Mr. Right part 5

267 37 54
                                    

GW UPDATE LAGI, SIAPA YG SENENG HAYO???







Ahahaha ngarep ya gw.










Eh, tapi gw mau nanya. Biasanya kalian baca note yg dibawah gk?


























Abis ini ada vote. Jgn lupa comment yaa.











Karena ending beneran bergantung kalian.









Udh ah kebanyakan ngomong kan.























Enjoy guys~

Hari Sabtu.

Mulai saat ini aku mendefinisikan hari itu menjadi hari yang paling tidak kusuka. Biasanya, sebelum hari ini berganti jadwal, aku akan bangun lebih siang lalu bermalas-malasan di atas kasur sampai waktu posisi matahari berada tepat di atas kepala. Kemudian aku makan dan dilanjutkan dengan menonton tv atau bersantai ria sambil membaca novel.

Namun, semua kini telah berubah. Pukul 8 tepat aku telah mandi dan duduk di sofa tamu menunggu kedatangan seseorang yang katanya akan memberikan les privat gratis itu. Sebenarnya ini perintah ibuku yang terlihat senang sekali. Kalau bisa dibilang, ibuku telah merepotkan dirinya dengan mempersiapkan kedatangan Pak Thomas. Bahkan ibu telah memasak banyak makanan enak hari ini.

"Ish, kamu tuh. Ada guru dateng harusnya dikasih makanan enak. Biar dia betah di sini trus makin akrab juga sama keluarga kita."

"Iya, Ma."

"Nanti kamu pokoknya harus sopan. Jangan malu-maluin Mama, juga jangan nakal pokoknya."

"Iya, Ma."

"Jangan iya-iya aja. Mandi kamu sana!"

"Iya, Ma."

Kira-kira begitulah cuplikan obrolan pagi antara aku dan ibu. Kalau ayah, ya ... sudah pasti ia tak akan menolak semua keinginan ibu. Ayah hanya mengangguk di setiap perkataan ibu. Dan sinilah aku, berdiam diri menunggu kehadiran Pak Thomas.

Tok! Tok! Tok!

Sudah datang rupanya. Dengan berat hati kulangkahkan tungkaiku menuju pintu. Kubuka pintu itu pelahan menampilkan sosok berbaju kemeja dibalut sweater berwarna merah marun disertai celana jeans hitam di tubuhnya. Bedanya, kali ini sosok itu tak menggunakan kacamata. Kalau dipikir-pikir, penampilannya kini justru lebih terlihat seperti seorang pemuda yang ingin mengajak pacarnya berkencan dibanding seorang guru yang ingin mengajar.

Tiba-tiba saja, ibuku sudah berdiri di belakang dan menepuk pundakku cukup kencang yang berhasil membuatku sedikit berjengit.

"Lah, udah ada guru kenapa gak disuruh masuk? Gak sopan kamu nih," kata Ibu, "ayo, Thomas. Silahkan masuk."

Pak Thomas tersenyum kepada ibu lalu masuk ke dalam mengikutinya. "Iya, Tante. Terimakasih."

Aku mengekori mereka berdua ke ruang tamu. Ibu dan Pak Thomas terlihat asik mengobrol tanpa menghiraukanku yang ada di depan mereka. Aku sedikit mengerucutkan biburku karena mereka yang terlihat akrab, apalagi saat kulihat Pak Thomas sesekali tertawa pelan.

"Raven, Mama sama Ayah mau pergi ke rumah Bibi di luar kota. Ada yang mau Mama urusin juga, kayaknya pulangnya malem. Kamu di sini aja bareng Pak Thomas. Belajar yang bener ya, Sayang. Inget kamu udah kelas 12," kata Ibu tiba-tiba.

Thomas Brodie-Sangster ImaginesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang