Prolog

2.3K 340 372
                                    

Malam yang indah. Langit begitu cerah malam ini. Aku bisa melihat dengan jelas, bintang bersinar dari teras rumahku. Bulan purnama pun menambah indahnya pemandangan malam ini.

"Hei!"

Aku begitu senang ketika mendengar suaranya. Orang yang kutunggu-tunggu akhirnya datang juga. Aku pun segera berlari ke arahnya.

"Siv, jadi?" tanyaku kepadanya.

"Jadi, dong! Yuk pergi!"

Siva adalah teman sekelasku. Malam ini kami akan mengadakan uji nyali. Tentu, tidak hanya kami berdua. Lima orang teman sekelasku lagi juga akan mengikuti uji nyali ini. Uji nyali akan diadakan di sekolah kami.

Tak membutuhkan waktu yang lama, untuk sampai ke sekolah. Sepuluh menit pun adalah waktu ideal bagiku dan Siva untuk sampai di sekolah. Semuanya telah berkumpul, ketika kami sampai di depan gerbang sekolah. Aku dan teman-temanku pun memasuki area sekolah dan berjalan ke arah kebun sekolah.

Dalam uji nyali ini, kami harus mencari sebuah bendera yang telah disembunyikan oleh Siva di dalam area perkebunan. Jurinya adalah Siva, orang yang telah menemukan bendera harus membawanya ke Siva yang berada di tengah kebun. Uji nyali ini tentunya adalah permainan individu. Tidak boleh ada yang bekerja sama dalam menemukan bendera. Orang yang paling terakhir mengumpulkan bendera akan mendapat hukuman, yaitu menginap sampai matahari terbit di dalam kelas.

Kebun sekolah kami adalah tempat yang menyeramkan. Sudah banyak isu yang mengatakan bahwa ini adalah tempat yang angker. Ditambah lagi, kebun ini berbentuk labirin yang akan menambah aura menyeramkan.

Tepat jam 12 malam, permainan dimulai. Aku dan lima orang temanku langsung berpencar memasuki kebun. Kami memasuki labirin yang berbeda-beda. Sedangkan Siva, dia berjalan menuju bagian tengah kebun.

"Akhh... buntu lagi. Gak ketemu juga lagi benderanya," ucapku kesal sambil melihat jalan yang ada di depanku buntu.

Husssh...

Angin berhembus lembut, membuatku merinding. Aku pun memutar balikkan badanku dan segera pergi dari tempat itu.

"Pergi!!!"

"Ahhhhh!!" teriakku kencang, saat mendengar sebuah suara berbisik halus ke telingaku.

Aku pun segera berlari. 'Ntah ke arah mana aku berlati, hanya saja aku terus mempercepat langkahku. Sesekali, aku melihat ke belakang untuk memastikan tidak ada yang mengikutiku ataupun melihatku bertingkah konyol seperti ini.

Bruukk...

Kakiku tersandung sesuatu. "Aduuh.." aku mengeluh kesakitan ketika melihat tanganku terluka.

"Aaaahhhhh!!!!" teriakku kencang sekaligus ketakutan melihat benda apa yang membuatku tersandung.

Siva tergeletak berlumuran darah dihadapanku. Darah mengucur deras keluar dari lehernya. Sebuah pisau telah menancap tepat dibagian tengah lehernya.  Aku melepas pisau tersebut dengan hati-hati.  Sepertinya ada seseorang yang berniat membunuh Siva.

"Apa yang kamu lakukan?"

Sebuah suara terdengar dari belakangku. Aku pun membalikkan tubuhku. Semua teman-temanku telah berkumpul dibelakangku.

"Kamu membunuhnya?" tanya salah seorang temanku.

"Apa? Itu tidak mungkin. Aku menemukan dia," jawabku.

"Terus, untuk apa kamu memegang pisau?"

"Aku menemukan pisau ini, berada dilehernya." jawabku.

Teman-temanku menatapku dengan pandangan tak percaya. Mereka seolah mengatakan akulah pelakunya.

"Jangan bergerak! Angkat tangan!"

Sebuah suara terdengar dari arah yang berlawanan. Aku memutar tubuhku. Dan melihat kerumunan polisi sudah mengacungkan senjata apinya ke arahku. Aku menjatuhkan pisau yang ada ditanganku, lalu mengangkat kedua tanganku.

Seorang polisi keluar dari kerumunan dengan membawa sebuah borgol. Aku mengenal jelas orang itu. Ya, dia adalah ayahku. Dengan raut wajah tak percaya dia memborgol kedua tanganku.

"Tapi, aku tidak bersalah! Aku hanya menemukan dia disini!" ucapku membela diri.

"Cepat jalan!" ucap ayahku sambil mendorong tubuhku dengan kasar.

Aku melihat ayahku dengan tatapan tak percaya. Bahkan dia pun tak percaya padaku.

"Anda tahu? Anda akan menyesal memperlakukan saya seperti seorang kriminal!" ucapku sambil menatap tajam matanya.

***

Ghostie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang