EPILOG

115K 4.1K 71
                                    

READY? VOTE DULU :)

1000+vote dan komentarnya untuk EPILOG ini yaaaa...

AYO SEMANGAT!!!

***

Playlist

Zayn - Let Me

***

Sejak tadi malam hingga pagi hari ini, Keira tak henti-hentinya mengembuskan napas panjang dan menahan rasa sakit pada area perutnya. Beberapa kali juga mencengkeram tangan Dirga dengan keras karena ia sudah tidak bisa menahan lagi rasa sakitnya. Kontraksi yang dialami oleh Keira belum juga usai. Ia merings, menggigit bibir bawahnya, dan kadang juga menangis. Tetapi, Dirga selalu mengusap kedua pipi Keira dengan lembut kala istrinya itu sudah menangis menahan rasa sakit. Dirga tak pernah berpindah tempat dan selalu berada di samping Keira. Mengusap punggung wanita itu dengan sayang agar rasa sakitnya berkurang. Sebelumnya, Dokter Tania sudah memberikannya obat penguat, tetapi sepertinya obat itu sudah tidak bisa menahan lagi.

"Masih sakit?" tanya Dirga yang sama sekali membuat Keira tak menjawabnya.

Keira hanya meringis kesakitan seraya menganggukkan kepalanya. Kelahiran anak yang pertama ini benar-benar menyiksanya.

Di dalam ruang rawat Keira juga sudah ada ayah Dirga dan juga Kesha bersama dengan Agil yang selalu menjadi penghibur bagi Keira. Ia sangat beruntung akan kehadiran Agil, jika anak itu tidak ada, maka Keira tidak tahu harus bagaimana lagi.

Keira kembali meringis kesakitan dan menggenggam erat tangan Dirga dengan kuat-kuat. Rasa sakitnya semakin menjadi dan ia sudah tak tahan lagi. Tetapi, Keira tidak menyerah begitu saja. Karena ini semua demi anaknya.

"Digaaa..." Keira melirih kesakitan saat memanggil suaminya. "Sakit banget."

Dirga sama sekali tidak bisa melakukan apa-apa lagi selain memberikan kekuatan kepada sang istri. Ia juga tidak tahu apa yang harus dilakukannya agar Keira tak merasakan sakit lagi. Benar-benar membuat Dirga kebingungan.

Perlahan, air mata Keira kembali turun membanjiri kedua pipinya. Tangis kesakitan sudah tak bisa ditahan lagi. Sedangkan Dirga, hanya memeluk tubuh istrinya dengan erat seraya membiarkan pakaiannya yang diremas-remas oleh Keira. Wanita itu membenamkan wajahnya di dalam pelukan Dirga karena rasa sakit yang melebihi rasa sakit sebelumnya.

"Panggil dokter aja sekarang, kak." Tawar Kesha yang langsung saja meninggalkan ruangan rawat Keira dan menitipkan Agil kepada ayah Dirga.

Selang beberapa menit kemudian, Dokter Tania dan seorang perawat datang lalu memeriksa kondisi Keira.

"Kita coba lihat lagi ya, bu." Ucap Dokter Tania yang meminta Keira untuk berbaring lagi.

Raut wajah Dokter Tania sangat serius saat memeriksa Keira. Pada detik selanjutnya, Dokter Tania tersenyum kepada Dirga. "Kita bisa ke ruang bersalin sekarang."

Karena kondisi Keira yang sangat tidak memungkinan untuk menggunakan kursi roda, jadi, sang dokter memanggil beberapa perawat dan membawa ranjangnya menuju ruang bersalin. Selama perjalan menuju ruang bersalin, Dirga tak pernah melepaskan genggamannya. Ia menguatkan dan juga menenangkan Keira.

Ada dua perawat yang sudah bersiap di dalam ruangan bersalin itu, dokter menyuruh Dirga untuk menggunakan pakaian serba hijau dan masker. Dirga menurut saja, dan ia kembali berada di samping Keira setelah beberapa saat lalu memakai pakaian serba hijau.

My Hottest CHEF [OPEN PRE-ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang