Aku mempunyai ibu yang memiliki dua hati dan sepasang sayap.
Satu hati kecewa, satunya lagi hati lapang dada, sepasang sayap untuk menutupi kecewanya.
Aku membencinya.
Aku mempunyai ayah yang memiliki dua jiwa dan sebentang dinding yang rindang.
Satu jiwa penjaga, satunya lagi jiwa baja, kokoh dindingnya berguna untuk membendung gerimisnya.
Ia tak pernah menangis, aku juga amat membencinya.
Mereka mempunyai aku yang juga memiliki dua rasa dan selaksa pinta.
Satu rasa kurang, satunya lagi rasa tak bisa merasa, selalu menangis kendati tak tampak, dan selalu merengek ketika terpinyak.
Aku sangat mencintai mereka.Seorang asu, dalam buku "Catatan Seorang Pecundang"
27/10/17
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMPAH
PoetrySajak-sajak sampah sekaligus payah. Sudah begitu saja(k). Baca silahkan, tidak minat ya saya baca sendiri.