Wajah bisa memasang topeng palsu tetapi, hati hanya bisa mengutarakan kejujuran.
✴✴✴
Jangan lupa Vote dan Komentar ;)
"Giana! Apaan sih pake narik-narik gue segala. Eh lo--"
"Udah-udah, masuk dulu ishh ribet amat,"
Belum selesai ucapan Olin, Giana malah mendorongnya masuk hingga terduduk di balik kemudi mobilnya. Dan setelah itu Giana membuka pintu tepat di belakang Olin dan langsung masuk ke dalam. Saat ia masuk pun Olin belum berhenti juga marah-marah padanya.
"Aduuhhh Olin, tenang dulu. Gue mau ngomong penting." Ucap Giana dengan volume suara yang lumayan besar agar bisa mengalahkan suaranya Olin dan cara itu pun berhasil.
"Oke. Guys, sebelumnya gue mau minta maaf karena gue belum sempat ceritain tentang apa yang mau gue ceritain ke kalian sekarang ini. Masalahnya gue lupa mulu mau cerita sama kalian." Ucap Giana dengan sedikit kekehan di akhir kalimat.
Sekarang semua perhatian sudah terfokus sepenuhnya pada Giana.
"Yaudah lanjutin ceritanya." Ucap Dilla.
"Jadi gini, cowok yang tadi hampir nyenggol mobil Olin, dia itu temennya Kak Aldi. Mungkin kalian agak asing sama mukanya soalnya dia juga baru pindah ke sekolah kita sekitar lima bulan yang lalu dan dia juga jarang berkeliaran di kantin dan di sekitar sekolah."
"Terus hubungannya dia sama elo apaan, Gi?" tanya Olin. "Sampe lo takut tuh cowok bakal gue omelin."
"Jadi, saat malam kita ngeliat Reno sama Clara dan setelah itu gue cabut itu gue balik ke rumah terus tiba-tiba dia datang. Oh iya namanya Kak Asta," Giana menjeda sebentar karena hampir saja lupa menyebutkan namanya Asta.
"Nah setelah itu, dia bawa gue ke tempat ngumpul kakak gue sama teman-temannya. Dan di situ gue cerita tentang kejadian di taman itu ke dia dan dia juga ngasih respon sama nasihat ke gue."
"Oh.. oh.. oh... Jadi si Kak Asta ini adalah pahlawan yang udah nyelamatin putri Giana dari patah hati ya?" goda Dilla. Seketika suasana menjadi ricuh karena Olin dan Ester pun ikut-ikutan menggoda Giana.
"Gebetan baru nih ceritanya?"
"Pantesan dia nggak mau gue omelin itu cowok,"
"Idih jangan mulai gila deh kalian bertiga. Dia cuman temennya Kak Aldi kok."
"Lah, kan Reno juga temennya Kak Aldi doang sama temen lo juga." Ucap Ester.
"Gak gitu--"
Olin menjulurkan tangannya ke belakang dan menepuk-nepuk lengan Giana. "Udah Gi, kalau gitu demi gebetan lo gue rela deh mendam amarah gue. Kalau misalkan tadi dia lecetin mobil gue, juga bakal gue maafin kok. Don't worry sist."
Giana hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya menerima semua tuduhan ketiga sahabatnya itu. Ia sudah capek membela dirinya sendiri karena mereka bertiga takkan pernah berhenti mengganggu dirinya sampai kapan mereka puas melihatnya kewalahan sendiri seperti saat ini.
✴✴✴
Hari minggu ini Giana sudah bangun sejak pagi dan mengikuti kebaktian pagi. Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul dua belas siang dan Giana sedang bersantai di dalam kamarnya sambil membalas chat dari sahabat-sahabatnya yang sesekali masih senantiasa menggodanya dengan Kak Asta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Giana
Ficção AdolescenteGiana adalah gadis yang belum pernah berpengalaman memiliki pacar dan terjebak dengan perasaan suka yang telah lama ia pendam untuk sahabat sejak kecilnya, yaitu Reno. Perhatian yang sering diberi oleh Reno menjadi pemicu utama ia terus berharap pad...