Hari ini ibu bahagia.
Didada ibu jatuh bergelimangan airmata.
Dimata ibu terpancar kecewa berbalut tawa.
Tawa ibu terbias selaksa tangis melebihi gerimis.
Tangis ibu terpendam harap yang amat manis.Pagi ibu tikam kelam, supaya kelak
Siang ibu hajar habis, untuk anak
Malam ibu, lelah beranak pinakTampak raut dimakan waktu berkerut,
Kerut kerut keriput kian larut.Panas hujan ia jadikan teman,
Susah senang ibu jadikan peluang.
Nyanyian tangisan ia satukan,
Cobaan melintang ibu lapang.Bahwasannya anakmu mengecewakan
Biar ibu, toh lambat laun ia kan juga rasakan
Hanya saja maaf, anakmu butuh waktu sedikit lebih lama untuk kata membahagiakan.Fajar medengar
Senja merasa
Awan menyaksikan
Bahkan semestapun malu pada ibu
Bahwa kasih tanpa batas umur. Sungguh, kan kugali rasa terimakasihku sedalam sumur, biar menyumur dalamnya tak terukur.
Ibu~
.
.
.
Orang yang paling mencitaimu adalah Ibu.
Orang yang paling menjagamu adalah Ayah.
Barangkali keduanya entah, tak apa, mungkin ALLAH lebih ingin mencintai dan menjagamu sekaligus.wonosari, 29/06/2017
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMPAH
PuisiSajak-sajak sampah sekaligus payah. Sudah begitu saja(k). Baca silahkan, tidak minat ya saya baca sendiri.