DUA PULUH DELAPAN

230 7 4
                                    


" Ini surat pengunduran diri "

Wanita itu meletakan amplop putih dimeja managernya. Ibu sari namanya.

" saya yakin dengan keputusan ini... Bulat malah "  lanjutnya saat melihat raut wajah atasannya bingung.

Ibu santi tersenyum kecil dan menyetujui keinginan bawahannya tanpa pusing mencari celah untuk membatalkan.

" Ibu juga mendukung kalau ini yang terbaik untukmu " ibu sari memang sudah tahu apa yang membuat bawahannya risen.

Sebelum naura keluar ibu sari memanggilnya dan mendekat.

" Naura, jika ada yang bisa saya bantu hubungi saya ya "

Ibu sari memeluk sayang naura, bagai anak perempuan sendiri. Naura sedikit terharu dengan perlakuan sari karena dia adalah atasan yang baik juga tegas.

Naura mengangguk saat pelukan mereka terlepas. Dia melangkah pergi dari ruangan itu lalu melewati kubikal teman-teman kerjanya.

Diam-diam ia tak memberitahu mereka. Dia hanya tersenyum dan beralasan tidak enak badan kepada temannya.

" Ini demi kebaikanmu, benar? " gumamnya pelan sambil melihat gedung tinggi tempatnya bekerja untuk terakhir kali.

Tekatnya sudah bulat untuk menjauhi mantan tunangannya dan segala yang berhubungan dengan dia.

Takdir pun sudah menunggu dirinya. Dia tidak mengetahui kedepannya akan seperti apa. Yang pasti, dia ingin merubah kehidupannya menjadi lebih bahagia.

Sampai kakinya melangkah didepan mini market. Sebelumnya dia sudah melamar dan diterima kerja mulai siang ini.

Keluarganya tidak ada yang tahu termasuk sahabatnya, air.

Dia menghela nafas frustasi. Biar nanti saja kalau keadaannya sudah baik.

" Permisi, mba " sapa naura pada salah satu pekerja disana.

" Iya? " tanyanya bingung namun saat melihat penampilan naura yang mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam dirinya jadi yakin

" Kamu? Pekerja baru? " lanjutnya sambil tersenyum senang.

Naura hanya mengangguk, iya. " nama saya naura "

" Azelia, panggil az aja " langsung menjabat tangan naura gemas.

" pak! Naura sudah datang! " azelia terlihat senang dengan kedatangannya, membuat ia ikut senang karena tidak terganggu.

Akhirnya mini market itu menjadi tempat kerja naura. Walau hanya sebagai karyawan rendahan namun sangat nyaman untuknya.

Disitu dia dan azelia satu shift. Hari berikutnya dia masuk pagi dan bekerja lebih keras.

Dan seumur-umur ini pertama baginya mengepel lantai. Awalnya susah namun lama-lama terbiasa juga.

" Naura! "

Suara azelia sangat cempreng tapi membuat orang disekitarnya semangat.

" aku mau pup " sungguh kenapa azelia tidak punya malu. Naura yang dengar saja malu tapi dia biasa saja.

" isssh... Pelan aja ngomongnya " desisnya gemas dengan teman yang beberapa hari baru dikenalnya.

" Iya, nanti truk barang datang dan kamu yang urusin ya! " entah itu minta tolong atau memerintah naura hanya geleng kepala melihat azelia yang berjalan cepat kedalam.

" Dasar! "

Tidak berapa lama truk yang dimaksud telah datang dan terpakir rapih di depan mini market. Ada dua lelaki masih muda turun dari truk menghampirinya.

GADIS HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang