30.

13.8K 1.2K 236
                                    

Kesegaran dapat ia rasakan ketika air membasuh wajahnya. Sesudah itu Nayla meraih tissue untuk mengeringkan wajahnya yang basah sebelum hengkang dari toilet. Nayla berniat kembali ke tempat di mana Iqbal berada. Akan tetapi tepat saat dirinya baru saja keluar, langkah Nayla terhenti akibat terkejut akan kehadiran Aldi yang tiba-tiba ada di luar.

Lelaki yang mulanya bersandar di tembok itu pun mengubah posisinya jadi berdiri tegak saat mengetahui sosok yang sejak tadi di tunggunya memunculkan batang hidung.

“Nayla, kita perlu bicara.”

Nayla menundukkan pandangannya dan berkata,

“Maaf, Mas Aldi. Saya tidak bisa. Tidak selagi Mas Iqbal tak ada di antara kita, permisi.”

Nayla yang tidak ingin mencari masalah bilamana mengabulkan keinginan Aldi pun hendak berlalu pergi. Namun, suara Aldi yang terdengar tepat saat dirinya baru saja mengambil langkah, membuat Nayla jadi terhenti begitu saja.

“Ini mengenai Sheen.”

Tubuh Nayla seketika menegang.

“Saya kasihan dengan kamu. Selama ini, Iqbal pasti merahasiakannya dari kamu, kan? Nay, saya bisa memberitahu kamu banyak info tentangnya. Info yang selama ini Iqbal tutupi dari kamu. Termasuk wanita bernama Sheen, istri pertama beliau dan juga Fatimah, putri mereka.”

Putri?

Nayla membalikkan tubuhnya menghadap sosok Aldi. Wajahnya pun memucat tatkala Aldi meyakinkannya dengan berkata,

“Saya bersumpah atas Tuhan yang tunggal, bahwa saya tidak berbohong, Nay. Jadi, mari kita bicarakan ini di tempat yang lebih privasi. Saya ingin menjaga kehormatan suami kamu dari publik. Dan karena kamu adalah istrinya, saya pikir kamu berhak mengetahui hal ini.”


***


Setengah jam sudah berlalu semenjak istrinya meminta izin pergi ke toilet. Iqbal yang mulanya asyik bercakap-cakap kini mulai dilanda gusar. Pesta sudah siap dimulai namun Sang istri belum juga kembali.

Tepuk tangan riuh pun terdengar mendominasi suasana ketika semua orang yang hadir itu melihat kedatangan dua pemilik acara; yakni Bidi-- wakil direktur sebuah perusahaan dan Sang putri yang berulang tahun; Cassandra, seorang selebriti cantik yang namanya lumayan masyhur di publik.
Keduanya bertandang dengan dikawal banyak bodyguard bahkan beberapa polisi. Mereka melangkah menuju panggung. Lantas, suara MC pun terdengar,

“Tuan Bidi dan Nona Cassandra sudah tiba. Beri tepuk tangan yang lebih meriah lagi.”

Iqbal melirik arloji di tangannya lalu melihat ke sekeliling. Ia berharap Nayla ada di sekitar sini. Sayangnya, Iqbal tak kunjung menemukan sosok Sang istri di mana pun. Kekhawatiran Iqbal kian memuncak. Ia jelas takut sesuatu yang buruk sedang terjadi pada istrinya.

Memanfaatkan keadaan yang sedang riuh itu, Iqbal pun pergi meninggalkan kerumunan. Dengan feeling yang memburuk, Iqbal mencoba mendatangi Nayla ke toilet. Setelah melintasi lorong yang cukup panjang akhirnya ia tiba di sana. Iqbal menunggu di luar. Dan tatkala beberapa wanita dari dalam muncul, Iqbal sontak menghentikan langkah mereka.

“Maaf Nona, boleh saya bertanya?”

“Ya?” respon salah satu dari mereka.

Love You Till Jannah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang