"Jangan letakkan kesedihan di wajahmu karena kau tidak pernah sadar bahwa ada seseorang yang merasa bahagia oleh senyummu."
☕️☕️☕️
Zaki POV.
"Kak Zaki jangan sekolah dulu hari ini, kan belum sembuh, tidur aja." Ucap Zhika.
Dia adikku.
Kemarin Dokter mengatakan bahwa penyakit yang ada di dalam tubuhku kambuh lagi, beliau menyarankan untuk istirahat di rumah tapi aku bosan jika terus-terusan di rumah, lebih baik di sekolah, contohnya membaca buku di taman belakang.
Karena Zhika melarang ku untuk pergi ke sekolah aku terpaksa pergi secara diam-diam layaknya seorang pencuri. Sebenarnya aku malas melakukan hal ini tapi mau bagaimana lagi, dia memaksa ku untuk berbuat seperti ini.
"Tuan muda, lebih baik anda kembali ke kamar dan istirahat, kalau tidak Nona Zhika bisa marah nanti" ucap salah satu pelayan.
"Tidak masalah, jika dia bertanya katakan kalau Zaki pergi sekolah karena ada tugas yang ingin di kumpulkan." Jawab ku.
"Akan saya antar." Ucapnya lalu membuka pintu mobil.
Lebih baik pergi sekarang kalau tidak Zhika pasti menyadari bahwa yang di tempat tidur bukan aku melainkan guling.
☕️☕️☕️
Beruntung gerbang sekolah belum di tutup, karena waktunya sudah mepet, aku sedikit berlari dengan membawa buku kesukaanku.
Brak.
Seseorang menabrak bahu ku, sepertinya seorang cewek, rambutnya putih, seputih salju.
"Aku bantu."
Plak.
Aku menepis tangannya, bagaimana tidak? Dia akan menyentuh buku kesukaan ku, tidak ada yang boleh menyentuhnya.
"Jangan sentuh."
Aku mengutip kembali buku yang berjatuhan dan berlari meninggalkan cewek itu sendirian.
Sampai di kelas, Bu guru mengatakan ada siswa baru yang akan masuk ke kelas kami, tapi aku tidak perduli, selama dia tidak dekat-dekat denganku, itu tidak menjadi masalah.
☕️☕️☕️
Seperti biasa, setiap jam istirahat aku pergi ke taman belakang, membaca buku yang belum habis ku baca.
"Ha-hai."
Seorang cewek berdiri di sampingku, ah, rambutnya putih, sama seperti cewek yang tadi pagi. Setelah melihatnya beberapa saat aku kembali mengalihkan pandangan ke arah buku.
Dia duduk di sampingku, otomatis aku bergeser sedikit, risih.
"Baca apa?"
Sudah jelas aku membaca buku bukan? Kenapa harus di tanya lagi?.
"Buku."
Aku berharap dia cepat pergi dari sini.
"Sendirian? Di mana temanmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Barista Boy(Friend)
Fiksi Remaja[ COMPLETED ] #403 in teenlit [17-05-2018] #132 in teenlit [22-05-2018] #1 in barista [14-07-2018] "Kalau sudah jodoh, meski dari sudut yang berbeda, mereka akan bertemu." Cafe itu terbuka lagi, perasaan ini terasa bercampur aduk menjadi satu. ...