Setelah mereka menapaki lantai 2 lalu turun memakai lift, berpapasan kedua kalinya dengan Baekhyun tanpa ada pertanyaan maupun jawaban.
Saat Chanyeol dan Suzy tiba di lantai 1 dan mendapati kembali sorotan warga rumah sakit. Akhirnya mereka berhenti di pintu utama rumah sakit.
Menunggu hingga beberapa detik.
Mobil lamborghini milik Park Chanyeol datang dibawa oleh seorang valet. Chanyeol memberi uang tip lalu membuka pintu khusus untuk Suzy dan giliran dirinya masuk dengan larian kecil. Agar Suzy tidak menunggu lama. Padahal hanya beberapa detik. Apa itu lama?
--
Di dalam ruang melati 1, Baekhyun terlihat melototi geram kepada pasien di kamar ini. Yang tertinggal sendiri, Sehun.
"Lo kenapa ga bilang karna cariin Suzy semaleman sampe kecelakaan gini hah..!"
Baekhyun meminta penjelasan menatap kearah muka Sehun yang menatap jendela."Lo diem aja. Ini urusan gue..!" Jawab ketus Sehun tanpa melepas pandangnya ke jendela.
"Jadi cowok harus gentle, HEH! Liat mata gue SEHUN..!" Serongot Baekhyun pake kuah.
Emak-emak dasar cabe, batin sehun
Sehun perlahan memalingkan kepalanya dan berpapasan dengan wajah geram Baekhyun. Ia mematahkan kepalanya lemah lalu tersenyum paksa bagai yeoja tengah menggoda namja nya.
"Gue udah gentle kok.." Nadanya menyerupai suara yeoja yang tersipu malu.
Plakkk
"Otak lo konslet." Gumam Baekhyun beranjak berdiri.
"Pergi sana lo..! Cihh, emang gue apaan sampe lo tampar gitu aja..!"
Baekhyun meninggal Sehun dengan sepatah kalimat "Lo belum sadar kalau gue peduli" Hanya saja karna ucapan Baekhyun terlalu pelan dan jaraknya sudah jauh. Sehun tidak menangkap kalimat dari sahabat dekatnya.
Beberapa jam berlalu, mentari menenggelamkan sinarnya di bumi dan langit berubah gelap.
Sehun yang merasa kesepian.
Dia menekan sembarang tombol darurat.
Lalu salah seorang suster datang.
"Sus..diamlah disitu, saya ingin tidur. Jangan kemana-mana sebelum saya benar-benar tidur" Kata Sehun penuh penekanan.
Suster sempat bingung dengan pinta pasien satu ini dan ia membuka mulutnya setelah beberapa puluh menit berlalu "Eh, anda takut tidur sendirian?" Sehun terlihat tak bergeming, ia tertidur dengan pancaran sinar di mukanya dalam pandangan suster.
Jaga malem lumayan.. bisa nemenin pasien seganteng ini, batin suster.
--
Guan Lin mengemudi seakan ia berada pada lajur kereta api. Berjalan bagai ia akan mati hari ini. Jantungnya yang berguncang sama dengan setiap guncangan di jalan. Saat lampu merah menghadangnya, ia semakin gugup melihat kearah jam di mobilnya. Tinggal beberapa menit bahkan Guan belum melihat arah jalan yang menunjuk kearah bandara.
Dia kehabisan akal.
Sialan. Udah lewat dari waktu, batin guan
Lalu ia terbesit akan ide gilanya untuk menabrakkan diri ke arah pohon besar di samping kiri jalan. Sebelum Guan nekat melakukan hal yang menyangkut nyawanya sendiri. Ia menelpon kedua rekannya bergantian.
"Daniel..gue nabrak pohon" Kata Guan semakin melemah lalu menutup teleponnya dengan pura-pura. Ia mengirimi pesan yang seolah bukan dirinya lah, meminta datang ke bar kecil dalam gang sekitar bandara incheon.
Guan tersenyum menang menerima balasan Daniel yang segera akan datang.
Begitu pun Seong Wu.
Kedua temannya termakan daya tipu Guan.
Kang Daniel dan Seong Wu saling bertelepon saat menyetir menuju arah tujuan yang sama. Mereka terlihat sangat sangat panik dan ketika sampai di Bar. Bukan Guan yang ada disana, tetapi kekasihnya.
"Hello.. Urimanida..?" Seru Joy senang dikunjungi kedua teman kekasihnya itu. Ia merangkul bergelayutan di tengah kedua pria yang berdiri tidak jauh dari pintu masuk bar.
"Joy..! Apa kabar..?" Gugup Daniel sembari cengengesan.
"Lo tambah seksi..!" Kagum Seong Wu yang merasa senang dirangkul oleh model seksi.
"I'm fine, where is Guan..?" Tanyanya.
Tak ada angin dan hujan. Kedua namja mematung mendengar pertanyaan Joy. Membuat tubuh serta kulit mereka yang perlahan membeku di tempat.
Seong Wu mengajak Daniel untuk saling pandang diarah belakang punggung Joy. Mereka berbicara tanpa suara. Bermain tebak-tebakan dengan gerak mulutnya masing-masing. Joy yang menyadari tingkah kedua pria disampingnya. Ia segera memegang dengan bentuk telapak mewadahi belakang kepala mereka dan mendorongnya kearah depan. Tanpa kelembutan, lalu keduanya terhentak sakit. Menatap bersama kearah yeoja bagai mak lampir yang akan melahap mereka.
Keduanya berharap waktu terhenti disini. Tapi kenyataan membuktikan bahwa jam masih berdenting.
--
Park Chanyeol tak henti menjaga dan merawat Suzy secara gamblang. Setelah mereka beranjak dari rumah sakit. Mobil yang dikemudikan Chanyeol tidak langsung berarah ke rumah Suzy. Mereka makan siang di sebuah restoran terkenal di Itaewon pada saat pukul 1. Tidak menghabiskan waktu lama, hanya 1 jam mereka terduduk dikursi mewah restoran. Sebelum pada akhirnya harus pergi ke kediaman Suzy. Dimana sang Ayah dan Ibu Suzy telah menunggu kedatangan anaknya dan calon menantu yang dianggap kedua orang tua Suzy.
Yaitu Park Chanyeol.
Apa kabar sehun?
KAMU SEDANG MEMBACA
Admirers Like Enemies
FanfictionCerita tentang seorang Pria dan Wanita sama-sama menekuni bidang model. Mereka bukan pria atau wanita biasa, banyak sisi yang menarik untuk dilihat dari berbagai sudut pandang orang. Dan mereka sudah saling mengenal sejak masa SMA. Namun, hal itu ti...