READY? VOTE DULU 😘
•••••
"Jantungku selalu berdebar sangat cepat ketika melihat sosokmu."
•••••
Pagi hari ini Keira bangun dengan rasa bahagia dan semangat yang menggebu-gebu. Bagaimana tidak hari ini adalah hari pertana bekerja sebagai sous chef (posisi di bawah executive chef yang bertanggung jawab pada semua resep) disalah satu hotel terkenal di Indonesia. Yaitu MARABELLA HOTEL & RESORT.
Karena ini adalah hari pertama ia bekerja, jadi Keira tidak ingin terlambat satu detik pun. Ia putuskan untuk segera mandi kala melihat jam dinding yang menunjukan pukul 06.00. Keira kini hidup sendiri karena kedua orang tuanya yang sudah meninggal satu tahun yang lalu. Dimulai dengan ibunya yang meninggal karen mengidap kanker rahim. Selanjutnya beberapa bulan kemudian sang ayah yang meninggal karena mengidap kanker paru. Saat itu hati Keira dan adiknya Kesha sangat terpukul. Apalagi ia kehilangan dua orang sekaligus. Meskipun begitu baik Keira maupun Kesha bisa hidup secara mandiri.
Sang adik Kesha sudah hidup bahagia dengan suaminya dan kini tinggal di Palembang. Keira tidak masalah jika sang adik mendahulu dirinya untuk menikah. Karena mereka berdua telah sepakat bahwa siapa yang mendapat jodoh terlebih dahulu, maka ia harus segera menikah. Ditambah lagi keluarga mereka tidak percaya akan mitos-mitos yang beredar bahwa seorang adik tidak boleh melangkahi kakaknya untuk menikah.
Bukan berarti Keira tidak pernah berhubungan dengan pria. Ia pernah merasakannya, sekali dalam hidupnya sebelum akhirnya disakiti. Ia harus rela menerima bahwa sang kekasih ternyata sudah memiliki istri. Itulah yang menyebabkan Keira tidak ingin menjalin hubungan apapun dengan seorang pria. Cukup sekali ia melakukan itu dan cukup sekali ia merasakan sakit hati akibat cinta. Sekarang ia akan fokus pada karirnya. Menjadi wanita karir jauh lebih baik daripada berhubungan dengan yang namanya pria.
Hanya membutuhkan waktu sepuluh menit bagi Keira untuk membersihkan tubuhnya. Kemudian ia berjalan menuju lemari pakaian dan mencari chef jacket berwarna putih yang selalu ia gunakan saat praktik sekolahnya dulu. Untung saja ia memiliki beberapa chef jacket yang tak kalah bagus dari seragam para chef di hotel-hotel.
Setelah memakai chef jacket kebanggaanya, dan tentunya dilapisi lagi oleh jaket denim, Keira pun mengambil toolbag yang berada di atas lemarinya. Lalu memulai dengan memasukkan dua buah kain lap, satu buah apron hitam, cook hat, dan dua buah pisau berukuran sedang yang mungkin akan dibutuhkannya. Tak lupa juga ia memasukkan buku catatan kecil dan pulpen. Untuk menuliskan beberapa resep baru yang akan ia dapatkan di hotel nanti.
•••••
"Jadi sebelumnya kamu tidak pernah bekerja?" Keira mengangguk kala pertanyaa dengan nada sedingin es itu memasuki kedua telinganya. "Seharusnya kamu tidak bisa saya terima. Karena hotel kami hanya membutuhkan chef yang berpengalaman."
Keira bergeming, ia lebih memilih memandangi beberapa berkas lamaran dan daftar riwayat hidupnya di baca oleh Executive Chef yang terlihat masih muda, namun bertingkah angkuh dan dingin. Sesekali juga ia melirik papan nama yang berada di bagian kanan dadanya.
Dirga Adijaya Sadewa, gumam Keira sangat pelan.
Kesan pertama yang terlintas di kepala Keira saat melihat Dirga adalah; tampan, seksi abis, rahang kuat, sorot mata yang tajam, dan tentu saja tubuhnya yang atletis walaupun ditutupi oleh chef jacket yang lumayan besar. Sehingga ia tak sadar bahwa dirinya sudah menggigit bibir bawahnya seraya memandangi Dirga dari atas hingga bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hottest CHEF [OPEN PRE-ORDER]
Romance[ Mature Romance 21+ ] #9 in Romance, 23 Maret 2018 Book #1: PROSES TERBIT [ Tersisa PROLOG - BAB 4] Book #2: SELESAI [BAB MASIH LENGKAP] ••••• "Jadi..." Dirga kembali mengecup sekilas bibir Keira. "Mulai sekarang kamu milik saya seorang." ••••• Kei...