Entah apalagi yang terjadi, mendadak kamar rawat rani pindah diruangan vvip. Siapa manusia baik hati yang membiayai pengobatan dan seluruh perlengkapan kebutuhan medis rani?.
Air berjanji kalau bertemu dengannya dia akan menciumnya sekarang juga.
Lamunan air buyar saat dua orang perawat wanita datang mengganti kantong infus rani yang sudah menipis.
" Tunggu mba! "
Cegah air cepat saat satu perawat masih dipintu. Air mendekat dan bertanya tentang orang dermawan yang telah membiayai administrasi rani.
Saat suster itu menjelaskan semuanya termasuk nama orang yang telah membantunya, air terasa terguncang dengan sendirinya.
" Mba serius?! " tanya air tak percaya dan dia lupa kalau nama rumah sakit ini adalah
RS. KASIH MULIA
Sang suster mengiyakan dengan kening mengerut. Lalu berlalu pergi tak perduli dengan kelakuan air yang mendadak aneh.
" Aku lupa ALFA ADWARS! "
Saat nama itu terucap dada air terasa sesak, ngilu ingin dipukul saja. Tapi berdebar juga, apakah ia jatuh cinta?
Wajahnya mendadak berseri, tersenyum sendiri mengingat semua kejadian dengan alfa sampai lelaki itu melamar dirinya.
" Air, kau sedang apa? " tanya lelaki dibelakang tubuhnya.
Sontak saja air berbalik menghadapnya. Bukannya gugup karena takut tapi dia berdebar kencang seperti ingin memeluk tubuh pria itu erat.
" Alfa? " wajahnya berseri layaknya bunga sedang mekar.
" ya? " air masih berdiri menatapnya dengan wajah senang membuat pria itu melangkah mendekat kearahnya.
Namun baru dua langkah melangkah alfa dikejutan dengan kelakuan gadisnya yang mendadak agresif.
Secepat kilat air menarik kerah kemeja alfa agar menunduk. Matanya terpejam dengan lembut, bibir tipisnya menempel tepat dibelahan bibir penuh alfa.
Air semakin menekan bibirnya kebibir alfa. Kedua lengannya dikalungkan ditengkuk alfa sehingga mempertipis jarak mereka.
Kalau saja dia terus seperti ini aku bisa gila karena bahagia..
Mata alfa ikut terpejam menikmati sentuhan bibir gadisnya. Kantong plastik yang tadi digenggam olehnya dijatuhkan begitu saja.
Beralih tangannya merangkul pinggul air erat untuk lebih menempel ditubuhnya.
Mereka berdua berakhir saling membalas lumatan. Dada alfa berdebar kencang.
Oh tuhan
Ruangan itu menjadi panas akan ciuman cinta mereka. Suara decakan ciuman bergema disana.
Mereka melepas ciumannya dengan nafas yang saling beradu. Mata alfa menatapnya dengan kilat gairah dan bahagia.
" Terima kasih " bibirnya tersenyum, matanya yang terpejam perlahan terbuka lembut.
Diusapnya bibir air yang basah karena salivanya. Bibir tipis, merah muda tanpa polesan apapun itu sekarang sudah menjadi nikotin untuk alfa.
" Air " lirihnya serak. Mata gadisnya bermanik sangat indah, warnanya segelap malam dengan taburan bintang bercahaya indah.
" Demi kamu, aku akan melakukan apapun " ucapnya. Alfa memeluk tubuh air erat.
Air membalas pelukan alfa sambil mengangguk iyakan. Sungguh Beruntung takdir mempertemukan dirinya dengan alfa yang sangat baik hati.
" Sekarang sudah malam lebih baik kamu ku antar pulang, ya " pernyataan alfa terhadap air yang tidak bisa dibantahnya.
Setelah itu mobil bugatti merah maroon yang ditumpangi air berhenti disebuah jalan sempit.
Sumpah demi apapun! Suasana didalam mobil itu sangat canggung.
Air mencoba melirik kesebelah kemudi yang ditempati lelaki bernama alfa adwars. Tidak disangka ternyata alfa sedang menatapnya intens.
"Ehem... " air berdeham. "Terima kasih atas semua bantuanmu" ucapnya sambil melepas seat belt.
Belum sempat tangannya menyentuh handel pintu, alfa menarik lengan air hingga kini wajah mereka saling berdekatan, tanpa aba-aba pria itu mencium bibirnya dan menjadi lumatan yang rakus.
Awalnya air terkejut namun dibalas juga karena tidak tahan godaan bibir alfa yang melumatnya.
Alfa melepas ciumannya untuk meraup nafas juga gadisnya yang kehabisan nafas. Tangan besarnya menangkup pipi air dan ibu jarinya membelai bibir gadisnya sudah membengkak sedikit.
"Air aku... " alfa turun dari mobilnya lalu membuka pintu mobil sebelahnya "aku akan mengantarmu pulang"
Wajahnya kini memerah, amat sangat. Apa alfa melihatnya? Dia jadi malu sendiri.
Tanpa ragu alfa menggandeng tangan air erat. Jemari mereka saling bertaut erat. Tidak hentinya jantung air berdentum kencang.
"Alfa?! " ucapnya sedikit berteriak. Pria yang dipanggil hanya terus berjalan dalam diam.
Sudah hampir lima belas menit mereka berjalan. Air berhenti berjalan membuat alfa ikut berhenti didepannya.
"Kita sudah sampai" ucap air sambil menunjuk rumahnya menjawab kebingungan alfa.
"Itu rumahnya" ucap alfa. Kini giliran air yang menuntun sampai depan pintu masuk rumahnya.
Kenapa lampunya menyala?
Apa ada budeh?
"Alfa sampai sini saja" ucapnya pelan sungkan Karena tidak mempersilhkan pria itu masuk.
Alfa hanya mengangguk lalu tersenyum. Tapi sebelum air membuka pintu alfa mencium singkat pipi tembam air.
"Dasar"
Walaupun kesal tapi air senang juga diperlakukan manis begitu. Sampai didepan pagar alfa berbalik badan melihat gadisnya sudah tidak ada. Kakinya melangkah lagi menjauh dari pagar, tapi belum ada tiga langkah ia mendengar suara jeritan dirumah gadisnya. Tanpa berfikir lagi alfa berlari ke rumah gadisnya.
"Air! "
KAMU SEDANG MEMBACA
GADIS HUJAN
RomanceBeberapa chapter diprivat, silahkan follow terlebih dahulu.. ?? "Hujan... ah betapa indahnya dia terkadang membuatku merasa senang, bahagia dan basah tapi terkadang hujan juga membuatku takut, sedih dan basah... hehhe itulah diriku apapun keadaan hu...