"Karena luka tercipta dari seseorang yang kita anggap istimewa"
☕️☕️☕️
"Kak Thipa ! Angunnn! Nanti ke secola nya teylambat" teriak gadis kecil yang tidak lain adalah Fadilla Farihan Wirda adik perempuan Althifa.
"Iyaa" jawab Althifa.
Suara gadis kecil itu begitu melengking, ya cocok deh buat alarm Althifa, haha. Langit-langit kamar sudah terlihat, Althifa mengingat kejadian saat bertemu dengan Adelard, entah asli atau mimpi dia tidak begitu yakin. Hanya saja, Althifa berharap itu bukan mimpi.
"Jam berapa sih?" Althifa mengalihkan pandangannya ke arah jam dinding kamarnya, menunjukkan pukul 6:45, sedangkan sekolah dimulai jam 7:00.
"Maaa, Thifa bakal terlambattt!!" teriak Althifa.
Lari adalah salah satu cara yang harus digunakan saat ini oleh Thifa, jaraknya tidak begitu jauh namun, tidak ada kendaraan di dekat kompleknya.
"Wahaa andai ada Adelard di sini pasti ga bakal telat" gumamnya sambil berlari.
☕️☕️☕️
Beruntung Althifa berhasil memasuki sekolah sebelum pagar di tutup, badannya yang langsing sangat mendukung untuk berlari dan ditambah lagi karena dia rajin berlari.
"Lo kayanya suka banget ya sama si kepepet" ucap Farah Alethea Kinarian -- satu-satunya temen perempuan yang Althifa punya.
"Hehe gimana lagi Far, abis gue mimpiin dia lagi" jawab Althifa.
"Aladerd itu maksud lo?"
"Namanya Adelard, Farah" jelas Althifa.
"Ha, ya, itu maksud gue, abis namanya susah di sebut sih" gumam Farah.
Tapi, perasaan Althifa itu bukan mimpi, melainkan nyata. Mimpi sebelumnya tidak pernah sepanjang itu, dan karena tadi terburu buru Althifa tidak sempat melihat cafenya.
☕️☕️☕️
Bel istirahat berbunyi, jam pelajaran pertama selesai.
"Thif, kantin yuk?" tawar Farah.
"Sip, yuk"
Suasana kantin terlihat seperti biasa, dipenuhi oleh semua siswa.
"Far, gue mau beli roti aja" ucap Althifa.
"Yauda deh, gue juga sama"
Karena tempat duduk di kantin sudah penuh semua, terpaksa mereka kembali dan memakannya di kelas.
"Althifa, lo ga salah beli roti sampe 5 jenis gitu?" Tanya Farah.
"Engga sama sekali tuh" jawab Althifa santai.
"Tapi kenapa bisa badan lo gitu-gitu aja coba?" tanya heran Farah.
"Ya mana gue tau"
Althifa membuka salah satu roti saat jalan karena bosan, kelas mereka begitu jauh dari kantin.
"Gue saranin makannya di kelas aja deh Thif, disini rame, yang ada nanti ke tabrak orang malah jatuh," jelas Farah.
"Santai aja Far"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Barista Boy(Friend)
Teen Fiction[ COMPLETED ] #403 in teenlit [17-05-2018] #132 in teenlit [22-05-2018] #1 in barista [14-07-2018] "Kalau sudah jodoh, meski dari sudut yang berbeda, mereka akan bertemu." Cafe itu terbuka lagi, perasaan ini terasa bercampur aduk menjadi satu. ...