TIGA PULUH TIGA

126 4 0
                                    

"Mba, kenapa mba rani belum bangun juga? "

Pertanyaan itu keluar dari bibir manis adiknya yang bernama lisa. Ia juga sedih sama seperti lisa yang terus menangis. Mamanya belum ketemu dan rani sudah hampir enam bulan belum siuman dari koma.

Air langsung memeluk lisa yang menangis sambil menatap rani yang terbaring koma.

Tubuhnya sangat kurus dan pucat. Hanya air infus yang masuk kedalam tubuhnya.

Flashback on

"Jika pasien bernama rani belum sadar dari komanya sampai sekarang kami... "

Dokter itu berhenti berbicara saat dokter lain yang bernama Dr. Stelf datang bersama dokter-dokter lain yang juga menangani rani masuk dan berhadapan dengannya.

Semua dokter itu memberi hormat pada air, membuat ia sungkan.

"Kami semua meminta maaf! " Dr. Stelf beserta dokter lainnya menunduk padanya

"Hanya keajaiban dari tuhan yang mampu mewujudkannya... Kami semua sudah berusaha, tapi tuan alfa... "

Air hanya memandang mereka bingung, tapi saat mereka menyebut nama alfa, air jadi sadar sedikit.

"Sudah hampir enam bulan nona rani belum sadar dari komanya, asupan gizi dan semua kebutuhan tubuhnya hanya diasupi dengan infus"

Iya, air sadar dengan tubuh rani semakin kurus karena kurangnya asupan makanan kedalam tubuhnya.

"sementara tubuh manusia agar tetap hidup sehat membutuhkan olahraga dan asupan makanan bergizi, jadi"

Dokter stelf melirik dokter lainnya untuk mendapat persetujuan dan mereka mengangguk.

"Maksudnya? "tentu saja air tidak mengerti, mereka datang mendadak dan berlaku seperti didepan nyonya besar padanya.

"Secara kasarnya, nona rani... "dokter stelf juga takut akan dirinya dipecat oleh tuan alfa tapi mau bagaimanapun kehidupan dan kematian ditangan tuhan.

Sosok wanita yang juga dokter maju selangkah menghalangi dr. Stelf " kami semua sudah berusaha semaksimal mungkin, nona rani koma atau bisa dibilang mati suri atau hidup tanpa kesadaran, dia akan mati secara perlahan.. " ucapannya terhenti saat air menatapnya kosong.

"hah? "hanya itu yang keluar dari mulutnya.

"jika dia belum sadar juga dalam seminggu ini maka kami akan mencabut alat penopang kehidupannya" ucapnya tegas

"Dr. Steilla! "bentak dr. Stelf tak terima caranya menjelaskan.

"Kenapa?! "

"Maaf nona a... "

"Dia masih bernafas! Dia hanya tertidur! "

Tiba-tiba saja air membentak mereka. Emosinya memuncak keluar tak peduli lagi kesopanan yang ditanamnya.

"nona, ka... " sebuah tamparan mendarat diwajah air. Semua yang ada disana menatap dr. Steilla horor. Jika tuan alfa tahu matilah mereka semua.

Nafas keduanya saling memburu yang satu kalut dan satunya ketakutan

"kami bukan tuhan! Kami dokter! " jerit steilla

"kalau begitu sembuhkan adikku! "merasa tak terima ditampar air mendorong wanita itu sampai terjatuh membentur meja.

"kalian orang kaya hanya bisa menyalahkan kami, tanpa tahu kalau kalian yang membuatnya parah! "

"aku hanya ingin adikku sembuh! "

"tapi kamu yang membunuhnya perlahan! "

Jeritan steilla membuat air terdiam. Ia jatuh terduduk. Lalu menggeleng tak terima kenyataan.

"kami para dokter hanya memberi yang terbaik bukan menentukan semuanya"

"dr. Steilla cukup! " bentak dr. Stelf namun dia acuhkan.

"apakah kau tahu? Adikmu terbaring tersiksa disana! Seharusnya kalian sadar dari perubahan tubuhnya yang tragis, kita hanya membunuhnya perlahan! Aku seakan sangat berdosa! Aku juga terbebani! "

Dr. Steilla menangis terisak sambil memeluk air yang juga menangis terisak.

Flashback off

Dr. Steilla benar,air harus segera membuat keputusan agar semuanya tidak semakin runyam.

"Lisa tunggu disini ya? " lisa mengangguk mengerti saat kakaknya mengangkat ponselnya yang terus berdering keluar ruangan.

"Halo"

"kau baik-baik saja? "tanya alfa cemas

"tidak juga"

"Aku akan secepatnya kesana"

"Alfa, aku tidak ..."

Belum selesai berucap sambungan dimatikan oleh alfa. Air hanya menunduk sedih lalu berbalik menghadap dinding kaca rumah sakit yang menembus pemandangan siang kota jakarta.

Dari jauh seorang wanita menatapnya nanar. Ada perasaan campur aduk tapi wanita itu bingung harus bagaimana.

Ada seorang suster keluar dari ruangan sebelahnya membawa troli berisi obat-obatan tanpa menunggu lagi wanita itu langsung bertanya "suster siapa pasien disebelah kamarku? " awalnya suster bingung lalu di tersenyum dan menjelaskan.

"oh... Gadis muda koma karena kecelakaan, kasihan dia masih sma tapi harus koma sampai sekarang"

"dan nyonya sebaiknya anda masuk saya akan mengambil sempel darah anda"

Mereka berdua masuk kedalam ruang vip itu. Tidak berapa lama alfa datang dengan terburu sambil membawa sesuatu ditangan kanannya.

"sayang! "panggil alfa khawatir sambil berjalan cepat mendekatinya.

Mereka berdua saling menatap. Air hanya diam lalu mengalihkan tatapannya kelantai. Tanpa banyak bicara alfa membawa air kedalam rawat inap rani dan langsung memeluknya erat.

"Aku akan selalu ada didekatmu, itu janjiku sayang" pandangan air tertuju pada wajah alfa yang sangat khawatir.

"Alfa... Seandainya rani tidak sadar juga..." ucapannya terhenti saat melihat lisa keluar dari kamar mandi. Ia menatap lisa nanar. Tanpa diduga lisa malah tersenyum padanya.

"Beri mba rani waktu kak, aku percaya pasti mba bakal bangun nanti" ucapnya polos.

"Lisa tolong jaga mba rani, mas mau bicara sama mba air" ijinnya sambil menggandeng tangan air keluar.

"Dasar orang dewasa" gumamnya pelan.

GADIS HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang