"Setiap manusia itu mempunyai titik jenuh, sabar itu ada batasnya."
☕️☕️☕️
Adelard berjalan ke ruangan milik Adila, apa yang di katakannya pada Althifa memang sedikit kejam, dia meliampaskan kesedihannya ke Althifa.
"Ck, sial," celetuk Adelard.
Klek.
"Permisi," ucap Adelard.
Adila sedang mengetik sesuatu, mungkin pekerjaannya yang lain, guru konseling sekaligus tutor memasak itu memang selalu terlihat sibuk.
"Adila," Adelard jalan ke arah mejanya, dan ternyata, kakaknya tersebut sedang bermain game.
Gayanya saja yang sudah seperti orang sibuk.
"Pak Ari! Bapak mau nikah besok?!" teriak Adelard sengaja.
"Serius Pak?" sambung Adila cepat.
Adila menyipitkan matanya ke arah Adelard setelah sadar bahwa adiknya telah mengerjainya lagi dan lagi.
"Aku batalkan sekolah ke Amerika." ucap Adelard.
"Kau, yakin?" tanya Adila.
"Itu pilihanku, jangan memaksa." jawab Adelard.
Adelard berdiri dari kursi lalu hendak keluar dari ruangan tersebut.
"Bukannya itu mimpi mu?" tanya Adila.
Adelard menghentikan kaki nya.
"Sudah ku bilang, itu bukan mimpi ku, aku hanya mengikuti keinginan Leo." jawab Adelard dingin lalu pergi meninggalkan ruangan tersebut.
☕️☕️☕️
Adelard berjalan di koridor, dia tidak ingin melihat sekolah ini lagi, muak. Entah apa yang di rencakan tuhan, dia bertemu Althifa, lagi.
Adelard menghembuskan nafas lalu kembali berjalan santai, "apa kau mempunyai masalah? ceritakan pada kami, jika kau tidak bilang, kami tidak akan tau," ucap Althifa.
Adelard memberhentikan langkahnya, "masalahku, bukan masalah kalian," jawab Adelard dengan nada dingin.
"Mau sampai kapan, kau bersikap dingin?" tanya Althifa.
Adelard tersenyum tipis lalu mengarahkan wajahnya ke depan Althifa, "lalu, bagaimana dengan sikap mu, saat Leo masih di sini?" tanya Adelard.
Althifa, terdiam, seperti membeku.
"Setiap manusia itu mempunyai titik jenuh, sabar itu ada batasnya." sambung Adelard lalu, melangkah pergi meninggalkan Althifa, lagi dan lagi.
Althifa masih diam di tempat rasanya, dia ingin mengatakan semuanya kepada Leo.
Ingin menangis dan mengadu tentang sifat Adelard kepadanya.
☕️☕️☕️
Brak.
Adelard menutup pintu kamarnya dengan sedikit kekerasan, mengganti pakaiannya lalu, berjalan ke arah dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Barista Boy(Friend)
Teen Fiction[ COMPLETED ] #403 in teenlit [17-05-2018] #132 in teenlit [22-05-2018] #1 in barista [14-07-2018] "Kalau sudah jodoh, meski dari sudut yang berbeda, mereka akan bertemu." Cafe itu terbuka lagi, perasaan ini terasa bercampur aduk menjadi satu. ...