Prince Candra || Part 14

19 0 0
                                    


“teh ajaib”
Khalilla

_____________________________________


Saat kakinya memasuki istana, dia dibuat takjub dengan pemandangan taman yang sangat luas di depannya, dan lantai yang dia pijaki semua terbuat dari batu alan yang sangat mengkilap dan terang, di dekat pijakanya ada banyak prajurit kerajaan yang berjaga.

Mereka cukup hormat dengan dua sosok yang melintas.

Meski saat kecil sang bunda sering membawanya kesini, tetapi dia tidak cukup ingat degan hal tersebut yang membuatnya semakin tabjub dengan keberadaan istana.

Dia berfikir bahkan seorang abdi pun harus dari kelas atas agar dapat masuk ke tempat semegah ini.

Khalil mendongak menatap sang ayah yang berjalan dengan sangat santai, mata khalil berkedip saat dia mulai menguncang tangan sang ayah.

“istana indah,” tentu farez hanya menanggapi dengan senyuman samar.

Bahkan lebih indah saat dia mulai memasuki aula, dengan banyak lampu tergantung yang terbuat dari permata.

Semua orang dalam pengadilan menatap ayah dan anak ini.

Sebenarnya sudah cukup lama untuk farez memasuki istana semenjak kematian istrinya, dan mereka sangat tersesat dengan fikiran masing-masing.

Sedangkan untuk gadis yang mereka bawa, banyak dari mereka merasa cemburu dengan keberuntungan khalil untuk mendapatkan tahta.

Meski begitu tidak ada yang berani menyuarakan pendapatnya.

Saat mata khalil menjelajahi seluruh tempat, dia melihat wajah yang sangat akrab denganya, sosoknya yang menawan berada di tengah-tengah bangsawan dan bergabung dengan anak bangsawan yang lain.

Selain khalil semua yang hadir disini memiliki setatus tinggi di pengadilan kerajaan yang mebuat mereka sangat terhormat.

Tetapi khalil hanya memandang gadis tersebut dengan tatapan mencela, dia reinanda, putri kedua dari mentri ketenaga kerjaan.

Anak itu memakai gaun kuning yang sangat panjang dan terbuat dari serat yang halus, khalil melihat pemandangan tersebut dan memutar bolamatanya jengah fikiran khalil pun berkembang kemana-mana.

Menurutnya akan sangat mengesankan jika baju kuning itu masuk kedalam air “gimana caranya?” gumam khalil pada diri sendiri.

Saat memasuki istana, dia melihat kolam yang sangat besar dengan beraneka binatang dan tumbuhan di dalamnya, sedangkan sekelilingnya dihias dengan bunga beraneka ragam yang membuat mata memandang sangat nyaman.

Mungkin nanti akan kesempatan untuk mendorong sosok kuning yang menjengkelkan tersebut kedalam kolam ikan.

Memikirkan hal itu, senyum di wajah khalil terus terpampang.

Tetapi pemikiranya segera pecah saat sang raja menyambut mereka.

Meski sifatnya blak-blakan tetapi khalil tidak cukup bodoh untuk tidak hormat kepada raja.

Khalil menangkupkan tanganya dan membungkuk saat itu suara di sampingnya bergema “semoga di beri panjang umur untuk yang mulia raja dan ratu, dan the emperess dapat selalu jaya di bawah kekuasaan anda” ucap farez dengan sangat sopan.

Khalil tersenyum menghadap ke depan dan berkata “banyak do’a untuk penguasa agar tetap jaya dalam keindahan di dalam maupun di luar emperess” katanya dengan lantang tetapi lembut.

Sang raja berdiri dan menyuruhnya bangkit “tidak perlu begitu formal” ucap sang raja dan menawarka meja untuk mereka.

Dimeja telah tertata satu set poci anggur dan satu set lainya berisi teh.

Prince CandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang