"Kasian ya inspektur. Punya anak bermasalah seperti dia." Salah seorang polisi mengunci sel, sambil berkata pada temannya.
Aku hanya bisa mendengus kesal. Tak ingin menanggapi pernyataan yang keluar dari mulutnya. Tenggorokkanku pun juga terasa kering. Serta keringat bercucuran keluar dari tubuhku. Udara dalam sel ini sungguh panas.
Shhhh....
Angin berhembus pelan. Tapi, bukanlah menyejukkan malah membuat keringatku semakin bercucuran. Kurasakan bulu kudukku mulai berdiri. Aku merinding! Aku segera berjalan ke pojok ruangan dan membiarkan mataku tertutup. Aku mempunyai firasat buruk tentang ini. Entah makhluk macam apa lagi yang akan muncul dihadapanku.
"Berbaliklah!!!"
Sebuah suara kembali berbisik ditelingaku.
Aku segera menutup kedua telingaku. Berusaha sekeras mungkin agar suara itu tidak memasuki gendang teligaku. Namun suara itu terus memanggilku. Semakin lama suaranya semakin pelan. Dan akhirnya tidak terdengar lagi. Aku bisa bernafas lega untuk ini.
Namun, tiba-tiba bulu kudukku kembali berdiri. Sebuah tangan dingin kini menyentuh kedua mataku yang tertutup.
"Aku butuh bantuanmu."
Suara yang sangat lembut menusuk telingaku.
"Kumohon. Pergi!" ucapku ketakutan.
Kini air mata bercucuran keluar dari mataku. Aku menangis terisak.
"Aku tidak bisa membantumu. Aku takut padamu. Kumohon, pergi! Sudah cukup aku berakhir di sel ini. Aku tidak mau juga berhubungan dengan makhluk sepertimu lagi. Aku menyesal melakukan uji nyali itu." ucapku sesenggukkan.
"Aku butuh bantuanmu."
"Aku bilang pergi!" teriakku.
"Aku butuh bantuanmu."
Aku hanya bisa menagis meraung-raung sambil mengulang-ulang kata pergi. Berbagai peristiwa kelam mulai menggentayangi pikiranku.
"Hei, dia kenapa?"
Aku bisa merasakan tangan dingin yang menutup mataku menghilang. Aku segera membalikkan tubuhku. Sepertinya sosok yang berada dibelakangku telah pergi. Kini aku melihat dua orang polisi memandangiku dengan tatapan aneh. Ya, tatapan itu lagi. Tatapan yang paling kubenci.
"Kamu digentayangin oleh kesalahanmu?" tanya salah seorang dari mereka.
Aku hanya tersenyum tipis. Perlahan, aku merasakan pandanganku membuyar. Kepalaku mulai terasa berat. Dan tubuhku pun terasa lemas.
Bruuk....
Aku pingsan.
***
"Hai" sapaku sambil tersenyum manis kepadanya.
Tapi, dia hanya diam dan kembali menatapku tajam, Aku menatap balik matanya sambil berkata, "Kamu bisa melihatku kan? Aku juga bisa melihatmu. Ayo kita berteman!" ucapku sambil mengulurkan tangan.
Namun, dia tetap diam.
"Ayo kita berteman!" ucapku sambil mengguncang-guncangkan tubuhnya.
"Arghhh!!!"
Makhluk itu mendorongku jatuh. Ia mencengkram leherku dengan keras. Aku kesulitan untuk bernafas.
"Hidup!!! Hidup!!! Hidup!!!!" teriaknya dengan kencang.
"Lalisa!"
Seseorang memanggil namaku. Namun, aku tidak cukup kuat untuk menoleh. Nafasku mulai tersenggal-senggal.
"Hidup!!!"
Satu persatu makhluk seperti dia yang pernah aku temui berdatangan.
"Bunuh!! Hidup!!" ucap mereka kompak.
"Kami akan membunuhmu!!"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghostie
Horror[ Completed ] SEBAGIAN CERITA BERDASARKAN KISAH NYATA! Namaku Lalisa, aku bisa melihat apa yang tidak bisa kalian lihat. Aku kira jalan hidupku hanyalah sebagai anak indigo biasa. Tapi, ternyata aku lebih dari itu. Jalan hidupku lebih rumit. Sangat...