Jangan lupa Vote dan Komentar.
✴✴✴Selesai dari rumah Clara, Giana langsung pulang. Sebenarnya Clara meminta Giana untuk makan malam bersama dengan ia dan mamanya tetapi, Giana menolaknya secara halus karena sedari tadi ia belum juga mengganti pakaian seragamnya.
"Sering-sering main ke sini yah ." Ucap Larisa. Ia dan Clara mengantar Giana di depan pintu rumah sementara Giana menggunakan sepatunya.
"He he, iya tante." Jawab Giana.
Sesudahnya Giana melambaikan tangan dan berjalan keluar dari pagar rumah Clara.
Tak butuh waktu lama bagi Giana untuk sampai di rumahnya. Dan begitu sampai Giana langsung mencari keberadaan Aline dengan memanggil-manggil namanya.
"Ma! Mama!" teriak Giana saat Ia baru saja membuka pintu rumahnya.
"Iya! Aduh nih anak kenapa teriak-teriak begini sih?" protes Aline yang baru muncul dari arah kamarnya. "Kamu kenapa sih? Ada apa?" tanyanya sembari berjalan mendekati putrinya itu.
Dengan tersenyum Giana menatap mamanya. "He he, nggak ada apa-apa kok. Aku cuman iseng aja teriak-teriak mama."
"Dasar aneh." Aline terkekeh mendengar alasan Giana.
"Aneh-aneh gini kan aku anaknya mama," balas Giana.
"Tapi, anehnya bukan turunan dari mama ya tapi dari papa kamu." Ucap Aline sambil menaruh kedua telapak tangannya di pipi Giana.
"Oh ya? Kalau gitu, nanti aku tanyain ke papa ah." Lalu keduanya pun tertawa.
"Yaudah sana ganti baju udah sore nih. Cepetan terus jangan lupa sapu rumahnya."
Giana langsung berdiri tegak dan memperagakan sikap hormat karena gemas dengan perintah mamanya dan langsung mendapatkan balasan berupa sebuah cubitan di pipinya oleh Aline.
Setelahnya Giana pun bergegas menuju kamarnya dan mengganti seragamnya dengan baju santai.
✴✴✴
Saat Giana sedang sibuk-sibuknya menyapu di lantai atas tiba-tiba Aldi muncul dari dalam kamarnya sambil menggaruk-garuk kepalanya ternyata, kakaknya itu baru bangun dari tidur siangnya.
"Kenapa kepala lo? Ketombean?" ejek Giana. Sengaja memancing cek-cok adu mulut bersama Aldi.
"Enak aja lo. Kepala gue gak kayak punya lo yang jarang di keramas. Wuhhh." Balas Aldi tak kalah tajam.
"Eh, kata siapa gue jarang keramas?!" Giana mulai berapi-api sedangkan Aldi menaikkan bahunya ke atas berlagak tak acuh. "Nih ya gue kasih tahu. Memang pada dasarnya rambut itu gak boleh keseringan dikeramas karena, kepala kita itu juga memproduksi minyak yang berguna buat rambut kita. Jadi, kalo kita keseringan keramas yang ada nanti rambut kita kering terus rusak."
"Tahu dari mana lo?" tanya Aldi sambil memasang wajah meremehkan.
"Gue tahu dari TV noh! Makanya kalau nonton TV itu harus nonton acara-acara yang mendidik dan menambah wawasan. Kayak gue jadinya kan pintar. Jangan cuman nonton Spongebob doang."
Sedikit fakta.
Walau tak lama lagi Aldi akan lulus SMA tetapi, ia masih gemar menonton film dan acara kartun anak-anak di televisi. Tak jarang ia juga sampai berantem dengan Giana yang maunya nonton drama korea. Dan kalau keduanya sudah berkelahi karena remote TV maka, mereka akan saling melempar ejekan. Aldi akan mengejek Giana yang sering menangis dan senyum-senyum seperti orang gila kala menonton drama Koreanya dan Giana akan mengejek Aldi karena selera kartunnya yang sangat tidak sesuai dengan umurnya dan gayanya yang biasanya sok manly menurut Giana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Giana
Teen FictionGiana adalah gadis yang belum pernah berpengalaman memiliki pacar dan terjebak dengan perasaan suka yang telah lama ia pendam untuk sahabat sejak kecilnya, yaitu Reno. Perhatian yang sering diberi oleh Reno menjadi pemicu utama ia terus berharap pad...