The Truth

3.6K 152 111
                                    

Btw, ini latar ceritanya di sekolah hogwarts yak wkwk. Trus Cedric itu gw ganti jadi Dylan wkwk



Thomas Brodie-Sangster as Himself
Dylan O'Brien as Himself
You as Ravensia




Kamu adalah salah satu anak pendiam di sekolahmu. Interaksi yang kamu lakukan terhadap semua murid di sekolahmu sangat jarang kamu lakukan. Mungkin, kamu hanya berbicara kepada teman terdekatmu saja. Dia adalah Dylan O'Brien. Hampir di setiap saat kamu berada, dia selalu menemanimu. Ya. Dia adalah sahabat terbaikmu sejak pertama kali kamu menginjakkan kakimu di Hogwarts. Kamu melewati masa remaja hingga dewasa bersamanya.

Hingga suatu hari, Hogwarts menjadi tuan rumah untuk penyelenggaraan Turnamen Triwizard, sebuah turnamen yang diadakan untuk mempererat persaudaraaan antar Sekolah Sihir. Piala Api telah memuntahkan 3 nama untuk 3 sekolah, yaitu Fleur Delacour dari Beauxbatons, Viktor Krum dari Durmstrang, dan Dylan O'Brien dari Hogwarts. Di sisi lain, kamu merasa senang dan takut. Senang karena sahabatmu terpilih menjadi peserta dan takut apabila sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada sahabatmu satu-satunya.

Ketika semua orang mengira seleksi telah berakhir. Namun ternyata, Piala Api kembali memuntahkan satu nama, Harry Potter. Ya. Kamu tentu terkejut dengan nama yang baru saja dikeluarkan. Suasana mencekam di ruangan itu pun mulai terasa. Walaupun Harry adalah juniormu, kamu tetap berharap apapun yang terjadi dia bisa melakukannya dan kamu pun berusaha melupakan kejadian aneh yang baru terjadi, berharap semuanya baik-baik saja. Tak ingin terjadi keributan yang tidak jelas, beberapa guru pun menyuruh semua murid Hogwarts diperintahkan untuk pergi ke asrama masing-masing.

****************************

Perlombaan awal kali ini adalah melawan naga. Orang-orang terdekat peserta pun diperbolehkan datang ke tempat persiapan para peserta. Tentu kamu ingin bertemu Dylan untuk memberinya dukungan. Di perjalanan, kamu melihat Thomas yang sedang menyandarkan punggungnya di salah satu koridor sekolah. Ia terlihat gelisah dan mengetuk-ngetuk sepatunya. Tak biasanya ia bersikap seperti itu. Kamu pun memilih berjalan melewatinya tanpa berbicara padanya.

"Hey."

Kamu pun menoleh ke arah sumber suara. Dan berhadapan dengan Thomas, orang yang memanggil namamu. Ia masih dengan tingkah lakunya yang sama. Terlihat gelisah dan sering mengedarkan pandangannya ke segala arah.

"Ya?" balasmu.
"Eng ... aku ... kau mau kemana?" tanyanya bingung dan berusaha melihatmu.

Kamu menaikkan sebelah alismu. Bingung dengan sikapnya. "Menemui Dylan, aku ingin memberinya dukungan."

Sorot matanya pun terlihat berubah, terlihat sedih menurutmu. Entah, apa yang membuatnya seperti itu kamu tidak tahu.

"Ugh ... aku tahu ini aneh. Tapi, ku rasa, aku harus pergi. Sampai jumpa!"

Ia pun segera berlari meninggalkanmu. Kamu menggelengkan kepalamu dengan sikap anehnya dan melanjutkan perjalananmu.

****************************

Setelah kamu sampai di tempat yang kamu tuju. Kamu pun segera mengedarkan pandanganmu ke seluruh ruangan untuk mencari sahabatmu. Kamu pun akhirnya melihatnya sedang duduk terlihat seperti memikirkan sesuatu.

"Dylan!" teriakmu memanggil namanya.

Dylan pun menoleh dan memasang senyum lebar di wajahnya saat melihatmu. Ia langsung berdiri dan merentangkan tangannya. Kamu pun berlari ke arahnya dan memeluknya.

"Aku sempat khawatir kalau kau tidak akan datang ke sini." Dylan mengeratkan pelukannya.

Kamu tertawa kecil mendengarnya. "Tentu saja tidak bodoh! Bagaimana mungkin aku tidak datang ke sini untuk memberimu dukungan."

Thomas Brodie-Sangster ImaginesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang