"Aku juga menyukaimu" Jawab Suzy.
Jongin tengah berbalik menatap tak percaya yeoja di belakangnya itu mengatakan hal mustahil tentang perasaannya pada dirinya. Ia tertohok sampai mengabaikan pertanyaan berulang penjual es krim truk.
Ia berjalan menghampiri yeoja tanpa memakai alas sandal.
"Apa yang kau katakan, Bae Suzy?" Serunya.
"Eh aku salah bicara..? Apa yang aku bilang tadi memangnya, Jongin sii"
"Kau bilang menyukaiku.. Bagaimana kau bisa tahu namaku?" Gumam Jongin memasang raut wajah tertohok bingung.
"Tidak, aku bilang..aku juga menyukai muffin es krim. Kenapa? Kau lupa kau sendiri yang memberitahuku dan banyak pasangan yang menggosipkanmu. Aku tahu bahwa mereka sedang membicarakan siapa. Siapa lagi jika bukan kau" Jelas Suzy.
"Oh jadi kau tadi belum sepenuhnya mengatakan kalimat. Aku kira benar kau menyukaiku" Kecewa Jongin berbalik kembali berdiri di depan truk es krim.
Suzy terkekeh.
Ia melihat kotak yang sedikit terbuka di samping ia duduk. Kotak yang dibawa oleh Jongin. Ia penasaran dengan isinya, kemudian ia senggol sedikit penutup kotak itu. Suzy bergumam dalam hati sepatu olahraga? Sekarcas melihatnya ia langsung menatap kearah Jongin yang membawa es krim dikedua tangannya. Mereka saling tertawa bertatapan. Tak lama saat Jongin mendudukan dirinya di sisi Suzy.
"Sepatu itu untuk apa kau bawa?" Ragu Suzy sembari melahap es krim muffin nya.
Jongin menoleh dibarengi tawa "Untuk pelari. Aku baru saja menemukan yeoja yang pintar sekali berlari" Sindirnya tapi Suzy tidak peka bahwa dirinya yang disindir oleh Jongin.
"Oh.."
"Hanya itu..?"
"Aku tidak ingin mencampuri urusan pribadi orang"
"Bae Suzy.."
"Hm"
Jongin menyeka es krim diujung bibir Suzy menggunakan ibu jari kanannya "Berantakan sekali hahaha" Candanya. Ia mengemut jari yang ada sisa es krim Suzy ke dalam mulutnya.
"Eih, menjijikan" Desis Suzy menatap aneh kearah namja disampingnya.
"Manis" Goda sang namja tersenyum
Di sebrang sana. Pantai yang tadinya gaduh, kini menjadi tenang dan sunyi sesaat setelah matahari menenggelamkan sinarnya di seluk timur. Yang ramai adalah pusat kota Los Angeles. Dimana para tuan rumah maupun tourist tengah berbelanja, dinner, dan saling berteriak menikmati sumbangan lagu dari atas panggung mewah di pusat kota.
Sisi lain tepatnya, Hotel.
Oh Sehun bercengkrama dengan setiap kamar di Hotel ini. Ia gusar menanyakan apa ada yang melihat pasanganku dimana? Perasaan Sehun berkecamuk. Apalagi ditambahi kenyataan bahwa Kim Jongin selaku ketua juga belum tiba di Hotel.
Pikiran negatif terngiang dalam benaknya. Ia memutuskan pergi berlari, keluar dari Hotel dan mencari di dunia luar sana. Meskipun berjam-jam waktu yang harus dihabiskannya. Berkali-kali ia menaiki taksi dan berkali-kali ia berlari di setiap taman, gang ataupun klub. Benar, Sehun berpikiran pria seperti Jongin pasti membawa yeoja ke tempat aneh. Tidak mungkin namja seperti Jongin membawa yeoja ke Gereja.
Ia lantas kembali menaiki taksi tergesa bertanya "Excuse me, can i get me to a luxury club in LA?" Dijawab "Yes..of course" Sang sopir bergerak menancap gasnya.
--
Beberapa pria berumur matang mendatangi Suzy yang bergontay lemas karna banyak meminum alkohol. Jongin yang mengajak dan memaksa Suzy meminum-minuman seperti ini. Di klub malam mewah.
Suzy hanya diam tubuhnya di sentuh-sentuh. Ia sudah sangat pusing, kepalanya berat sampai penglihatannya sesekali kabur.
Jongin yang berada disebrangnya menunggu waktu.
Menunggu Suzy tak sadarkan diri.
Saat itulah ia akan membawa yeojanya ke dalam ruang yang lebih pribadi.
Musik berdentum kencang. Membawa sekian banyak riuhan senang bagi orang-orang yang menikmatinya. Mereka berjoget, menghentakkan kakinya seperti berolah raga. Suzy berjalan setengah sadar memakai sepatu yang diberikan Jongin. Ia menari memamerkan ketiaknya. Bagai gerakan cheerleader.
--
Wanita paruh baya tengah tertidur pulas. Tiba-tiba merasakan dadanya sangat sesak. Aliran darahnya seakan membeku tepat ditengah dada nya. Ia terisak meringis sakit, terbatuk-batuk. Pria tua yang berada di kasur yang sama itu segera mengambilkan obat dan satu gelas air putih. "Tarik nafas.." Ungkap sang pria.
Ruangan yang gelap berubah terang. Cahaya redup nan menenangkan satu persatu menyala.
Indah. Ruangan disebut kamar ini begitu indah dan cantik.
"Aku harus menghubungi anakku disana, sayang..!" Cemas wanita. Wanita ini adalah ibu Suzy.
"Park Chanyeol. Biar aku yang menelponnya"
Ayah Suzy mengambil kacamata yang tersimpan diwadahnya. Ia memakai sembari berkedip keluar dari kamar. Meraih gagang telepon di ruang kerjanya pada jam 12 malam. Waktu di China.
"Ya..?" Jawab Chanyeol disebrang.
"Chanyeol..ini ayah, apa Suzy baik-baik saja disana. Dia bersamamu kan?"
Ia bergumam dalam hati abeojii "Tentu dia bersamaku yah.. Ada apa" Hati-hati Chanyeol berucap.
"Istriku merasakan Suzy dalam bahaya.. Kau tahu kan nasib anakku jika dia didekati namja cabul?"
"Hm aku tahu yah, apa perlu aku bangunkan Suzy?"
"Baiklah tidak usah"
Tuttt
"Aku harus menjemput Suzy..!" Dalih Chanyeol bergerak keluar dari kamarnya.
Mungkin sekarang author bakal cepet updatenya berhubung lagi nganggur dirumah wkwk😂
Votmen yes^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Admirers Like Enemies
أدب الهواةCerita tentang seorang Pria dan Wanita sama-sama menekuni bidang model. Mereka bukan pria atau wanita biasa, banyak sisi yang menarik untuk dilihat dari berbagai sudut pandang orang. Dan mereka sudah saling mengenal sejak masa SMA. Namun, hal itu ti...