The Eyes

472 46 6
                                    

Pagi hari di sebuah asrama, ah bukan asrama sebenarnya seperti rumah namun berisi beberapa kamar yang diisi satu orang perkamar. Ah sudahlah tidak perlu membahas kamarnya. Pagi pagi, ruang kamar milik seorang namja cantik sudah berisik karena debuman langkah ataupun barang jatuh membuahkan tatapan tanya dari para housemate nya.

"Hyung, apa yang kau lakukan pagi pagi buta begini?" tanya seorang namja imut bernama Kim Junsu.

"Apa kau bisa sedikit lebih pelan?" tanya si jidat eh Yoochun.

"Apa perlu bantuan?" tanya seorang namja tampan yang sedari tadi diam menatap temannya yang sibuk memindahkan beberapa barang sendirian.

"Tidak hah, ini sudahhh selesai," jawab seorang pemilik kamar tersebut.

"Sebenarnya untuk apa merapikan kamarmu yang sudah rapi itu hyung. Atau jangan jangan kau mau pindah tanpa memberi tau kami?: heboh Junsu.

"Mwo? Aniya, nanti sore adikku akan datang kemari. Kalian tidak keberatan kan menambah satu anggota lagi? Jebal, aku berjanji kalian tidak akan terganggu karena adikku ini pendiam," pinta Jaejoong pada housemate nya. Dia tidak mau tiba tiba mereka tidak menyetujui kedatangan adiknya dan mengusir adiknya. Tidak, Jaejoong tidak bisa membiarkan adiknya terlantar dijalanan.

"Aku sulit beradaptasi dengan orang baru," gumam Junsu.

"Suie, jebal ne hm," bujuk Jaejoong dengan kitten eyes minta dipungut.

"Tidak masalah, asal kau bisa menjaga adikmu selama disini," ujar sang ketua rumah ini, Yunho.

"Gomawo Yunho yah," ujar Jaejoong riang.

"Kalau Yunho sudah bilang ya kita bisa apa," ucap Yoochun diangguki Junsu.

"Jangan sedih, sebagai rasa terima kasihku karena menerima adikku sarapan ini akan kumasakkan sesuatu yang special untuk kalian," bujuk Jaejoong.

Junsu yang awalnya lemas langsung semangat. Jika Jaejoong mengatakan special maka itu akan benar benar special. Mengangguk senang dan bersiap membantu Jaejoong. Dan para suami(?) memilih masuk ke kamar dan membersihkan diri untuk berangkat kuliah.

Sedangkan para istri(?) tengah ada didapur untuk bersiap memasak. "Hyung, apa yang special hari ini?" tanya Junsu tidak sabaran.

"Hari ini kita masak bulgogi," jawab Jaejoong.

"Benarkah bulgogi hyung? Wah kau habis gajian ya?" tanya Junsu riang. Sangat jarang mereka makan sejenis daging di rumah karena selain harganya yang mahal, mereka juga orang orang yang jauh dari orang tua jadi harus menghemat keuangan dan bekerja paruh waktu.

"Tidak, aku hanya mendapat bonus dari restoran tempatku bekerja kemarin. Dan aku belikan daging untuk kalian," jawab Jaejoong.

"Wah, senangnya. Andai aku juga boleh bekerja," ujar Junsu sambil mengolah bahan bahan. Mereka bercerita sambil memasak.

"Kau harus bersyukur Suie, kau tidak perlu bekerja karena orang tuamu berkecukupan. Kau akan bisa merasakan bekerja kalau sudah lulus nanti. Kini fokus saja kuliahmu," jawab Jaejoong.

"Kau saja bisa kuliah sambil bekerja hyung, kenapa aku tidak," tanya Junsu lagi.

"Karena ekonomi keluargaku tidak mendukung di dunia yang kejam ini. Kalau aku tidak bekerja keras untuk ini, aku tidak bisa menghidupi diriku sendiri dan adikku satu satunya," jawab Jaejoong lemah diakhir.

Junsu memincing kearah Jaejoong, "sebelumnya kau tidak pernah menceritakan tentang adikmu hyung, dan sekarang tiba tiba dia akan kesini."

Menghela napas dan melanjutkan pekerjaannya, "kupikir dia bisa hidup bahagia bersama bibinya, namun ternyata tidak. Jadi dia kuminta kemari."

DBSK FANFIC COLLECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang