enem

165 27 8
                                    

"Satya?" Ucap Aluna refleks sambil menatap kearah dua lelaki yang mengobrol itu. Yang membuat keduanya menoleh dengan kerutan di dahi. Orang yang disebut Aluna dengan panggilan Satya pun langsung meninggalkan tempatnya mengobrol dan membuat teman lelakinya bingung. ini cewe kenal Satya? ucap lelaki itu di dalam hati.

"Eh Sat, mau kemana lo?" Ucap lelaki itu.

"Bolos!" Teriak Satya yang sudah berada di luar kelas X IPA 1.

"Gila tuh anak, baru hari pertama masuk udah bolos aja" Gerutu lelaki itu. Beberapa saat kemudian ia tersadar ada perempuan asing disampingnya.

"Eh, hai!"

"Hai," Balas Aluna pelan.

"Kenalin, nama gue Fahri," Ucap Fahri memperkenalkan dirinya sambil mengulurkan tangannya pada Aluna.

"Gue Aluna," Balas Aluna singkat tanpa memperdulikan tangan yang ada dihadapannya.

"Cuek abis" Ucap Fahri dalam hati menggerutu.

"Eh lo mau duduk di sini sama siapa?" Tanya Fahri. Yang hanya dijawab Aluna dengan mengangkat bahunya tidak tahu.

"Sama gue aja, mau? Gue juga belum kenal siapa-siapa di kelas ini." Tawar Fahri, Aluna pun langsung mengalihkan pandangannya kepada kedua temannya, Vera dan Abel yang berada di belakang bangkunya untuk dimintai persetujuan apakah ia harus duduk dengan lelaki itu. Yang spontan dijawab kedua temannya dengan anggukan.

"Yaudah lo duduk sana, daripada gaada temen bangku." Ucap Abel. Yang membuat Aluna akhirnya menyetujui dan duduk bersama Fahri. Aluna pun menduduki bangkunya sambil bermain ponsel mengecek instagram dengan scroll ke bawah terus menerus karena ia bosan yang dilihatnya hanya itu-itu saja. Terkadang ia tersenyum tipis saat melihat postingan akun instagram meme.

Selagi Aluna sibuk dengan ponselnya, Fahri pun dilanda bosan dan memutar badannya untuk berkenalan dengan dua perempuan di belakangnya. Menurutnya ia harus mendapatkan banyak teman selagi menempuh pendidikan. Ia juga percaya bahwa masa-masa SMA adalah masa paling indah. Agar bisa dikenang serta diceritakan kepada anak cucunya kelak saat ia sudah memasuki usia tua. Menceritakan canda tawa saat bersekolah, bolos pelajaran, dan dihukum guru killer merupakan impian Fahri sedari dulu karena di masa tua ia tidak akan bisa mengulang kejadian semasa sekolah.

"Lo kenal sama temen gue tadi?" Tanya Fahri yang sudah menyelesaikan sesi berkenalan.

"Siapa?" Tanya Aluna pura-pura tidak tahu.

"Yang tadi ngobrol sama gue, si Satya. Setau gue dia gapunya temen cewek deh." Terang Fahri yang membuat Aluna gelagapan, tentunya ia tidak bisa menceritakannya.

"Oh, dia itu..." Ucap Aluna menggantung, Fahri tentunya gemas dan kepo setengah mati.

"Dia itu?" Ulang Fahri.

"Dia-" Ucapan Aluna terpotong karena suara bel masuk pelajaran jam pertama sudah berbunyi yang membuat ia menghela nafas lega. Dewi fortuna saat ini sedang berada di pihaknya.

Guru yang mengajar pelajaran pertama pun sudah masuk tepat waktu setelah bel berbunyi. Memang di SMA Mahakam memiliki peraturan yang sangat ketat. Bukan hanya murid yang tidak boleh terlambat masuk jam belajar. Guru pun tidak diperbolehkan terlambat masuk jam mengajar, semuanya sudah dikondisikan dengan adanya CCTV di setiap kelas. Sehingga semua bukti apabila ada yang melanggar terekam dengan baik. Apabila guru terlambat masuk maka akan ada pemotongan gaji. Karena merupakan sekolah swasta sehingga peraturan dibuat oleh pemilik Yayasan yang kebetulan pemilik Yayasan SMA Mahakam adalah pribadi yang disiplin.

Merasa pertanyaannya tak akan dijawab, Fahri pun pasrah dengan masih mengganjal perasaan kepo dalam dirinya. Mulai fokus pada perkenalan tiap-tiap murid yang berada di kelas X IPA 1 dilanjutkan dengan pemilihan koordinator kelas. Mulai dari ketua kelas, wakil ketua, sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi.




Hai!

27 April 2018

IF I CANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang