Rose

450 68 24
                                    


Rose POV

Kala itu langit begitu cerah. Hari Senin, tepat pukul dua siang sebuah taxi bandara berhenti di halaman sekolah kami. Aku memperhatikan taxi itu sejenak, dari kejauhan tempatku berdiri. Keluarlah seorang anak perempuan dari dalamnya. Dari wajahnya, aku dapat mengetahui dia adalah orang Asia. Mungkinkah dia dari Indonesia? Entahlah wajahnya nampak blasteran.

Sepertinya dia adalah murid baru yang dimaksud Miss Dewi saat Briefing tadi pagi. Dan katanya murid baru tersebut akan sekamar denganku. Semoga saja aku bisa berteman baik dengannya. Aku menatapnya lagi sebelum aku berbalik menuju asrama. Namun, keningku berkerut ketika melihat air muka nya. Ya, dia nampak begitu ketakutan. Entahlah, apa yang di takutkannya.

Setelah itu, aku segera kembali ke kamarku. Ku lihat Shifa dan Chen sedang duduk di kasur kosong sambil bercengkrama ria. Aku pun segera ikut menimbrung obrolan mereka. Tadinya, aku ingin memberi tahu mereka tentang anak baru yang tadi kulihat. Namun, ku putuskan untuk diam saja. Biarkan kedatangan anak baru tersebut menjadi surprise bagi mereka.

Selang beberapa menit kemudian pintu kamar kami diketuk. Mungkinkah si anak baru tersebut? Chen pun berteriak menyuruh seseorang yang mengetuk pintu kami masuk. Pintu pun terbuka dengan perlahan. Dan ternyata memang benar dugaanku, anak baru yang tadi kulihat kini berdiri diambang pintu.

Kami pun berkenalan. Ternyata namanya Lalisa. Dan dia orang Indonesia juga. Senang sekali aku mendengarnya. Dia tampak begitu ramah, atau itu hanya karena perkenalan saja? Entahlah.

Ada hal yang membuatku sedikit terganggu saat perkenalan itu. Shifa bilang bahwa ia pernah melihat wajah Lalisa. Katanya dalam sebuah artikel. Yang membuatku agak sedikit terganggu adalah artikel pembunuhan. Ya, Shifa mengatakan bahwa ia pernah melihat wajah Lalisa dalam sebuah artikel pembunuhan. Dan itu membuat suasana sedikit canggung. Dapat ku lihat air muka Lalisa menyiratkan kekhawatirannya.

***

Hari-hari pun berlalu, dan sesuai dengan harapanku aku dan Lalisa berteman dengan baik. Bisa dibilang kami sangat akrab. Ternyata dugaanku benar. Dia bukan anak yang ramah. Itu hanya terjadi pada masa awal dia menjadi anak baru. Setelah aku mengenalnya, dia tampak begitu menyebalkan. Namun, itulah yang membuatku dapat berteman baik dengannya. Aneh bukan?

Tapi, semakin aku dekat dengannya. Semakin aku mengetahui dia adalah anak yang aneh. Dia sering merasa ketakutan sendiri, tubuhnya juga sering sekali bergetar hebat secara tiba-tiba, dia juga sering berbicara sendiri, dan juga dia sering sekali terkejut secara tiba-tiba padahal tidak ada yang mengagetkannya.

Yah, aku tidak terlalu ambil pusing dengan sikapnya itu. Mungkin saja dia satu spesies dengan Kim Taehyung. Salah satu member BTS yang terkenal dengan keanehannya. Bahkan fans sampai menyebutnya dengan alien.

***

Kalian tahu? Akhir-akhir ini aku semakin penasaran dengan sosok Lalisa. Dia bukan hanya sekedar aneh di mataku. Aku menarik ucapanku, dia tidak satu spesies dengan Kim Taehyung. Aku rasa ada sesuatu yang dia sembunyikan. Sebuah rahasia yang aku yakin dia tidak ingin orang lain mengetahuinya. Termasuk aku.

Awalnya ku kira dia orang yang pelupa. Dia sering kali lupa dengan kejadian kemarin. Awalnya juga ku kira dia hanya orang yang pura-pura melupakan sesuatu. Aku sering melihat dia berada di suatu tempat pada siang hari, tapi ketika aku menanyakan apa yang dia lakukan di tempat itu pada malam harinya, dia malah berkata bahwa dia tidak mendatangi tempat tersebut. Padahal jelas ku lihat, dia mendatangi tempat itu.

Ghostie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang