Salam, pada jiwa yang telah tenggelam dalam.
Malam-Hari itu, seratus tahun lalu.
Kau berbicara dengan para malaikat Tuhan.Kau bertanya kepada Jibril, "apakah Tuhan begitu sibuk, hingga mengabaikan doa-doa ?"
Jibril, dengan segala wahyu yang Ia urusi menghiraukannya.Sementara itu, Mikail belum sempat memberi uang dan umur panjang.
Ia masih mengatur cuaca apa yang akan Ia berikan menjelang.Isrofil, Ia terheran, apa yang menyumbat terompetnya hingga tak lekas menyuara.
Dengan gegas, Izroil menjawab "bukan hari ini, jatahmu bukan hari ini, jalani."
Mungkar dan Nakir, kau berpikir "rasanya mustahil, mereka saja tukang tanya."
"Telah kami catat, telah kami catat" timpal Rokib Atid.
Hanya itu yang mereka katakan.Malik, masih membolak-balikan daging diatas panggangan yang akan ia jadikan kudapan.
-
Aku tidak akan mencari simpati pada Ridwan agar dimasukan ke Surga melalui pintunya.
Hari ini, hingga seratus tahun lagi, aku selalu bertanya "apakah Tuhan begitu sibuk, hingga mengabaikan doa-doa ?"
manusiah-
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMPAH
PoesíaSajak-sajak sampah sekaligus payah. Sudah begitu saja(k). Baca silahkan, tidak minat ya saya baca sendiri.