Aku menyukai perbedaanmu, karena kau tidak sama dengan yang lain. Itu membuat permainan ini MENARIK...
"Apa kau menyukainya bang?" Tanya Indriana membuka pembicaraan di mobil.
"Aku tidak tahu." Jawab Ferry sambil mengendarai mobil santai.
"Aku tidak tahu apa yang kau rasakan tapi dia sudah memiliki tunangan bukan?" Kata Indriana.
"Entahlah." Ferry sadar, ia bahkan tidak tau dengan apa yang ia lakukan saat ini. Hatinya meminta ia mengenal wanita itu, tapi keadaan menyuruhnya untuk menjauh. Ferry dapat kabar kalau semua dektektif yang mendekati keluarga Christhoper itu terbunuh dan ia tidak dapat informasi lebih lanjut. Membuatnya frustasi.
"Terimakasih bang, apa kau akan langsung ke kantor?" Tanya Indriana.
"Tidak, aku ingin mengunjungi seseroang. Masuklah kekelasmu"
Setelah Indriana pergi, Ferry turun dan berjalan ke salah satu gedung untuk senior di kampus itu. Saat ia menaiki tangga, ia menemukan apa yang di cari. Ia sedang duduk di tangga dengan novel di tangannya, Ferry menatapnya dari jauh dan tersenyum? Sangat sulit melihat Ferry tersenyum karena hanya ada raut wajah tajam, dingin atau datar tanpa senyum yang akan Ferry keluarkan.
Saat ia sedang memerhatikan gadis itu banyak pria yang sengaja mondar mandir dan manyapa gadisnya, membuat dia memanas.
Ferry memutuskan untuk tetap memerhatikan dari jauh.
Saat kegiatannya itu, datanglah sosok wanita yang Ferry kenal."Apa kau tidak membaca di taman atau di kelas saja?" tanya Vanesha.
"Tidak, aku suka baca di tangga."
"Hm..."
Saat Vanesha duduk di samping Cindy, ia mengedarkan pandangannya dan menemukan sesuatu yang menghangatkan hatinya. Pandangan mereka bertemu dan pria itu 'tersenyum?'
'Ah, manisnya' batin Vanesha, memang tidak ada yg bisa mengalahkan pesona Ferry.
Vanesha bangkit berdiri "aku pergi dulu yah." kata Vanesha ke Cindy dan melangkah menuju seseorang."Hm.." tanpa mengalihkan pandangan Cindy tetap membaca novelnya, dasar pecinta novel.
"Apa kau mencariku?" tanya Vanesha dengan senyumnya ketika sudah sampai di depan Ferry.
Ferry mengangkat sebelah alisnya, iya tersenyum karena merasa ia mengenal Vanesha bukan karena mencarinya.
"Tidak"
Vanesha terdiam, 'betapa bodohnya pertanyaanku, jelas dia mencari Cindy. Apa kau gila van?'
"Oh, mau menemuinya?" tanya Vanesha dengan wajah datar."Tidak, cukup melihatnya dari jarak seperti ini membuatku senang." katanya sambil menatap jauh Cindy. "Aku kembali ke kantor, aku sudah puas melihatnya. Bye" ucap Ferry sambil mengacak rambut Vanesha dan berbalik menuju mobilnya.
"Apa aku sanggup menerima perlakuanmu?" degup jantung Vanesha berdetak kencang karena usapan tangan Ferry di kepalanya dan terasa sesak karena tahu bukan Vanesha tujuannya kesini.
-------------
"Dad, akan kembali?" tanya Indriana yang sedang berada di kantin sambil memegang handphone di telinganya.
"Iya, mungkin 3 hari lagi."
"Apa kalian tidak merindukanku? Kenapa pergi lama sekali, sudah 1 minggu lebih. " kata Indriana merengek.
"Princess, aku sudah menitipkanmu pada abang-abangmu. Apa mereka tidak menjagamu?"
"Mereka menjagaku, tapi aku ingin kalian." kata Indriana "Apa aku mencari pacar saja?" Tanya Indriana memancing Ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Embun dan Senja (hiatus)
RomanceKarena Embun punya cara sendiri untuk mendinginkan, dan Senja punya cara sendiri untuk menghangatkan.