10. Jam Kosong

82 18 0
                                    

Latihan basket hari ini berjalan lancar seperti biasanya. Teman Giana sudah pulang dan sekarang tersisa Giana sendiri, ia menunggu Aldi di parkiran karena Aldi masih harus mengganti pakaiannya dan sedikit berbicara dengan pelatihnya.

Setelah menunggu sekitar sepuluh menitan akhirnya muncullah Aldi beserta teman-temannya yang lain. Setelah posisi Aldi semakin mendekati Giana, beberapa temannya pun mulai berpisah menuju kendaraan masing-masing terkecuali Aldi, Reno dan Kevin karena kendaraan ketiganya diparkir berdekatan.

Diam-diam Giana mencuri-curi pandang kepada Reno tetapi cowok itu tidak menyadarinya karena sibuk menanggapi beberapa celotehan Kevin. Entah ia tanggapi dengan senyuman atau dengan tawa kecil sampai membuat kedua sudut matanya sedikit mengkerut.

Senyum Giana terus menghiasi sudut bibirnya tetapi saat Reno menatapnya Giana langsung melarikan tatapannya ke sebuah pohon besar untuk menghindari tatapan Reno.

Dan akhirnya ketiganya pun tepat berdiri di samping Giana.

"Udah lama nunggunya?" tanya Aldi.

"Belum."

"Giana, pulangnya sama Kak Kevin aja. Yuk!" canda Kevin.

Giana sengaja memasang wajah cemberut, "Nggak mau ah. Nanti ujung-ujungnya malah dorong motornya gara-gara kehabisan bensin." candanya.

Giana tertawa. Ia kembali mengingat kejadian dua bulan yang lalu saat Kevin mengantarnya pulang dan berakhir dengan dirinya yang harus membantu Kevin mendorong motor. Namun, Giana tidak marah, ia justru menganggap kejadian itu adalah kejadian yang lucu. Dari sudut matanya, Giana melihat Reno juga tersenyum.

Kevin mendesah kecewa. Sambil memanyunkan bibirnya, ia pun berkata. "Yah... nggak kok bensinnya udah diisi full."

"Males." ucap Giana sambil berpura-pura ngambek.

Mendengar celotehan tak berguna antara Giana dan Kevin yang terus berlanjut, akhirnya Aldi pun angkat bicara.

"Udah diem. Giana pulangnya sama Reno yah. Soalnya gue masih ada urusan."

Mendengar perkataan Aldi sontak membuat Giana bingung. "Kok gitu? Kan tadi kita berangkatnya bareng."

Aldi menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal. "Kan gue ada urusan."

Giana pun akhirnya pasrah. "Yaudah, gapapa deh."

Aldi tersenyum. Adiknya itu memang sangat penurut dan tidak suka menuntut sifat itulah yang membuat Aldi semakin sayang kepada Giana.

"Yaudah Ren, lo anterin Giana gih. Gue liatin dari sini." ucap Aldi kepada Reno.

Reno mengangguk, ia pun naik di atas motornya dan diikuti Giana. Dan tanpa menunggu lama-lama, Reno langsung menjalankan motornya.

Aldi menatap kepergian keduanya. Setelah itu, ia berbalik dan berbicara kepada Kevin.

"Yuk berangkat." ia menepuk bahu Kevin dan segera naik ke atas motornya.

Kevin mengikuti gerakan Reno dengan naik ke atas motornya sendiri. "Langsung nih?" tanya Kevin sebelum memakai helm-nya.

Aldi yang sudah menyalakan motornya pun menoleh dan mengangguk. Setelah itu motor keduanya pun bergerak meninggalkan sekolah.

✴✴✴

"Kita lansung pulang?" tanya Giana saat mereka sudah hampir mendekati kawasan rumah mereka.

"Iya." sahut Reno.

"Kenapa?"

"Gue ada urusan."

GianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang