"Sissy." Haechan mengetuk pintu kamar Jira.
"Sissy bangun dong." Haechan mengucek matanya dan masih mengetuk pintu kamar Jira.
"Chan gue peringatin sekali lagi gue bukan Sissy, gue Jira." Jira membuka pintu kamarnya dan memandang Haechan yang masih mengantuk.
Haechan menatap Jira dengan wajah ngantuknya, "Kak temenin Chan dong tanding bola sama anak komplek sebelah."
Jira menutup pintu kamarnya dan melangkah ke dapur meninggalkan Haechan yang meminta tolong. Jira mengabaikan Haechan membuat Haechan harus mengikuti Jira.
"Kak yaallah pahala kak nemenin adiknya sendiri." Haechan terduduk di meja makan sambil menatap Jira yang masih minum.
Jira meletakkan gelasnya dan memandang Haechan, "Chan bukannya gamau nih ya. Gue males kalo nemenin tim lu kalah lagi, dua kali gue nemenin selalu kalah."
Haechan mengibaskan tangannya, "Engga, mulai nanti tim Chan gabakal kalah kak, kan kita udah mati-matian latihan."
"Iya sampe lu maen dikubangan lumpur buat rumah-rumahan iya kan."
"Mwehehe jadi malu." Haechan tertawa renyah.
"Kak temenin ya, jam setengah 7 kita disana gue mau latihan lagi, mulainya si jam 8." Haechan menuangkan air kedalam gelas dan meminumnya.
"Eh punya mata ga sekarang udah jam 7 lewat 5, bambang." Haechan menyemburkan airnya dan menatap horror jam yang tergantung di dinding.
"Mampus gue, bang Yunho pelatih gue marah-marah dah ni." Haechan berlari menarik handuk dan masuk kedalam kamar mandi.
Jira mengeluarkan jamnya yang berada di saku baju tidurnya, "Hehe masih jam 6 lewat 5 Chan padahal, tipuan mama manjur juga tuh jam kalo lagi ada acara. Bertahun-tahun itu jam emang lebih sejam baru kerasa sekarang Chan."
"Chan udah gausah luluran, percuma lu bakal ke kubangan lumpur lagi." Jira berteriak agar Haechan mendengar dari kamar mandi, ya emang biasanya Haechan suka luluran katanya bisa mulus kaya Chenle.
Jira masuk kedalam kamarnya berganti baju, ia sudah bangun sejak setengah 6 tadi karena mendengar suara mobil milik Mamanya menyala. Tandanya Mamanya harus pergi untuk menyelesaikan masalah dipengadilan.
Berkali-kali Jira menguap dan mengambil ponselnya dan membaca pesan masuk beberapa menit yang lalu.
Jihyun
Jira, semalem gapapakan gaada masalah serius? kata Tata lain kali lewat gerbang jangan lompat
06:01Gaada masalah serius kok, baik-baik aja gue lompat karena buru-buru maaf ya.
sent"Kak temenin kak." Haechan mengetuk pintu kamar Jira.
Jira memasukan ponselnya kedalam celana sport hitam strip putihnya dan memakai sweater senada dan melangkah lebih dulu meninggalkan Haechan.
"Kak gue udah ganteng belom?" Haechan merapihkan tatanan rambutnya.
Selesai mengunci gerbang rumahnya yang tinggi, Jira memandang Haechan dari atas kebawah dan memberikan jempolnya, "Lumayan dikitlah."
"Hehe, ada Lami kak soalnya." Ucap Haechan tersipu malu.
"Lah lo napa shy gitu mending dianya suka sama lo." Jira memasukan kedua tangannya kedalam sweater hitamnya dan melangkah kearah lapangan dimana Haechan akan tanding.
"Hai kak Jira." Renjun tersenyum dihadapan Jira dan terkekeh malu.
"Si kakak nambah cans bat." Chenle ikut bergabung untuk menyapa Jira.
"Halo kak Jira, seneng loh kita kak Jira mau liat tanding kita." Jeno tersenyum hingga membuat kedua matanya hilang.
Jira menatap Chenle, Renjun dan Jeno bergantian. "Jadi berempat doang?"
Haechan berdeham, "Jaemin sama Jisungkan beda komplek kak dia ikut timnya Mark." Jira menganggukan kepalanya.
"Gue duduk sini ya, tempat duduk tim kalian kan?" Jeno menganggukan kepalanya.
Haechan memberikan jempolnya ke Jira, "Kak udahlah i lope u so mat ya udah mau nemenin gue hehe gue latihan dulu kak bay kissbay dari adik tercinta tolong ditangkep." Haechan melakukan kissbye namun Jira menatap Haechan datar membuat Haechan salah tingkah dan tertawa setelah itu mereka latihan sebelum pertandingan di mulai.
Jira mengedarkan pandangannya menemukan Jaemin dan Jisung melangkah mendekati Jira, "Hai kak Jira kak Jihyun udah sampaiin kan salam rindu dari aku?" Jaemin tersenyum kearah Jira, Jira menganggukan kepalanya.
"Jadi kalian beda tim?" Jira mengalihkan topik dengan cepatnya.
"Iya kak, soalnya kan antar wilayah kitakan beda tempat tapi kalo main masih kok kak." Jisung tersenyum dan membenarkan tali sepatunya.
Jira menatap Jaemin dan Jisung, "Kalo beda tim kalian tega ga si ngejatuhin temen gitu."
"Ya ga tegalah kak palingan kita mah operin bola doang gabakal nge gol in." Jaemin menjawab dan menyodorkan botol air ke Jira.
"Buat kakak, jangan sampe dehidrasi ya kak."
"Makasih." Jira mengambil botol air dari tangan Jaemin dan meletakkannya disampingnya.
"Gue cariin gataunya disini." Jira menolehkan kepalanya kearah sumber suara.
Jaemin menggaruk tengkuk lehernya, "Bang nanti kesana hehe."
"Jangan lompat pagar rumah lagi ok. Gue tunggu disana ya, Jaem Sung." Yuta tersenyum kearah Jira dan berlari meninggalkan Jira.
"Kak Jira kenal kak Yuta? dia itu pelatih kita kalo di komplek sebelah. Kak kita tinggal ya soalnya bentar lagi mau tanding dah kak Jira." Jisung melambaikan tangannya kearah Jira diikutin sama Jaemin.
"Gimana Lucas?" Jira tersentak kaget sambil memegang dadanya ia menoleh dan menemukan seorang pria yang sedang santainya menyederkan tubuhnya di kursi penonton.
"Gimana Lucas?" Pria itu menatap Jira.
Jira mendengus dan membuka botol air minum dari Jaemin, "Gausah nanya Lucas lagi, dia hampir dibawa ke China."
"Gue Taeyong, bilangin ke Lucas gue minta maaf disaat dia lagi butuh gue gaada." Taeyong menatap Jira dari samping.
"Mungkin Limitless bakal gue bubarin kedepannya. Btw nama lu Jira kan?"
ㅡㅡㅡ
Ditunggu komentarnya terima kasih sudah datang ke acc oppagallery♡♡
Terima kasih atas pembaca setia, aku selalu baca komentar kalian kok♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
badboy; nct
Short Story"Menurut gue si mending sama bang Taeyong aja cocok." ㅡ Lucas "Sebagai adik kandung gue lebih menyarankan sama bang Yuta aja." ㅡ Haechan