"Pak ini keponakan saya kenapa ada disini juga ya?"
"Keponakan ibu terlibat dalam anggota geng karena geng ini sering berulah di lingkungan masyarakat." Ibu Jira mengelus dadanya karena shock.
"Wah bang Lucas jadi anggota geng kok ga ngajak Haechan sih parah si gausah kerumah lagi deh." Haechan menatap Lucas sambil membersihkan bajunya.
"Haechan sampe lo ikutan jadi anggota geng kaya mereka gue lempar baju-baju lo dari rumah, ngerti." Jira menunjuk Haechan dengan wajah kesalnya.
"Yaallah kak becanda ilah nakutin amat dah." Haechan memegang lengan Ibunya.
"Terus anak saya gimana ini pak?"
"Tanda tangan berkas saksi mata, sekalian Ibu bisa melepaskan keponakan ibu dan gengnya. Karena sisanya bakal tetap kami tahan." Jira tahu mereka sebenarnya ga bersalah lagipula gaakan merusak fasilitas yang ada dimasyarakat.
"Orangtua kamu dimana?"
"Di rumah."
Jira menahan tawa tapi mencoba untuk stay cool.
"Ya saya tahu, maksudnya alamatnya." Pak polisi tersebut mengusap wajahnya.
"Osaka, Jepang."
Jira berhenti melakukan tanda tangan pada berkasnya.
"Bapa masih tetap mau panggil orangtua saya?"
"Tanda tangan berkas dan akuin kesalahan kamu, siapa nama kamu." Polisi tersebut melempar berkas kepada pria disebelah Jira.
"Na Yuta, Nakamoto Yuta."
Jira menolehkan pandangannya kesebelah kanannya, semakin tampan jika dilihat sedekat ini.
"Jangan diliat lama-lama nanti naksir." Yuta berucap pelan seraya mengisi berkas mungkin hanya didengar oleh Jira yang sedang bersebelahan dengan Yuta. Saat itu juga, Jira membuang pandangannya.
"Ini nama geng apa ya pak?" Ibu Jira menghentikan tulisannya karena ada data yang tidak mengerti.
"Nama geng keponakan Ibu. Hei kamu, namanya apa?"
"Limitless." Lucas menjawab seadanya.
Haechan menahan tawanya, "Yaila, Limitless? kirain Limit matematika gaada yang bagus apa? Ehㅡ bagus kok." Haechan berubah haluan karena anggota geng Limitless menatap tajam Haechan.
Jira memundurkan kursinya namun terkena pada lengan ketua Limitless. "Maaf ya."
"Mampus loh kak keluar dikejar."
"Si congor kalo sel tahanan masih sisa satu, gue masukin sekarang juga."
Haechan menepuk pundak Ibunya, "Mah pulang duluan ya, bye." dan berlari keluar dari kantor polisi.
"Kalian ini dikantor polisi masih aja ribut, ayo pulang. Lucas kamu kerumah tante dulu. Makasih banyak pak." Ibu Jira menarik lengan Lucas.
Ibu Jira dan Lucas sudah melangkah keluar tapi Jira bebalik dan bertanya pada polisi yang mengajaknya ke mobil, "Pak tadi bilang gak ke mama saya kalo belanjaannya ketinggalan dijalanan?"
"Ah pihak kami sudah memberitahukannya kepada Ibu anda."
Jira menelan air liurnya, pasti Ibunya akan mengatakan 'kenapa ga muter aja kalo udah tau gangnya gelap.' masalah ini belum berakhir.
"Ah yaㅡudah makasih ya pak."
Jira berjalan gontai keluar dari kantor polisi, Ibunya dan Lucas sudah menghilang pertanda telah melangkah jauh untuk pulang.
"Dasar geng sialan, gue jadi kena masalah." Jira berakting nangis didepan kantor polisi.
"Apa? geng sialan?"
Jira tersentak namun tidak menoleh dan melanjutkan langkahnya. Apa ini karma karena suka menghina Haechan?
"Bukannya kita emang geng sialan?"
Jira semakin mempercepat langkah kakinya sambil mengeratkan cardingan putihnya.
"Seharusnya lo berterima kasih sama cewe yang didepan, karena dia geng lo bebas."
"Cuman kebetulan, ngapain berterima kasih."
"Setidaknya, ada sodara dia yang masuk geng an lo. Jadi, kalo ada masalah kaya gini lagi kan lo enak tinggal bebas."
Jira masih mendengarkan saling ejek dibelakangnya tapi dia gamau nyusahin Ibunya seandainya Lucas masih terlibat dalam geng an kaya gitu.
Beberapa saat menyelesaikan perdebatannya dengan otak, Jira menghentikan langkahnya dan memutar badannya.
"Eh kamuㅡkamu ketua gengnya Lucaskan?"
Alah kamu empet ngomongnya, pikir Jira
"Eh denger ya tolong keluarin Lucas dari geng Limit kamu itu." Jira memasukan kedua tangannya kedalam saku cardingan putihnya.
"Ngapain gue keluarin, gue maunya biar dia keluar sendiri."
"Yaudah, gue sebagai kakaknya Lucasㅡ ah engga maksudnya kakak sodara Lucas mau ngasih tau kalo Lucas keluar dari geng Limit." Jira melanjutkan perjalanannya dengan sedikit berlari dikarenakan secara tiba-tiba gerimis mulai terasa.
"Taeyong secara resmi mulai hari ini cuman punya 5 anggota." Yuta tersenyum dan menepuk bahu Taeyong dan melanjutkan jalannya bersama rekan gengnya.
"Lo pikir gue bakal iyain, Lucas keluar? kaga. Pulang lo semua." Taeyong melangkahkan kakinya meninggalkan gengnya dan berbelok kearah kiri.
Yuta berdecak angkuh, kembali menatap perempuan yang sedang berlari kecil didepannya.
"Namanya Jira ya, adiknya namanya Haechan sodaranya Lucas si geng brengsek." Yuta tersenyum dan melangkahkan kakinya untuk kembali ke rumahnya.
Sedangkan Jira Lebih baik kerumah Jihyun yang notabenya adalah teman dekat sekaligus teman kecilnya.
Tepat sekali, Jira ingin menginap sehari dirumah Jihyun dikarenakan Jira tidak mau kena imbasnya. Ibunya adalah orang yang tegas entah kesiapa aja dan Jira yakin Lucas kena sidang sama Ibunya dirumah.
Jika Jira ikutan pulang pasti Jira ikut kena sidang karena kesalahannya adalah kenapa harus lewat gang yang minim akan pencahayaan.
"Jihyun."
Jira bersuara pelan seraya menatap sepatu putihnya.
"Jihyun."
Jira menatap pintu rumah Jihyun yang sudah tertutup rapat. Jira menatap jam yang ada dipergelangan tangannya masih jam 10, Jihyun gak mungkin tidur gini hari.
"Jihㅡ"
"Ah ternyata Jira sini masuk, Jihyun tadi keluar sebentar katanya mau ketemu temennya." Jira masih menahan senyum manisnya, Jira sangat suka perilaku Ibunya Jihyun lemah lembut gak kaya Ibunya yang tegas. Tapi Jira masih cinta loh sama Ibunya jangan salah.
"Gausah tante aku disini aja."
Jaeru ㅡIbunya Jihyunㅡ tertawa dan disudahi dengan anggukan dikepalanya, "Terserah tapi nanti masuk ya udara udah dingin, tante kedalam dulu."
"Iya tante." Jira menyudahi senyumannya ketika Jaeru masuk kedalam rumah.
"Jihyun lagi gini hari mana mau ketemu temen, pacar sih iya." Jiru menggerutu sambil mengedarkan pandangannya di halaman rumah Jihyun.
"Demi apa?"
Jira bangkit dari duduknya, bukan fokus kepada Jihyun melainkan kepada seorang pria yang berada disebelah Jihyun, "Sialan ketemu lagi."
ㅡㅡㅡ
makasih banyak pergunakan kalimat positif demi kenyamanan bersama
semoga alur kali ini tidak mengecewakan kalian kedepannya ily woii♡ kkk~
KAMU SEDANG MEMBACA
badboy; nct
Short Story"Menurut gue si mending sama bang Taeyong aja cocok." ㅡ Lucas "Sebagai adik kandung gue lebih menyarankan sama bang Yuta aja." ㅡ Haechan