"Iya gue Jira."
Taeyong tersenyum dan menatap kedepan melihat anak laki-laki sedang bertanding bola, "Gue ga galak kok, jadi perkataan adik lo sewaktu dikantor polisi gue gabakal lakuin ke lo."
Jira menatap Taeyong dari samping menatap wajah sampingnya yang tampan, Taeyong masih tersenyum dan menatap anak-anak yang sedang bertanding.
"Sebenernya gue kenal adik lo, Haechan."
Jira menaikan sebelah alisnya perlahan tapi pasti ia tertarik akan cerita yang akan Taeyong sampaikan.
"Dia sekarang selain latihan bola, latihan basket juga kan?" Taeyong menolehkan pandangannya menatap Jira membuat kontak mata terjadi walaupun hanya beberapa detik sebelum Jira membuang pandangannya.
"Iya, dia lagi suka basket juga."
"Hansol yang ngajarkan? Hansol sepupu gue." Taeyong tetap melanjutkan ceritanya.
Taeyong menarik napasnya dan menarik kakinya agar tidak selonjoran, "Perkenalan Haechan pertama kali di tempat latihan basket tau ga gimana."
"Gimana?" Ucap Jira tanpa menoleh.
"Halo saya Lee Haechan sebenernya Donghyuck tapi Haechan ajalah lebih kedengeran tampan dan cute." Taeyong tertawa dengan sendirinya.
"Random dah, tiba-tiba dia bilang sama Hansol, bang saya adiknya kak Jira gratis ya gausah bayar soalnya kak Jira nyuruh saya ngelakuin hal yang sibuk biar ga main dikobangan lumpur lagi." Sekali lagi Taeyong tersenyum dan tertawa kecil.
Jira menolehkan pandangannya kearah Taeyong, sebenernya manusia ini kesepian apa punya kepribadian dua.
Semalem mukanya sangar bahkan kayanya nyentuh dia aja dia bakal dimarahin abis-abisan, tapi sebentar kalo Yuta sepupu Jihyun dan Taeyong sepupu Hansol emangnya mereka gatau apa kalo sepupunya menjalin hubungan tapi kenapa malah mereka bermusuhan?
"Hm random." Jira menatap Taeyong yang sudah menyelesaikan tawa dan senyumannya.
Taeyong bangkit dari duduknya dan menatap Jira, "Gue duluan."
"Jira, gapapa kan semalem? Jaemin nemuin lu ga tadi?" Jihyun menyentuh bahu Jira membuat Jira menatap Jihyun.
"Hah? oh iya nemuin." Jira tersenyum kepada Jihyun.
"Gue kesini nemenin si Tata dia takut sama cewe-cewe di komplek sini." Jira menganggukan kepalanya dan menatap Haechan yang sedang mengoper bola.
Senang pasti, itu yang Jira rasakan pas tim Haechan menang untuk pertama kalinya. Jira tersenyum dan memberikan Haechan handuk kecil dari kantong sweaternya.
"Ohmygod, my sissy sweet sekali." Haechan mengambil handuk kecil tersebut dan menggantungkannya di leher.
"Karena tim lu menang jadi gue kasih dengan lembut kalo kalah gue lempar ke muka lu." Jira meninggalkan Haechan yang masih mengelap wajahnya.
Haechan ketawa dan menatap Jira dari samping, "Itu juga gue menang karena Jaemin sengaja lolosin bolanya ke gue biar langsung gol."
Jira berhentikan langkahnya dan berniat menatap Haechan, namun pupil Jira malah fokus kepada seseorang yang berada di belakang Haechan.
Yuta, sedang tersenyum dan melambaikan tangannya. Bahkan Jaemin, Jisung dan Mark ikut melambaikan tangannya setelah itu mereka pergi untuk pulang.
Jira melepaskan kontak matanya dan beralih ke Haechan yang sedaritadi merengek minta es kepal milo, yang lagi hits katanya.
"Kak Jira beliin itu dong es kepal milo yang lagi hitz pake z." Haechan menunjuk penjual di jejeran lapangan.
Jira menghela napasnya dan mengusap lembut rambut Haechan walaupun basah, "Chan gini, kan rumah kita kelapangan deket jadi otomatis gue gabawa duit." Jira menampilkan senyum manisnya.
"Ah yaallah kak Haechan belom pernah nyobain tar dikata norak sama Chenle."
"Ngutang sana."
"Yaila masa ngutang sih."
"Pake duit gue aja dulu." Taeyong berdiri ditengah-tengah Jira dan Haechan, tawaran dari Taeyong membuat Haechan tersenyum lebar seperti 3 permintaan dari Jin yang sudah terkabul.
"Bang Taeyong beneran mau beliin?"
Taeyong menganggukan kepalanya sedikit dan melangkah kepenjual es kepal, "Bu buatin 2."
Jira yang notabenya udah cape ya nurut aja nungguin si Haechan.
"Aduh bang Taeyong idaman banget jadi kakak ipar."
Haechan, lo baru ditraktir es kepal aja ngomongnya udah begitu, pikir Jira.
"Buat lo." Taeyong menyodorkan satu cup es kepal kepada Jira.
Jira mendorong cup yang berada ditangan Taeyong, "Eh kaga, guekan ga minta."
"Engga apa-apa anggap aja hadiah dari gue."
"Gausah buat lu aja." Jira mendorong cupnya berulang kali.
Haechan menghela napas dan mengambil cup es kepal yang berada ditangan Taeyong, "Bang makasih banyak loh udah ngebeliin dua cup mwehehe."
"Pada drama bat dah ah." Haechan menggerutu dan meninggalkan Jira bersama Taeyong.
"Gue masih khawatir sama Lucas, dia gapapakan?" Taeyong menatap Jira dengan wajah khawatirnya.
"Begimanapun juga dia udah gue anggap sebagai adik gue cuman takut dia nyesel kenal sama gue."
Jira membasahi bibir bawahnya, "Gini denger ya Lucas nangis gara-gara mau dibawa ke China selebihnya dia ga bilang kalo dia nyesel atau apapun sama lu.
"Gue pengen nanya sama lu, Lucas sejak kapan gabung ke geng lu?"
Taeyong menatap sepatu hitamnya dan kembali menatap Jira, "4 bulan yang lalu."
"Lucas kenal lu dari siapa? 4 bulan yang lalu berarti pas dia dateng kesini dari China." Jira menatap Taeyong penuh selidik.
"Winwin."
Jira menghela napasnya, Winwin sohib Lucas dari jaman di China sampai ke sini. Kadang bahkan Winwin suka kerumah Jira dan memohon supaya Lucas segera pulang agar bisa main lagi.
"Dia ikut juga?"
Taeyong menganggukan kepalanya, Jira melangkah meninggalkan Taeyong yang masih berdiri.
"Haechan gue pulang duluan." Ucap Jira ketika melewati Haechan
"Sip bosqu makasih banyak."
Taeyong berlari agar menyamakan langkahnya dengan Jira, "Temuin gue sama Lucas, gue pengen liat keadaannya karena dia anggota termuda di grup gue dulu."
ㅡㅡㅡ
GILAA GEGARA LUPA PASSWORD JADI GAK UPDATE ITU ES KEPAL MILO UDAH LAMA HITSNYA WOI
KAMU SEDANG MEMBACA
badboy; nct
Short Story"Menurut gue si mending sama bang Taeyong aja cocok." ㅡ Lucas "Sebagai adik kandung gue lebih menyarankan sama bang Yuta aja." ㅡ Haechan