Part19-Sebuah Tanda

488 71 9
                                    

Jongin perlahan mendekati keberadaan yeoja tengah tertidur pulas diatas kasurnya. Ia memegang betis kaki Suzy, melepaskan sepatu olah raga yang diberikannya tadi siang. Setelah kedua sepatu berhasil ia lepas dari kaki putih Suzy. Jongin menciumi telapak kakinya, membuat sedikit geli pada alam bawah sadar Suzy.

Ia beralih ke arah wajah beningnya. Mulai mendekat untuk bersembunyi di balik helai rambut Suzy yang disekanya. Ia mencium lembut permukaan leher jenjang Suzy. Dengan sedikit memakai lidahnya yang nakal.

Setelah bibirnya selesai di area leher. Jongin menatap tubuh depan Suzy yang menonjol berada sangat dekat di depannya.

Dia sudah seperti pria tak berotak saat merobek paksa dress yang menutupi dada Suzy.

Seperti dugaannya.

Yeoja ini memakai bra hitam pekat.

Begitu menggoda, menggiurkan di mata pria hidung belang ini. Jongin mengelap bibir keringnya dengan lidah. Ia menelan salivanya berat. Tangannya yang perlahan ia letakkan diatas gundukan milik Suzy itu hampir menempel, ya memegangnya. Pikiran liar semakin berhamburan di kepala Jongin. Ia membayangi tangannya bermain kasar di setiap tubuh rinci gadis dibawahnya.

Apa yang terjadi?

--

Park Chanyeol berhadapan dengan waktu sama seperti di Korea. Ia sampai di Bandara Internasional Los Angeles pada pukul 3 dini hari.

Untung saja Dosennya yang meminta Sehun dan Suzy menjadi pasangan model, tidak sulit memberikan alamat lengkap hotel yang di tinggali mereka selama acara itu berlangsung. Chanyeol meminta taksi berhenti. Ia masuk memberikan kertas alamat kepada sopir. Memerintahkannya agar melaju sekencang mungkin. Ia mengatakan bahwa calon istrinya sedang bersama pria yang ingin memerkosanya. Dengan alasan begitu sopir mengerti dan paham betapa ia harus menyetirinya secepat kilat. Padahal tidak terlintas sedikitpun ia berpikir Suzy akan diperkosa. Ia hanya berpikir Sehun dan Suzy tengah bercinta dengan tanpa paksaan.

Chanyeol tahu bagaimana perasaan Suzy?

--

Sehun terus berkeliling di area dalam klub. Meski di dalam sini ia tidak merasa nyaman. Satu persatu orang ia tanyai, menunjukan foto Suzy tengah memakai dress hari ini. Saat ia menanyakan pada yeoja-yeoja berpakaian mini dan tipis, bukannya ia mendapat informasi. Sehun mendapat godaan dan banyak sentuhan dari yeoja yang mengagumi ketampanan dirinya. Lebih ekstrim lagi saat yeoja berparas cantik ditambahi lekukan tubuhnya yang sempurna menghampiri Sehun. Lengannya bergelayutan di leher jenjang Sehun. Ia berbicara dengan mengeluarkan efek desahan seolah dirinya mengajak Sehun bergelut dalam satu ranjang.

Beberapa detik ia sempat goyah. Hasratnya sebagai lelaki benar-benar diuji. Ia kembali sadar. Suzy yang harus segera ia temui sekarang. Ia menolak ajakan yeoja cantik yang menghimpit tubuhnya itu. Sehun mendorong halus dan berbalik meninggalkannya. Mencari seluk beluk batang tubuh Suzy dikerumunan orang berjoget. Tidak ada sosok yang dicarinya.

Matanya bertemu dengan gorden yang diatasnya bertuliskan sweetroom.

Ia menaikkan satu alisnya.

"Mungkinkah?" Gumam Sehun perlahan mendekati gorden merah bata. Ia sedikit mengintip. Ternyata ada sebuah tangga. Tangga menuju ruang bawah tanah.

Dua orang keamanan setelan hitam bertubuh kekar menghadang pergerakan Sehun yang bergerak masuk. Ia dihalangi otot lengan kedua pria berotot ini.

"Kau ingin masuk? Bayar!" Ancam salah satu pria berwajah seram. Ia menamprak di depan wajah Sehun yang memasang wajah celongo.

Sehun mengerti. Ia membayarnya dengan beberapa gepok uang ratusan ribu. Jika dihitung uang tunai yang diserahkan Sehun berjumlah 5 juta.

Dan itu masih kurang.

Sial. Batin sehun

Ia menumpuk uangnya diatas tumpukan yang tadi digenggam pria berotot. Kini uang itu berjumlah 10 juta.

Mata Sehun berkilap senang saat kedua pria ini tidak menghalangi jalannya lagi. Segera ia turuni anak tangga. Menyusuri semua ruang dibawah tanah. Terlihat bagai penjara tak ada ruang oksigen. Sehun begidik ingin keluar karna bau aneh benar-benar membuatnya mual. Ia mengapit hidungnya sampai tidak lagi bisa mencium bau. Dan matanya kembali menampaki pemandangan tak enak. Tentu saja inikan sweetroom. Banyak pria sedang bercinta di dalam kamarnya masing-masing. Ia bisa melihatnya dari kaca kecil berbentuk oval yang berada ditengah pintu besi.

Ia sedikit aneh melihat punggung pria sekilas mirip dengan Jongin. Saat ia hanya melewatinya saja. Kepalanya memutar ulang, bukan punggung pria yang aneh tetapi yeojanya. Yeoja memakai dress kuning. Dia Suzy.

Sehun berlari lagi kearah kamar itu.

Otaknya berpikir bagaimana ia bisa membuka pintu ini. Sementara disetiap pintu memakai kode sandi masing-masing. Jika mendobraknya ia tidak akan kuat. Besi dan tengkorak. Yang kalah akan hancur adalah tengkorak. Ia celinguk-celinguk mencari petunjuk. Kira-kira sandi angka apa yang akan dipakai Jongin?

Tanggal hari dimana dia berencana memerkosa Suzy. Hari ini, batin sehun

Bunyi bip bip kode dari arah luar kamar tidak terdengar oleh Jongin yang didalam sibuk menelusuri tubuh Suzy.

Sehun berlari mengeluarkan seluruh amarahnya. Ia menghantam keras kepala belakang Jongin hingga tubuh Jongin tersungkur diatas lantai. Lalu ia berjongkok diatasnya, kembali menghantam berbagai sudut di wajah Jongin. Belasan tonjokan melayang tepat di wajah Jongin. Belum lagi dari arah perutnya yang bertubi-tubi Sehun hantam dengan keras tanpa ampun.

Bonyok sudah wajah Kim Jongin.

--

Suzy tersadar. Ia melotot mendapati tubuhnya diatas kasur. Tubuh yang sudah di acak-acak. Rambutnya menyerupai bola kusut, bajunya yang tinggal sedikit karna banyak yang telah dirobek. Ia menangis kesakitan. Sesuatu dalam tubuhnya sedang ditandai. Suzy menangis sejadi-jadinya. Apa yang telah ia lewati?

Kedua pria yang bergelut kini mereret kearah Suzy disampingnya.

"Dia.. Oh Sehun yang menyentuhmu." Ungkap Jongin dengan wajah berlumuran darah.

"Ah..ANDWAE..!" Teriak histeris Suzy.

Admirers Like EnemiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang