"Apa sih gue ga ngerti."
Lo jadiankan sama si Tata? kok lo gitu sih sama gue sekarang
Jira menerjapkan matanya berulang kali mencoba mencerna apa yang dikatakan Jihyun.
Ra kok lu jahat si gamau cerita lagi sama gue
"Jihyun gue ga jadian sama Yuta."
Jira menghela napasnya dan melipat kedua kakinya dikasur, "Kok ngomong gitu sih, gue bakal cerita apapun kok ke lu, Jihyun."
Terdengar suara helaan napas diujung sana.
Tata bilang sama gue kalo dia abis jalan sama lu berduaan, dibawah dia senyam senyum sendiri saking gugupnya bahasa jepangnya keluar tuh pas gue interogasi dibawah.
"Itu karena dia gila, gue nitip Soju punya mama ke dia karena kata Mama Haechan gaboleh tau soal begituan jadi Yuta nolongin gue dan dia yang bawa dipikir gue dia bakal balikin gataunya dia ga bawa tadi pas ketemuan." Jelas Jira.
Jadi Soju yang dibawa Tata punya lo? kenapa gabilang, sojunya udah abis diminum keluarga gue sama keluarga Yuta tadi malem barusan abis kata Yuta diminum aja
Jira menghela napas dan menjatuhkan tubuhnya dikasur seraya menatap langit-langit kamarnya, "Yaudah gapapa, lagi ga seberapa."
Bilangin sebagai gantinya gue ajak jalan gitu.
Berisik dongo udah sono betah amat sih dikamar gue, Ta.
Yatuhan kasih tau doang.
Mama, Tata nih elah masuk kamar Jihyun lagian modus mulu lo kancut.
Jira menggelengkan kepalanya dan memposisikan dirinya kesamping sambil tetap memegang ponselnya ditelinganya.
Ra gue tutup dulu ya nanti gue telepon lagi, bye Ra.
Jira melempar ponselnya sejarak 0,5cm kesamping tubuhnya. Dasar manusia gila main klaim sendiri aja.
Seandainya disuruh pilih, Jira pasti akan memilih Taeyong. Alasannya simple, Taeyong tidak seribet Yuta walaupun keliatannya cuek tapi rasa perhatiannya masih ada.
"Apa sih kok jadi ketularan Haechan Lucas." Jira menendang-nendang angin yang tidak bersalah.
"Kak Jira." Suara Lucas diiringi dengan ketukan pintu.
Jira memberhentikan aktifitasnya dan memposisikan dirinya yang tadinya tiduran menjadi duduk.
"Ada apa Cas, masuk."
Wajah Lucas terlihat jelas dipintu sambil terkekeh, "Kak jangan marah ya, tadi Lucas ngasih kontak kakak ke bang Taeyong."
"Hah?" Jira menampakan wajah terkejutnya.
"Ah kak Jira jangan marah, lagi pula kan tadi dibawah Lucas udah bilang kak Jira cocokan sama bang Taeyong karenaㅡ" Lucas memberhentikan kalimatnya karena Jira menatap Lucas tajam.
Lucas menggaruk tengkuk lehernya, "Selamat malam kak Jira semoga sukses." dan Lucas menutup pintu kamar Jira.
Jira menatap ponselnya karena notifnya menyala, "Aduh." Jira memukul bantal yang berada disebelahnya.
Seakan penasaran Jira mengambil ponselnya dan membuka pesan baru yang masuk beberapa detik yang lalu.
Taeyong
Jira, ini Taeyong. jangan di block ya.
20:07Engga bakal di block kok, udah di addback ya kak
sentJira mendesah kenapa jadi serumit ini coba.
Taeyong
Udah dikasihkan buahnya ke Lucas?
20:08Jira tahu ini hanya sebuah basa-basi semata, pasti Taeyong sudah menanyakannya lewat chat kepada Lucas sebelum dia meminta kontak Jira dan menanyakan hal serupa.
udah kok, kata Lucas makasih
sentTaeyong
yaudah Ra udah malem jangan tidur kemaleman, goodnight.
20:10Jira menahan napasnya sejenak, sejak kapan kapan seorang Taeyong beralih perhatian dari Lucas ke dirinya.
Jira menepuk dahinya ia lompat dari kasurnya kepada meja belajarnya karena Jira lupa mengerjakan pr matematikanya, lebih tepatnya belum menyalin jawaban dari Jihyun.
Bahkan beberapa buku telah berantakan dimeja dengan secepat mungkin Jira harus menyalin jawaban dengan rapi.
Hampir satu jam ia mengerjakan tanpa diganggu oleh Lucas dan Haechan sampe akhirnya..
"Sissy yuhu besok berangkat bareng, inget sissy besok senin upacara dan gue harus belajar bener biar masuk SMA lo sissy aduh banyak cewe cantik kan sis?"
Jira mengabaikan teriakan Haechan yang mengarah kepada kamarnya, Haechan membuka pintu Jira dan tiduran di kasur Jira.
"Sisㅡ"
"Diem."
Haechan menghela napas dan merentangkan tangannya seraya menatap langit-langit, "Sis gue cape sekolah dah, sebenernya males. Males ketemu Jeno sama Lami."
Jira menutup bukunya lalu memasukannya kedalam tas yang sudah sesuai dengan mata pelajaran hari senin dan memutar bangku belajarnya untuk mendengar Haechan curhat.
Ya, biasanya Haechan kalo curhat memang seperti ini masuk kedalam kamar Jira dan ngumpang tiduran.
"Sebenernya gapapa sih kalo Lami emang suka sama Jeno, tapi yang gue gasuka kenapa Jeno tuh sukanya ga ketauan malah dia udah tau kalo gue suka sama Lami."
Jira menghela napas dan melipat kakinya dibangku, "Gimana ya Chan kalo yang satu ini gue gabisa kasih solusi karena masalah sekarang aja gue gabisa nyelesain."
Haechan bangun dari tidurnya dan duduk ia melipat kakinya dikasur mengikuti Jira, "Tapi tenang sis gue bakal ada selalu disisi lu dateng aja ke gue kalo ada apa-apa ok."
Jira menarik sudut bibirnya sedikit ia menundukan kepalanya, "Makasih banyak Chan."
Haechan menganggukan kepalanya dan tersenyum bangga, "Makasih banyak ya sis lo selalu ada setiap gue butuh walaupun gue bikin lo kesel, terima kasih ngejaga gue dengan cara lo sendiri."
Jira menatap Haechan yang sedang menatapnya sambil tersenyum, "Besok bareng ya sis, selamat malam."
Saat itu juga Haechan keluar dari kamar Jira membuat Jira tersentuh, benar Haechan sedang beranjak dewasa dan Jira bakal lebih terbuka dengan Haechan karena hubungan adik kakak akan berjalan baik jika keduanya saling terbuka.
ㅡㅡㅡ
maap ya ceritaku memang tidak setenar author author lain yang hebat tapi terima kasih udah ngebaca dan ngevote♡
KAMU SEDANG MEMBACA
badboy; nct
Short Story"Menurut gue si mending sama bang Taeyong aja cocok." ㅡ Lucas "Sebagai adik kandung gue lebih menyarankan sama bang Yuta aja." ㅡ Haechan