Mau nanya.
Alurnya kecepetan gak sih guys?
Bingung gua.
Hehe.
Baca aja deh kalo gitu.
Enjoy~
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*Seokjin tidak melakukannya.
Setelah kalimat yang kulontarkan malam itu kepadanya, ia memberi respon yang tak terduga olehku. Untuk kesekian kalinya, senyum itu kembali mengembang di wajahnya. Aku tahu itu senyuman palsu. Tangan besarnya pun tak lepas mengacak suraiku.
Aku merasa aneh.
Seokjin sendiri yang bilang kalau ia tak akan menyentuh bibirku kalau bukan aku yang memberinya izin.
Tapi, jelas sekali ia menolaknya.
"Jangan bohongi diri kamu, Raven."
Katakan padaku. Apa yang kau pikirkan, Seokjin?
Setelah kejadian itu, Seokjin semakin perhatian kepadaku. Bahkan untuk hal sekecil apapun itu. Entahlah, aku merasa pilihanku ini adalah yang terbaik. Aku merasa egois dan juga bertindak gegabah. Namun, aku tak punya pilihan lain. Aku bertekad untuk melupakan Pak Thomas.
Benar. Aku memilih Seokjin untuk menjadi kekasihku. Ia menerimanya. Kupikir ia akan menolakku lagi. Aku bahkan tak mengerti mengapa ia masih mau terhadap orang sepertiku yang bahkan tak pernah menganggapnya lebih dari sekedar sahabat. Aku tak tahu diri dan bersalah.
Apa aku terlalu egois?
Apakah aku terlalu buru-buru?
Aku yakin iya. Namun, apa yang bisa kulakukan? Kupikir ini cara terbaik. Berharap aku bisa membuka hatiku untuk Seokjin.
"Pagi, Sayang."
Kurasakan tangan seseorang melingkar di pundakku. Senyuman hangat dari Seokjin terpampang jelas di wajahku saat aku menoleh kepadanya. Aku tersenyum membalasnya. Sedetik kemudian aku merasakan usapan di rambutku.
Saat aku memasuki kelas bersama Seokjin. Aku sudah memprediksi apa yang akan terjadi. Apalagi jika Dylan sebagai penyebab keributan mendadak di kelas. Matanya melebar seolah ingin keluar karena melihatku. Tak lupa dengan tangannya yang terlihat gemas memukul meja seperti orangtua yang bahagia melihatku seperti ini.
"PJ BISA KALI WOY!"
Jangan tanya itu siapa. Setelah teriakan itu terdengar, suasana kelasku mendadak ricuh dan mereka bergantian memberi selamat kepadaku dan Seokjin. Aneh, aku bahkan belum membuka mulutku. Oh, aku ingat. Saat kami berada di pintu kelas, Seokjin memberi kecupan ringan di keningku.
"AKHIRNYA, CINTA SEOKJIN DITERIMA YUHUUU!!!" teriak Dylan
"KOK MAU SAMA RAVEN SIH? CEWEK GALAK BEGITU JUGA. EH, TAPI GAK APA-APA. MAKAN GRATIS HABIS PULANG SEKOLAH. HOREEEE." Kali ini Jungkook bicara.
"Selamat ya kalian berdua." Kaya mengatakannya pada kami dengan senyum di wajahnya.
Seokjin tertawa canggung sambil menggaruk tengkuknya. Ia ditarik ke sana-ke mari oleh anak laki-laki lainnya serta mengucapkan selamat padanya berkali-berkali. Mukanya bahkan memerah karena menerima godaan dari yang lain. Aku tersenyum. Seokjin terlihat bahagia hari ini dan kuharap seterusnya akan begitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thomas Brodie-Sangster Imagines
FanficWritten in bahasa. Gk tau deskripsinya apaan. Semoga suka. Udh itu aja hehe. Thomas Brodie-Sangster as Himself You as Ravensia