Prolog

41.3K 2.1K 27
                                    

.
.
.

"Pada dasarnya kita memang tidak bisa 'memilih' untuk dilahirkan dari rahim siapa dan keluarga seperti apa. Tetapi kita mampu 'memilih' untuk menjadi sosok yang lebih baik dari hari kemarin atau justru sebaliknya. Dan ketika kita memilih untuk menjadi lebih baik, Allah akan memberikan ujian untuk mengetes seberapa jauh iman kita. Semakin kuat iman kita, maka akan semakin besar pula ujiannya. Tetapi jangan cemas. Karena disetiap kesulitan, pasti ada dua kemudahan. Disetiap masalah pasti ada penyelesaian.
Satu hal yang perlu diingat adalah, Allah tidak akan memberi hamba-Nya suatu cobaan diluar batas kemampuannya."

---*--*---

“Mas Iqbal, syahadat adalah sebuah perjanjian kontrak hidup antara manusia dengan Allah. Yang mana ketika kalimat tauhid itu terucap, maka seseorang udah menyadari sepenuhnya bahwa kehidupan ini adalah ciptaan dan milik Allah. Dia mengerti tujuan hidupnya hanya untuk memperoleh ridha Allah. Dan ketika seseorang itu mengkhianati komitmennya sendiri, bukankah udah jelas bagaimana pribadi yang melekat di dirinya itu?”

“Maksud kamu keseriusan saya patut dicurigakan?” tanya Iqbal karena merasa sedikit tersinggung.

“Ya... Mas, kamu aja berani mempermainkan komitmen dengan-Nya. Apalagi jika itu saya, kan? Bukankah wajar kalau saya mengeluarkan pendapat soal kepribadian kamu?”

“Kamu menolak saya karena takut saya mempermainkan pernikahan kita? Mengkhianati komitmen yang akan terjalin, begitu?”

Nayla merespon dengan anggukan. Iqbal terkekeh pelan namun tatapan matanya menyiratkan kesinisan level wahid.

“Berarti saya salah sudah mengira kamu gadis yang menjunjung tinggi hak asasi manusia. Karena dari apa yang kamu utarakan tadi, tidak lagi termasuk dalam kategori mengenai kebebasan berpendapat. Melainkan penghakiman. Menilai tanpa bukti.”

Love You Till Jannah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang