Entah hari ini cuaca yang kerasa panas atau suhu tubuh Jira yang membuat dahi Jira penuh dengan keringat padahal biasanya Jira tidak pernah mengalami hal seperti ini.
Jira melangkahkan kedua kakinya lambat untuk menuju minimarket sederhana dengan terpaksa.
Mama Jira tengah pergi keluar kota sedangkan Haechan dan Lucas pergi untuk bersekolah walaupun mereka berbeda, sekolah kali ini mereka sepakat untuk pulang bersama tanpa pergi bermain karena Jira sedang sakit.
Hari ini Jira izin untuk tidak masuk sekolah dikarenakan sakit yang masih hinggap ditubuh Jira. Surat sakitpun sudah dititipkan kepada Lucas.
Suara loncengan pintu sangat khas ketika ada seseorang keluar dan masuk, Jira memegang dadanya yang terasa sakit ketika secara tiba-tiba ia mengambil nafas.
oh shit
"Are you fine?"
"Hei, Jira?"
Jira meraih kursi dibantu dengan pria yang sebenarnya Jira tahu namun ini pertama kalinya berinteraksi.
Sebotol air putih disodorkan dihadapan Jira membuat Jira meraih dan meminumnya untuk menetralkan rasa sakitnya.
"Are you okay?"
"Hm, aku gak apa-apa."
Jira menatap pria yang disampingnya dengan tatapan bingung sedangkan yang ditatap menatap balik dengan wajah yang lebih bingung dan mengejutkan Jira.
"Ahㅡ"
"Aku lagi sendiri lagi males kumpul sama mereka."
Jira menganggukan kepalanya dan menatap pria disampingnya kembali, "Makasih kakㅡ"
"Johnny or John."
"Ah makasih kak Johnny."
Johnny mengacak rambut Jira dengan gemas dan berkata pada dirinya sendiri, 'Pantes si Yuta demen.'
"Hmㅡ btw tadi kenapa?"
"Gatau kak emang suka tiba-tiba." Jira menatap kearah depan dengan mata sayunya.
Johnny memasukan kembali ponselnya kedalam saku celananya.
"Ini pertama kalinya kita berinteraksi, pasti gugupkan apalagi kejadian waktu itu."
Jira mendagak menatap Johnny yang gugup dan menggelengkan kepala, "Engga kok kak, aku yakin semuanya baik termasuk kak Johnny, pasti ada alesannya."
Johnny menganggukan kepalanya dan tersenyum. Perkataan Jira memang benar walaupun masih anak sekolah menengah atas, Johnny mengapresiasi pikiran positifnya.
"Duduk aja dulu ya, Ra."
Bukan menghentikan aktifitas Jira untuk membeli sesuatu atau membuat Jira lupa akan list yang dibuat, tapi Johnny sedang menunggu juga.
Menunggu seseorang untuk datang.
Seseorang yang selama ini yang ia tahu memperbaiki kesalahan dimasa lalu, dan Johnny mendukungnya.
"Kalo lagi sakit gausah ngeyel keluar rumah bisa?"
Suara yang Jira kenal bahkan dari puluhan meterpun ia tetep mengenalinya.
"Jangan ganggu bisa ga sih." Jira menangkulapkan wajahnya menggunakan kedua tangannya.
"Bukan ganggu, tapi mau dibantu." Yuta mengacak rambut Jira dan mengambil kertas list yang ada disamping Jira dengan bebasnya.
Yuta tersenyum kecil ketika melihat kertas listnya, "Pasti mama pergi kan?"
Jira tidak menjawab dan menggerubis perkataan Yuta, sedangkan Johnny berdiri menepuk bahu Yuta sebelum pergi seakan berkata, 'Jagain, dan sama-sama.'
Yuta menganggukan kepalanya dan menatao Johnny keluar dari minimarket, ia menghela napas dan duduk disamping Jira ya, bekas tempat duduk Johnny.
"Seharusnya kabarin kalo mau keluar rumah, kan udah punya nomor aku kan? jangan bilang gak di save?" Jira berdecak dan menatap Yuta dengan sayu.
Yuta mengelus bahu Jira dengan pelan, "Lagi sakit jangan marah ah, duduk disini ya mau ambil sesuai yang ada dikertas list kamu dulu."
Gak habis pikir, Yuta benar-benar meninggalkannya dan membelanjakan kebutuhan sesuai yang ada di listnya. Padahal sebelumnya semalam, Jira sudah bertanya pada Haechan bahwa 'si pengganggu besok pagi ada atau tidak'. Haechan menjawab bahwa tidak ada.
Karena Haechan mengerti bahwa sissynya ini sedang tidak mau diganggu termasuk suara Haechan maupun Lucas yang suka bermain sindir-sindiran.
Jira mengambil ponsel yang ada disaku celana trainingnya karena merasa bergetar. Jira menggeser tombol yang ada di ponselnya.
"Apa?" Jira menjawab dengan seadanya walaupun disebrang sana Jira tahu pasti bakal jawabㅡ
'Sissy omg gigi, dedemu ini mau pulang tadi ijin sama guru buat ngurus sissy lagi sakit tadi mama udah nelp wali kelas. Sissy dirumahkan? Tapi Haechan gabareng Lucas ya tadi dihubungin gak aktif soalnya, udah line juga mau pulang duluan tapi ya sissy ini masih jam 11 katanya mama sama papanya Lucas ke China buatㅡ '
"Chan pls"
'opsie, yauda ya haechan mau pulang dianter Jeno naik motor males jalan kaki soalnya matahari dah keluar. Sissy dirumah mau nitip apa gc'
"Di minimarket"
'Dih masih sakit ya astaga ngapain sih nongki, kak Jihyunnya aja sekolah nongki sama siapa?'
"Kak Yuta."
'Eh andwink nih si Mark katanya Yuta mo pergi ada urusan sama keluarganya mane gi'
'Ngapain teriak didepan kuping gue, teriak dikuping Mark sono'
Jira menghela napas terkejut ketika Yuta meletakan plastik belanjaannya didepan Jira, ia duduk dan menatap Jira seakan 'siapa yang nelpon?'
"Haechan bilang Jeno nanti suruh kerumah aja dulu buat ngadem, ngerepotin orang aja lo bukan balik naik grab"
'Nanggung dah di jalan udah ya siy bubay muah i lop u'
Sambungan berakhir.
Jira menghela napas, berdiri dan mengambil kantong belanjaannya namun Yuta menahannya. "Biar aku aja yang bawa."
Dua kantong plastik dibawa Yuta bahkan ia sudah keluar dari minimarket. Jira menatap punggung Yuta yang tegak dibalik kaos hitamnya hari ini Jira berpikir Yuta sedang terlihat biasa seperti seakan benar mau pergi karena Yuta memakai sepatu Adiddas hitamnya.
Jira berjalan berdampingan dengan Yuta, hari ini Yuta juga gak banyak bicara ia terlihat diam walaupun sesekali melirik Jira dengan jelas.
Double attack, Jira gak percaya Haechan lagi. Di gerbang rumah Jira disana terlihat Taeyong menunggu dengan beberapa paper bag dan berbicara dengan lantang.
"Titipan dari Ayahnya Lucas."
ㅡㅡㅡㅡ
Yo whatsup maap ya baru next ehehehe selamat membaca jangan lupa buat ngeborong neo coffe yang dibintangin oleh Lucas❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
badboy; nct
Short Story"Menurut gue si mending sama bang Taeyong aja cocok." ㅡ Lucas "Sebagai adik kandung gue lebih menyarankan sama bang Yuta aja." ㅡ Haechan