Chapter 2

10.3K 352 1
                                    

Sebelum membaca sebaiknya kasih bintang dipojok kiri bawah dulu ya.

***

Pagi-pagi sekali aku sudah bersiap untuk pergi kekantor. Seperti yang kalian tau, kalau kantor itu sangat disiplin.

Aku hanya sarapan dengan memasak spaghetti, makanan yang ada di kulkas ku sudah mulai habis, jadi sepertinya aku kan membeli bahan makanan setelah pulang kerja nanti.

Setelah selesai makan, aku langsung pergi untuk bekerja. Untungnya pagi ini aku bisa menaiki bus diawal hari, yang artinya tidak terlalu berdesak-desakkan.

Setelah sampai aku hanya melihat sedikit pegawai kantor hari ini. Apa aku datang terlalu pagi?

"Hi Re!" Teriak Nancy dari dalam mobilnya. Setelah memberikan mobilnya pada seseorang, Nancy langsung menghampiriku.

"Bagaimana harimu semalam?" Tanya Nancy. Kami berjalan bersama masuk kekantor.

"Baik. Dan kau benar, dia sedikit tegas" kataku terkekeh diakhir kalimat mengikuti gaya bicaranya yang pernah ditunjukkannya padaku.

"Ku dengar kau menangis kemarin?" Hah? Dari mana dia tau?

"Kata siapa?" Tanyaku.

"Apa kau tidak sadar? Kalau kau sudah menjadi bahan gosip semalam. Seorang office girl melihatmu menangis, dan malamnya kalian pulang bersama"

What?! Berita macam apa itu? Ini semua pasti gara-gara CEO kasar itu. Aku tidak akan lagi mau pulang bersama nya! Tapi, dia juga mungkin tidak akan mengajakku lagi.

"Jangan dipikirkan. Mereka hanya orang yang kurang kerjaan, lagipula kau bisa mengadukannya pada David. Supaya mereka bisa dipecat"

"Kau memanggilnya David?" Tanyaku. Berani sekali dia menyebutnya cuman seperti itu dikantor ini.

"Maksudku Tuan David" katanya sambil menutup mulut.

"Tidak, aku tidak akan tega melihat mereka dipecat. Biarkan saja" kataku. Bagaimana mungkin aku tega membiarkan orang dipecat karena ulahku.

"Yasudah, pergilah ke tempatmu." Katanya karna dia sudah sampai diruangannya.

Aku menaiki lift bersama beberapa orang yang ruangannya ada dilantai paling atas juga mungkin.

Aku memasuki ruangan ku. Sepertinya CEO bernama David itu belum datang.

Karena dilantai atas sedang sepi, dan aku tidak melihat ada office boy atau office girl yang membawakan ku minuman jadi aku memutuskan untuk membuatnya sendiri.

"Aw!"

"Shit! What are you doing?!"

Tanpa sadar aku sudah menabrak seseorang dan mengotori pakaian nya dengan teh buatanku.

"Maaf" kataku tidak berani menatap wajah orang yang ku tabrak. Bagaimana tidak! Orang itu adalah David!

"Gadis pembohong rupanya. Ingin mencari masalah denganku?" Katanya yang langsung membuatku merinding.

"Maaf tuan. Aku tidak melihat _"

"Bersihkan jas ku sekarang juga!!" Bentaknya didepan wajahku membuat tanganku gemetar.

"I-iya tuan" kataku lirih takut dengannya. Tiba-tiba dia menahan tanganku.

"Ruanganmu pindah diruanganku" Dia menghempaskan tanganku dengan kasar lalu pergi masuk keruangannya.

Apa maksud perkataan nya tadi? Aku satu ruangan dengannya? Oh God! Apalagi ini?

Aku mengambil tasku lalu masuk kedalam ruangan David, kalau lama aku takut dia akan marah. Padahal wajahnya sangat tampan, berwibawa, dan memiliki jiwa kepemimpinan.

My Rich Husband (R.A)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang