Hari Minggu, Pukul 06.00
Tak terasa sudah hampir seminggu aku bersekolah disini. Kini aku sudah bisa beradaptasi dengan baik. Dan selama seminggu ini pun aku belum melihat kembali penampakan, setelah kejadian mati lampu tersebut.
Aku juga sudah mengetahui seluruh jadwal kegiatan dari pagi sampai malam. Seperti pagi ini pun, seluruh siswa sudah berkumpul di lapangan sekolah. Setiap pagi, sebelum sarapan kami diwajibkan untuk jogging keliling lapangan selama 30 menit.
"Lalisa! Cepetan! Nanti ditinggalin loh!" ucap Rose kepadaku.
"Kalau mau duluan, ya duluan aja. Aku udah tahu kok lapangan sekolah dimana!" jawabku sambil mengikat tali sepatu.
" Aish! Hari minggu jogging nya bukan dilapangan sekolah!" seru Rose.
"Terus?"
" Di lapangan dekat Mall"
Setelah selesai mengikat tali sepatu, aku dan Rose segera berlari menuju lapangan sekolah. Untungnya kami belum ditinggal oleh rombongan. Setelah Mr.Dodo (Pengawas) memastikan semuanya telah berkumpul, kami pun segera berjalan menuju lapangan dekat Mall.
"Lari 5 Keliling" ucap Mr.Dodo lantang begitu kami sampai di lapangan.
Aku pun terkejut mendengarnya. Bisa kamu bayangkan pemandangan dihadapanku sekarang. Sebuah lapangan yang sangat luas. Aku tidak tahu luasnya berapa, yang jelas kamu bisa membuat sebuah perumahan kecil disana. Dan kamu bayangkan saja, kamu harus lari 5 keliling memutarinya.
"Eh, Lalisa! Ngapain bengong! Ayo lari!" seru Rose kepadaku sambil mulai jogging.
Aku pun segera melangkahkan kakiku dengan gontai untuk jogging. Tapi, belum sampai satu keliling aku sudah ngos-ngosan. Akhirnya kuputuskan untuk berjalan. Untung pengawasannya tidak terlalu ketat, jadi ketika hampir mendekati pengawas aku akan segera jogging. Setelah melewatinya, aku akan berjalan kembali.
Setelah selesai lima putaran, aku menghampiri Rose yang duduk dipinggir lapangan.
"Duh! Capek banget!" ucapku sambil berpura-pura kelelahan.
"Halah! Emang tadi aku gak liat kamu jalan?" ucap Rose sambil tersenyum sinis.
"Hahaha kamu ternyata ngeh juga ya" balasku sambil tertawa.
"Eh, itu kenapa pada ngumpul disana?" ucap Rose ketika melihat teman-teman yang lain sedang mengerumuni sesuatu.
"Kesana yuk!" ucapku sambil mengajak berdiri.
Kami pun segera berlari ke kerumunan tersebut.
"What happen?" ucap Rose sambil menarik kerah baju seorang anak laki-laki.
"Sia is sick!" jawab anak laki-laki tersebut.
Aku mengenal Sia. Dia sekelas denganku. Dan dia juga berasal dari Indonesia.
Tak berapa lama, pengawas pun datang. Sia dituntun sampai ke sekolah. Sesampainya di sekolah, Sia direbahkan di kamarku. Entah mengapa direbahkan di kamarku, padahal kamarnya ada.
"Lalisa, kamu jagain Sia ya! Ganti-gantian. Kita mau makan dulu!" ucap Chen kepadaku.
Aku mengangguk sambil tersenyum.
Akhirnya teman sekamarku pun pergi sarapan. Dan yang tersisa di asrama hanya aku dan Sia. Aku pun memutuskan untuk memberesakan meja belajarku. Selesai membereskan meja belajarku, aku kembali duduk di pinggir kasur tempat Sia berbaring.
Prettt....
Bunyi yang begitu nyaring terdengar di gendang telingaku begitu pula bau yang sangat menusuk mulai mengambil alih tempat oksigen berada dalam kamar ini.. Aku pun segera menutup hidungku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghostie
Horor[ Completed ] SEBAGIAN CERITA BERDASARKAN KISAH NYATA! Namaku Lalisa, aku bisa melihat apa yang tidak bisa kalian lihat. Aku kira jalan hidupku hanyalah sebagai anak indigo biasa. Tapi, ternyata aku lebih dari itu. Jalan hidupku lebih rumit. Sangat...