15. Hari Penuh Kesialan

68 13 5
                                    

Setelah selesai dengan makan malamnya, Giana buru-buru naik ke kamarnya karena jengah dengan kejahilan keluarganya yang terus-terusan menggodanya dengan Reno.

Tapi Giana beruntung, karena kejahilan keluarganya itu jarang kumat saat ada orang lain disekitar. Jadi Giana tidak perlu merasa malu di depan banyak orang.

Giana menutup pintu kamarnya dan melangkah menuju tempat tidurnya dan melanjutkan menonton drama Korea yang sempat ia tinggalkan.

Saat waktu sudah menunjukkan pukul sembilan lewat dua puluh lima menit barulah Giana selesai dengan dramanya.

Giana bangkit dan mengisi ulang baterai laptopnya lali kembali menuju tempat tidurnya.

Meraih ponselnya di nakas, ia pun segera membuka pola pengamannya.

Giana terkejut kala mendapati dua buah pesan dari Reno.

Selamat ya Giana. Gue udah
tahu kalau lo pasti menang.
; )

Sorry ya gue nggak bisa
datang. Nanti gue traktir.
Janji

Giana tersenyum lebar. Ia mengira, Reno tak akan mengingatnya karena sedang bersama Clara.

Giana ingin membalas pesan tersebut, tetapi karena pesan tersebut sudah masuk dari dua jam yang lalu jadinya Giana memilih untuk langsung menelepon Reno.

Tak lama kemudian panggilannya langsung diangkat.

"Halo Ren," ucap Giana

"Iya halo. Ini gue Clara, Gi."

Giana tersentak. Ternyata yang menerima panggilannya adalah Clara bukan Reno. Giana sudah ingin menyudahi panggilannya tapi Clara langsung berbicara duluan.

"Selamat ya Gi. Lo udah berhasil menangin lomba tadi dan sukses mengharumkan sekolah kita. Gue bangga banget sama lo. Eh, Semua orang pasti bangga deh. Hehe." ucap Clara dengan nada semangat.

"Ia makasih ya." Sahut Giana.

"Iya sama-sama. Eh Sorry ya gue nggak bisa datang,"

"Iya nggak apa-apa kok."

"Eh lo mau ngomong apa sama Reno biar nanti gue kasih tau. Soalnya dia lagi keluar cari makan." Tawar Clara.

"Eh, nggak usah deh. Nanti aja." Tolak Giana halus.

"Yaudah, sampai jumpa besok ya."

"Iya, Bye Clara."

Giana memejamkan matanya. Niat awalnya ingin berterima kasih pada Reno batal karena bukan Reno yang mengangkat panggilannya.

Sebenarnya apa yang salah dengan dirinya. Giana merasa tidak suka jika Clara dekat-dekat dengan Reno, tapi ia tak bisa melakukan apapun untuk membuat keduanya menjauh.

Giana menyimpan ponselnya di atas nakas dan memilih untuk tidur.

✴✴✴

Pada pagi harinya, Giana duduk di sofa ruang tamu bermaksud untuk menunggu Clara.

"Gi. Udah mau jam tujuh. Mending kamu berangkat sekarang." Ucap Mamanya.

"Tapi kan Giana mesti tungguin Clara." Tolak Giana.

"Tapi kan biasanya Clara datangnya jam enam. Udah mau telat loh."

Giana menatap mamanya yang sedang menyapu di dapur. Ia melirik bergantian ke arah jam tangan dan ponselnya.

"Yaudah kalo gitu Giana berangkat ya." Giana pamit dan langsung keluar dari pintu rumahnya.

GianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang