamu udah capek seharian urus rumah. Urus ini-itu. Urus anak kita. Cuma segelas doang aku sanggup, Ta. Hehehe..."
"Aku buatin yang baru lagi ya?"
"Ngga usah. Yang tadi itu cukup enak kok," tolak Bima. "Oh iya, besok sore main ke rumahnya Hamas, mau? Saad sama Mutia juga mau ke sana katanya. Biar barengan, ini bocil-bocil biar pada ketemu. Terakhir kumpul kan pas di Daarus Sunnah. Udah lumayan lama."
Queen lekas mengangguk. Terakhir ia dan keluarga Shalih Squad yang lain berkumpul memang di Daarus Sunnah, tempat memanah dan berkuda di Bandung. Sebulan sebelum Queen dinyatakan hamil anak ke dua oleh dokter.
"Boleh," kata Queen. "Nanti aku info Nora, biar sekalian ke sana juga. Bawa apa ya, Mas?"
"Nah, lebih bagus tuh," kata Bima. "Nanti kamu bikin brownies aja, Ta. Brownies kamu kan juara."
Queen tergelak. "Mas Bima bisa aja. InsyaaAllah kalau gitu. Semoga aku ngga salah antara garam dan gula."
Keduanya tergelak bersama. Diikuti oleh Umar yang selalu tertawa jika sekitarnya terdengar tawa.
[][][]
note : http://dewipurwatibelajarmotivasi.blogspot.co.id/2015/04/kemesraan-nabi-bersama-aisyah.html
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] BIMAQUEEN
Espiritual(Sudah dicetak) (Baca aja ya selagi ada) Rumah Tangga Mas Bima dengan Qanita ?