Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
Hujan masih mengguyur kota dimalam itu. Diapartemennya alfa membuka pakaian gadis itu yang basah. Tak sengaja ia melihat beberapa luka bekas jahitan yang sudah mengering dilengan gadis itu.Perlahan alfa membelai lengan yang terluka itu dengan jemarinya. Sungguh kasihan, ibunya sakit jiwa dan gadis ini harus menghidupi kedua adik serta ibunya juga dirinya pikir alfa.
Diam-diam setelah kepergian gadis itu dari rumah sakit ia menyewa jasa detektif untuk mencari tahu tentang kehidupan gadis itu yang tak lain bernama air collins.
"Air"
Tangannya berpindah tepat dibibir air yang tertutup rapat. Membelai lembut, memainkannya pelan takut membangunkannya. Entah dorongan dari mana alfa mendekat kewajahnya. Sekejap bibirnya bersentuhan dengannya.
"Apa yang kulakukan? "spontan alfa tersadar, secepatnya alfa mengganti seluruh pakaian air beserta melepas pakaian dalam walaupun ia harus menahan gejolak menerjang tubuh polos air dengan amat tersiksa.
Ting tong
Bunyi bel apartemen alfa tanda orang yang ditunggunya sudah datang. Alfa buru-buru memakaikan pakaiannya ketubuh polos air tanpa daleman.
Setelah mempersilahkan dokter masuk alfa menyuruh dokter itu meriksa kondisi serta luka air. "Dia tak apa, hanya perlu istirahat cukup tekanan darahnya sangat rendah"ucap dokter itu setelah meriksa kondisi air.
"Bagaimana dengan lukanya? "alfa duduk disamping air yang terbaring lemah.
"Tenang saja. Setelah dioleskan salep sesuai resepku lukanya akan berangsur hilang sedikit.. "
Alis alfa naik sebelah heran. Apa maksud dokter "sedikit" sidokter langsung menjelaskan kalau luka jahitan butuh waktu lama hilangnya dan menyisakan bekas sedikit.
"Ini resep obatnya dan saya permisi" pemit dokter itu.
Setelah itu alfa memilih duduk disamping ranjang menatap intens air yang belum sadar. "Aku tahu ini berat untukmu tapi jangan pernah lagi coba bunuh diri... "ucapnya pelan sambil merapatkan selimut air.
Tak lupa alfa mengeringkan rambut air dengan hairdrayer "Kata ibuku bunuh diri itu dosa... Allah akan marah padamu" kekehan kecil keluar dari bibirnya "Kurasa kau sangat lelah sampai tak terbangun walau suara mesin berisik ini"lanjutnya sambil melirik hairdrayer ditangan kanannya.
...
"Bagaimana? "tanya lisa saat melihat kakak ketiganya yang tak lain rani sedang menelpon air dengan cemas.Rani geleng kepala bingung juga frustasi melihat ruang tamu berantakan juga ibunya hilang dari rumah. "Sudah tengah malam tapi kak air belum pulang, kalau dia tahu mama gak ada dirumah gimana? "
"Biar aku yang cari kak" terisak lisa tak tahan lagi dengan semua kehidupan ini. Dia mengahapus air matanya dengan kasar. Tanpa dengar jawaban rani, lisa berlari keluar rumah yang sedang hujan deras.
"Lisa! "pekik rani memanggil lisa tapi tak dihiraukan olehnya.
Saat rani ingin menyusul lisa tak sengaja ia bertabrakan dengan seorang perempuan "Rani? "tanya wanita itu bingung melihat wajahnya yang kacau.
Rani mendongak, ternyata itu naura sahabat kakaknya "Kak tolong cari mama juga lisa.. "
Naura bingung karna setelahnya rani menangis saja. Dia memang kemari karna cemas dengan keadaan air yang tak kunjung menelponnya sampai tengah malam begini.
Naura melihat sekeliling ruangan yang berantakan, ia sudah menebak pasti mama air mengamuk lagi. Naura menarik rani yang masih menangis kearah mobil.
"Kita cari mereka! "
Anggukan rani lakukan berkali-kali walau masih terisak. Rani berusaha tersenyum yang dibalas senyum lebar oleh naura.
Setelah berkeliling hampir keseluruh jakarta selatan akhirnya naura bersama rani bertemu dengan lisa yang sedang berteduh didepan ruko yang sudah tutup.
"Lisa! " pekik rani melihat adiknya sedang berjongkok disana. Rani lebih dulu keluar mobil lalu menyebrang jalan yang sedang sepi tapi siapa sangka saat ditengah jalan rani tak melihat truk barang sedang melaju cepat.
"Rani! "teriak kencang lisa saat sadar tak jauh ada truk ingin melintas.
Takdir memang berkata lain rani tak sempat menghindar dan tubuhnya terpental jauh diaspal. Naura yang baru saja keluar langsung terduduk lemas dan menelpon ambulance secepatnya.
Lisa memangku kepala rani yang sudah tak sadarkan diri. Tubuh rani penuh dengan darah.
"Kak rani" isaknya terbata. Ia sungguh menyesal semua ini karna rani mencarinya dan terjadilah hal seperti ini pikirnya.
Ambulance sudah datang membawa rani kerumah sakit naura memeluk lisa menenangkan bahwa semuanya akan baik-baik saja.
...
Mobil hitam mercedes amg-gt melaju cepat dijalan bebas hambatan. Sipengendara melihat jam tangannya sudah hampir tengah malam ia berkeliling kota sendirian.
Hujan semakin deras beserta kilat. Cahaya kilat memancar panjang memperlihatkan bayangan seorang terbaring disana spontan pengendara menginjak rem mendadak menyebabkan dirinya ikut terpental kedepan. Untung saja ia memakai sabuk pengaman, sial rutuknya.
Pria itu turun dari mobil dengan kening sedikit luka akibat terbentur tadi. Ia ingin memaki orang sialan yang sudah mencelakainya.
Perempuan pikirnya. Kenapa dia ada disitu?. Pria itu menghampiri wanita itu yang ternyata tergeletak pingsan. Tangannya menyampir rambut yang menutupi wajahnya.
Bagai tersambar petir. Pria itu melotot kaget saat melihat wajah wanita yang dikenalnya. Setetes air mata jatuh diiringi air hujan yang membasahi seluruh tubuhnya.
"Aku menemukanmu" ucapnya sedih
KAMU SEDANG MEMBACA
GADIS HUJAN
RomanceBeberapa chapter diprivat, silahkan follow terlebih dahulu.. ?? "Hujan... ah betapa indahnya dia terkadang membuatku merasa senang, bahagia dan basah tapi terkadang hujan juga membuatku takut, sedih dan basah... hehhe itulah diriku apapun keadaan hu...