Jira tetap membuka matanya walaupun jarum jam sudah menunjukan angka 3 dan hal ini membuat Jira bertekad untuk tidak masuk sekolah kembali.
"Apa sih yang dipikirin susah banget buat tidur." Jira memukul kepalanya dan bangkit dari kasurnya ia melangkahkan kakinya ke meja belajar.
Ia terduduk lalu memandangi ponselnya, akhirnya Jira menslide ponselnya dan ternyata tidak ada apapun pop-up notification kosong
Jira menlock ponselnya dan memegang detak jantungnya. Ia mencoba mendeteksi detak jantungnya.
"Haechan."
Jira memegang jantungnya sesekali menggerakan bola matanya.
"Pass."
Jira menarik napasnya kembali.
"Lucas."
Jira menggelengkan kepalanya, "Next."
"Hansol."
Jira was-was ketika ia mendeteksi jantungnya sendiri.
"Yakali degdegan sama pacar orang."
Jira terkejut dengan ponselnya yang bergetar, ia membaca nama yang menghubunginya sepagi ini.
"Hm." Jira menelan ludahnya.
"Ha-halo?"
Kenapa belum tidur?
"Ah iya itu, anuㅡ bentar lagi mau tidur."
Gimana masih sakit?
"Engga, udah engga kak. Kenapa?"
Jangan sakit lagi, ga suka
"Aku juga ga suka sama obatnya, paling besok udah mulai masuk sekolah karena persiapan ujian kelulusan."
Cepet lulus, dan bakal gue tunggu sampe siap
Jira menjauhkan ponsel dari telinganya, ia mendesah kesal karena dimatikan sepihak.
"Siap apa sih?" Jira bermonolog sendiri.
Walaupun akhirnya Jira menyimpan semua perkataannya didalam memori otak, dan lalu Jira bergegas tidur dengan senyuman.
ㅡㅡㅡ
Suara kursi yang berdecit bahkan suara debat yang menggelegar membuat Jira tersentak walaupun rasa kantuknya lebih besar.
"Apa sih lo gausa ikutin gue deh pake meses."
"Ogah amat gue ikutin lo karena pake meses. Lagian ya dimana-mana mentega dulu baru meses."
"Ya suka-suka guelah mau meses duluan atau mentega duluan kenapa lo yang sewot?"
Jira berdecak kesal dan bangkit dari tempat tidurnya lalu turun dengan amarah yang memuncak.
"Siapa yang sewot?"
"Lo."
"Yang nanya."
Berada diambang akhir anak tangga, Jira berdecak pinggang membuat Haechan yang memang pandangannya menuju tangga menjadi tertawa cengegesan.
"Hehe sis, good morning."
Tarikan napas membuat Jira mengulanginya hingga ia bisa meredakan amarahnya, "Lo pada kalo mau bangunin gue tuh pake cara yang beda kenapa sih, tiap pagi debat hal yang ga guna."
"Ya Haechannya aja."
"Ya Lucasnya aja."
Jira mengibaskan tangannya, "Terserah kalian."
"Sissy hari ini masuk? masih demam ga?" Haechan mencoba meletakan punggung tangannya didahi Jira.
"Panas ga?" Lucas bertanya tanpa suara ke Haechan sedangkan Haechan menggelengkan kepalanya.
Haechan mendorong piring yang berisi roti isian kehadapan Jira, "Kalo misal sissy gak kuat jalan pas pulang, telp ecan aja ya nanti ecan suruh Jeno yang anterin sissy."
Jira menggelengkan kepalanya, "Jeno butuh belajar, gue bisa sendiri. Ojol kan ada."
Haechan mengangkat kedua bahunya dan melanjutkan memakan rotinya, "Ok kalo gitu."
Merasa tidak melihat seseorang selain mereka, Jira menatap sekeliling rumah dan menatap kedua manusia yang berada dihadapannya.
"Mama mana?"
"Oh itu, keㅡ " Haechan memberhentikan ucapannya dan menatap Lucas.
"Kemana cas?"
"Switseland."
Jira menaikan sebelah alisnya, setau Jira tidak ada tempat atau negara yang bernama seperti itu.
"Apa switserland ya."
"Switsalkids sekalian."
"Ya lo aja kaga tau kan mendingan gue."
Mama pernah bilang kalo semasa kecil Haechan dan Lucas sangatlah akur bahkan beberapa kali kalo mereka keluar sehabis mandi untuk bermain selalu berpegangan tangan.
Tapi, kenapa pas udah dewasa kaya gini? ini konyol dalam pikiran Jira kalo Mamanya pergi keluar negeri.
"Switzerland."
"Nah."
"Nah itu maksudnya."
Jira menghela napas pasti Mamanya sedang melakukan sesuatu di perusahaan property disana.
Haechan bangkit dari duduknya untuk merapihkan meja makan bersama Lucas. Sedangkan Jira sedang merapihkan buku yang berada didalamnya karena hari ini akan ada penambahan materi disekolah untuk kelulusan.
"Ini gue kenal suara klakson motor kayanys Jeno nih jemput gue." Haechan berlari kearah luar membuat Jira bertanya-tanya tumben banget Jeno pagi-pagi kerumah.
Lucas mendesah menatap kepergian Haechan dan menatap Jira yang masih memandang lurus kearah Haechan pergi.
"Itu pastiㅡ "
"Kak Jira ada kak Taeyong."
ㅡㅡㅡㅡ
Maaf ya baru update soalnya mau di end in:(( selamat bulan puasa hayo udah pada bolong berapajaga kesehatan jangan lupa cuci tangan dan selalu bawa antiz ok
KAMU SEDANG MEMBACA
badboy; nct
Short Story"Menurut gue si mending sama bang Taeyong aja cocok." ㅡ Lucas "Sebagai adik kandung gue lebih menyarankan sama bang Yuta aja." ㅡ Haechan