READY? VOTE DULU 😘
•••••
Dirga memasuki mobilnya saat meninggalkan Susi begitu saja. Ia tak habis pikir mengapa wanita itu ingin Dirga yang menjadi pendamping hidupnya. Ia juga tidak menyangka jika Susi memiliki perasaan yang melebihi dari sekadar seorang teman. Dirga masih saja mengatur napasnya karena merasa terkejut dengan pengakuan Susi barusan. Kemudian ia menyalakan mesin mobil dan melaju meninggalkan kafe tersebut.
Sepanjang perjalanan, Dirga dilema dengan apa yang harus ia jelaskan kepada Keira. Apakah ia akan menjelaskan semua ucapan Susi atau mencari alasan lain, Dirga sendiri tidak tahu. Pikirannya masih bingung harus mengatakan apa pada istrinya tersebut.
Dirga mengembuskan napas panjang ketika sampai di halaman rumah Keira. Ia masih enggan untuk turun dari mobil. Dirga masih membutuhkan waktu untuk berpikir sejenak. Ia harus memulai dari mana untuk menjelaskan semuanya. Terasa sulit jika untuk masalah ini, mengharuskan Dirga memutar otaknya agar Keira tidak salah paham. Mengingat istrinya itu sedang hamil dan pasti akan lebih sensitif. Dirga harus berhati-hati dalam menjelaskan semuanya.
Oke, inilah saatnya.
Dirga mencabut kunci mobilnya dan keluar dari mobilnya tersebut. Jantungnya berdebar hebat dan langkahnya terkesan lebih pelan dari biasanya. Sesampainya di teras rumah, ia masih belum yakin ingin masuk ke dalam rumah itu. Tangannya sedikit gemetar saat meraih kenop pintu. Dan...entah kenapa pintu rumah Keira terkunci. Membuat Dirga mengernyit karena bingung. Berulang kali juga ia mengetuk pintunya tetapi tak kunjung dapat jawaban. Kemana Keira?
"Keira..." panggil Dirga yang masih terus mengetuk pintu utama.
Karena tak juga mendapatkan jawaban, Dirga merogoh ponselnya di dalam saku dan langsung saja mencari nama istrinya. Perasaan cemas dan khawatir mulai menyelimuti Dirga, belum lagi jantungnya yang berdebar sangat kencang karena keberadaan Keira yang belum diketahui.
Tak ada jawaban. Hanya suara operator seluler yang mengatakan jika si pemilik nomor tidak bisa dihubungi. Membuat Dirga semakin kalang kabut, dan terus mencoba menghubungi ponsel Keira.
Pada panggilannya yang ke enam, sambungan telepon pun diangkat. Tetapi bukan suara Keira yang ia dengan melainkan suara Bi Iyah.
"Halo?" sapa Bi Iyah di seberang sana
Tak mau basa-basi, Dirga langsung berkata pada inti permasalahan. "Keira di mana, bi?"
"Di rumah sakit. Tadi ada anak kecil yang nggak sengaja nambrak neng Keira pakai sepedanya."
Tentu saja itu membuat jantung Dirga berdebar tak karuan, bagaimana bisa istrinya itu bisa tertabrak oleh sepeda. Jelas saja itu membuat Dirga sedikit ketakutan dengan kondisi Keira dan jabang bayinya. Maka dari itu, Dirga langsung saja bertanya kepada Bi Iyah mengenai nama rumah sakitnya.
"Rumah sakit mana, bi?" tanya Dirga yang tak sabaran.
"Rumah sakit Bunda Nanda."
Klik!
Dirga langsung saja mengakhiri sambungan telepon itu dan langsung berlari menuju mobilnya. Masuk ke dalam mobil dengan tergesa-gesa karena takut akan terjadi apa-apa dengan Keira.
Pria itu mengendari mobilnya dengan kesetanan, kecepatan penuh ia jalankan begitu saja. Bahkan ia hampir saja menabrak sepeda motor saat dipersimpangan lampu merah. Sembari mengetuk-ngetuk setir mobil dengan tangannya, jantung dan hatinya masih saja cemas dengan semuanya. Pikirannya berubah menjadi negatif dan mulai membayangkan apa yang akan terjadi dengan Keira dan bayinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hottest CHEF [OPEN PRE-ORDER]
Romance[ Mature Romance 21+ ] #9 in Romance, 23 Maret 2018 Book #1: PROSES TERBIT [ Tersisa PROLOG - BAB 4] Book #2: SELESAI [BAB MASIH LENGKAP] ••••• "Jadi..." Dirga kembali mengecup sekilas bibir Keira. "Mulai sekarang kamu milik saya seorang." ••••• Kei...