Prince Candra || part 2

65 9 0
                                    

SAMA tetapi BERBEDA
Candra

____________________________________

Entah apa yang dirasakan khalil, menurutnya obat yang di taburkan oleh pria di sampingnya ini adalah obat ajaib, bagaimana bisa perutnya yang sangat sakit tiba-tiba langsung tak terasa, terkadang memang harus ada keajaiban kan di dunia ini.

“kita mau kemana?” tanya khalil saat melihat lelaki di sampingnya menuju tempat yang seharusnya sangat ia hindari.

Candra pun hanya memandang rendah khalil “lo takut?” tanya candra, sebenarnya itu bukan pertanyaan melainkan sebuah ejekan.

“enak aja, enggak lah, masa mau takut sama gituan, lagian kan ada cowok keren di dekatku mana mungkin juga lo tega kalo liat gue tersakiti” jawabnya mantap, entah kenapa pernyataan itu sangat tidak enak di telinga candra.

Mereka menyusuri jalanan yang sangat ramai oleh para kawula muda yang menyukai tantangan, tak hanya lelaki ada banyak wanita juga yang ada di sana, meski banyak dari anggota gen AMKAR tapi tak membuat candra kesusahan untuk menyembunyikan khalil dari mereka.

Setelah melihat mobil silver yang terparkir tak jauh dari arena, candra segera menarik khalil dan mendorongnya memasuki mobil, candra pun memasuki mobil dan menjalankan mobilnya keluar dari arena.

“rumah lo mana?” tanya candra, karena sangat tak mungkin jika dia harus mengantar anak orang tetapi tidak mengetahui rumahnya.

“mobil lo bagus, lumayan lah lebih bagus dari dua mobil yang aku bakar” jawabnya sembari tertawa cekikikan.

ya jelas, mobil mewah ini sangat mahal, batin candra, tak mungkin juga dia mengungkapkan, bagaimanapun juga diaharus jaim di depan cewek yang baru dia temui ini.

“gue tanya, rumah lo dimana, bukan minta pendapat lo tentang mobil gue” jawab candra enteng, sungguh dia merasa bingung dengan gadis aneh di sampingnya.

“em, tidak, kata mama tiri aku tidak boleh ngasi tau orang alamat rumah, gimana kalau mereka berniat buruk dan mencuri di rumahku” gadis itu tersenyum dan memandang jendela kembali.

“lo bilang atau” belum sempat candra mengucapkan kata-katanya sudah di potong dengan khalil.

“atau apa? Atau lo bakalan turunin gue ke tengah jalan dan ninggalin gue sendiri? Itu mah malah bagus kan dari awal aku nggak mau kamu antar” ucap khalil.

Candra sudah hampir marah, tapi mau bagaimana lagi, di depannya hanya gadis kecil yang menyebalkan “terus lo mau gue turunin di mana?” tanya nya sekali lagi dia tidak bisa emosi.

“turunin aja di jalan merpati, di sebelahnya ada taman udah di situ aja, deket kan” .

“lo keluar malem nggak di marahi sama orang tua lo?” tanya candra meski di arena balap banyak anak perempuan tetapi gadis ini terlalu kecil untuk keluar rumah, kemungkinan saja dia baru memasuki usia empat belas.

“mana ada yang berani marahi aku, hidup itu untuk di nikmati bukan di buat susah” dia mengamati lelaki yang duduk di sampingnya sedang mengerutkan kening dan segera meraih ancang-ancang untuk meraihnya.

“mau apaan lo!” bentak candra dan mulai agak mundur “cepetan duduk, lo mau kita kecelakaan karena ngalangin mata gue nuju jalanan he?” tanya candra sekali lagi.

Khalil segera mengelengkan kepala sekuat mungkin “tidak, tidak” dia akhirnya meraih kening candra dan meregangkan otot-otot kening yang mengerut “jangan kebanyakan ngerutin kening, gini kan tampan!” ucapnya lagi.

Candra hanya melongo tak percaya, gadis di sampingnya ini selain berani menyeretnya pada masalah, dia juga berani memegang keninnya, padahal jika itu orang lain, mereka selalu membungkuk dan tak berani memandang wajahnya.

Prince CandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang