Biasakan vote sebelum membaca•-•
***
Pagi-pagi sekali aku sudah bangun, hari ini aku harus berterima kasih pada David karna dia sudah merawatku kemarin.
"Kau sudah sehat, Vi? Maafkan aku karna semalam meninggalkan mu." Kata Ari menyesal.
"Ck, kau berlebihan, Ri. Bahkan aku sekarang akan pergi bekerja" kataku memutar bola mataku malas.
"What?! Kau baru sembuh!" Pekiknya tidak percaya. "Aku tidak apa-apa. Bye!!" Aku langsung lari agar Ari tidak bisa mencegahku.
Brukk!!
"Aww!" Pekikku saat merasakan pantatku mencium lantai. Pagi yang sial.
"Kenapa kau duduk disitu?" Tanya seorang pria yang sangat ku kenal suaranya. David. Ini kan salahnya? Kenapa dia malah bertanya, seharusnya dia menolongku berdiri.
"Tuan? Kenapa kau ada disini?" Tanyaku. "Ini tempat umum" oke, dia benar.
"Berdiri. Kau mau jadi gelandangan?" Dia benar. Lagi. Kenapa aku tidak berdiri dari tadi? Sekarang aku malah jadi pusat perhatian.
"Permisi, Tuan" aku akan ketinggalan bus kalau menunggu dia disini. "Apa aku menyuruh mu pergi?"
"Tapi aku akan ketinggalan bus, Tuan" mohonku. "Ikutlah denganku" katanya meninggalkanku. Tanpa menunggu lama aku langsung mengekorinya.
Dia membawaku ke parkiran. Apa tujuannya kesini untuk menjemput ku?-- Oh God! Aku terlalu percaya diri.
"Masuk" tanya menyuruhku memasuki mobilnya. Berasa seperti aku yang jadi bos disini.
Bahkan sudah berapa kali dia berganti Lamborghini dan aku juga sudah beberapa kali menaikinya.
"Tuan, kita mau kemana?"
"Hatimu"
"Hah?-" spontan aku menatapnya. Apa yang dia katakan? Aku langsung mencoba menetralkan detak jantungku yang berdetak kencang.
Selama perjalanan tidak ada ada lagi yang membuka suara. Hanya ada suara radio yang menemani perjalanan menuju kantor. Ya, ternyata dia membawaku kearah kantor.
Setelah sampai aku langsung keluar dari Lamborghini miliknya. Sudah terbiasa dengan tatapan sinis dari orang-orang walau sebenarnya aku masih risih.
"Ingin aku ingatkan lagi?" David yang tiba-tiba disebelahku membuatku kaget setengah mati. "Apa maksudmu?"
"Mengingat kan mereka agar tidak menggangu privasi kita" aku langsung membulatkan mataku mendengar ucapannya.
"Kita? Aku tidak merasa terganggu" dustaku. Mana mungkin aku akan membiarkan Davis mengomeli karyawan itu lagi.
Dia hanya berdehem sambil memasukkan tangannya disaku celananya. "Ya" aku mengikutinya yang masuk kedalam kantor, sedikit menjaga jarak agar tidak banyak yang membicarakan kami.
Kami duduk dimeja masing-masing. Ah ya! Aku lupa untuk berterima kasih padanya. "Tuan?" Panggilku yang hanya dibalas angkatan alis olehnya.
"Aku ingin berterima kasih karena semalam sudah merawatku" kataku kikuk. "Kau harus membalasnya"
"Ikut aku"
"Kemana?"
"Indonesia" katanya sambil menaikkan satu kakinya keatas.
"Hah? Indonesia?!" Pekikku. "Iya, kau harus membantuku di Indonesia."
"Membantu apa?"
"Makan siang nanti aku kasih tau" Aku mengangguk mengalihkan tatapanku kearah laptop.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Rich Husband (R.A)
RomanceFOLLOW DULU! BEBERAPA CHAPTER PRIVAT🖤 . . . . Tanpa basa-basi lagi, David langsung menarik Revina kepelukannya untuk bergabung bersamanya kedalam air, membuat teriakan wanita itu menggema diruangan ini. "Kau mengagetkanku!" David terkekeh lalu memb...