"Hati tak bisa memilih kepada siapa ia akan jatuh. Lalu, siapa yang patut dipersalahkan jika yang dipilih hati bukanlah orang yang tepat?"
✴✴✴
Giana tak tahu mengapa ia melakukan hal ini sekarang. Kebingungan sendiri mencari Clara di tengah keramaian pasar malam.
Setelah mendengar apa yang diucapkan Aldi sebelumnya, entah apa yang merasuki Giana sampai ia langsung pergi ke rumah Clara dan mendapat info dari Ibunya Clara bahwa Clara pergi bersama Reno ke pasar malam ini, yang juga pernah dikunjungi oleh dirinya dan Reno.
Giana sudah hampir setengah jam mengelilingi pasar ini sampai-sampai kakinya sudah tidak sanggup lagi untuk berdiri.
"Hadeuh capek banget," keluh Giana.
Meski malam ini cukup dingin tetapi, beberapa titik keringat membanjiri wajahnya akibat harus berlari-larian dan berdesak-desakan dengan orang banyak di tengah pasar malam. Posisinya sekarang telah duduk di salah satu kursi taman di bagian timur pasar malam tersebut.
Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya dari belakang.
"Woi, Gi!"
Giana terkejut ketika berbalik dan mendapati Olin berdiri menatapnya bersama Steven - pacar Olin.
"Olin, kok bisa di sini?"
"Pengen aja, si Steven juga yang ngajakin buat ke sini." Jawab Olin, lalu ia duduk di sampingnya.
"Lo sendiri ngapain di sini?" Olin balik bertanya.
Ditanya seperti itu membuat Giana bingung alasan apa dirinya datang ke sini sendirian.
"Eh itu kayak Clara deh, sama Reno bukan sih?"
Ucapan Olin membuyarkan pikiran Giana. Giana turut mengikuti arah pandang Olin dan benar saja, tepat disalah satu bangku taman Clara sedang duduk bersama Reno.
Meski posisi bangku mereka cukup jauh tetapi mereka berdua bisa melihat Clara dan Reno yang sedang berbincang-bincang dan tampak sangat memperhatikan obrolan satu sama lain hingga tak memperhatikan sekitarnya.
Giana berdiri dan ingin menghampiri keduanya namun tangannya ditahan oleh Olin.
"Kenapa sih?" Giana menatap Olin yang masih dalam posisi duduk.
"Bentar deh, kita liatin dulu dari sini." Ucap Olin hati-hati.
Giana pasrah. Ia menuruti ucapan Olin dan duduk kembali. Saat ini hatinya sedang tidak tenang, ia merasa tak suka melihat Clara dan Reno berduaan. Dan jangan tanyakan di mana Steven sekarang karena pacar sahabatnya itu telah hilang entah kemana setelah selesai menyapanya.
"Mereka kok berduaan gitu sih?" tanya Olin.
"Gak tahu, gue ke sini juga karena penasaran sama mereka." Giana akhirnya mengatakan alasan sebenarnya pada Olin, karena tak ada gunanya juga ia berbohong tentang alasannya datang ke tempat ini.
"Perasaan ... gue jarang tuh ngeliat mereka deket gitu. Di sekolah kan Clara lebih sering main sama kita-kita." Olin mengutarakan pendapatnya.
"Kan mereka juga teman kecil jadi nggak anehlah mereka bisa deket, Olin."
Ting!
Sebuah pesan masuk di ponsel Giana dan ternyata berasal dari Mamanya yang menanyakan keberadaan Giana saat ini.
"Gi! Gi! Liat tuh." Olin berucap heboh sambil menguncang-guncang tangan kiri Giana. Giana yang baru saja mengirim balasan pada Aline langsung menyimpan ponsel ke dalam saku celananya dan kembali memandangi Clara dan Reno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Giana
Teen FictionGiana adalah gadis yang belum pernah berpengalaman memiliki pacar dan terjebak dengan perasaan suka yang telah lama ia pendam untuk sahabat sejak kecilnya, yaitu Reno. Perhatian yang sering diberi oleh Reno menjadi pemicu utama ia terus berharap pad...