“jangan sebut gue CANDRA kalo gue nggak bisa kalahin dia di arena balap”
candra____________________________________
“masih ingin bermain denganku?” tanya aira dingin “siram dia dengan air dingin!” bentaknya, dan segera banyak orang yang menyiramnya dengan air dingin, sebenarnya tak hanya dingin, itu juga merupakan air es yang mencair.
Candra mengambil jarum lagi dan memoleskannya pada sebuah racun berbentuk padatan, tak lama ia memberikannya pada Aira.
Aira tersenyum setelah menerima hal itu dan dengan segera menancapkannya ke pergelangan tangan tangan orang yang sama.
“itu tidak akan membunuhmu, tapi cukup untuk membuat tubuhmu merasa panas seperti terbakar” cadra menyunggingkan senyum di akhir kata-katanya.
Orang yang di beri racun itu tak bisa berkata-kata selain berteriak karena tubuhnya yang lemah sekarang menjadi sangat panas, sedangkan tiga orang lainnya di biarkan tetap jauh untuk melihat temannnya di siksa.
“harusnya kalian bersyukur, bahwa pengeran tidak membawa kalian ke pengadilan kota, kalau tidak mungkin penyiksaan yang di lakukan akan lebih pedih dan melukai kulitmu” Aira tersenyum dan mengambil airdingin dari penjaga.
“karena aku sangat baik, akan aku buat kamu merasa dingin” kata-kata itu sebenarnya lebih menusuk dari pada belati, Aira menyiramkan air dingin itu sekali lagi.
“kalian semua busuk!” teriaknya dengan nada terengah-engah.
“masih ingin menentang?” tanya Aira lagi. “tenang pangeran sudah menyiapkan duaratus racun yang dapat di aplikasikan dengan tubuhmu! Sayang sekali kau sudah tua, jika kau masih muda mungkin aku bisa membantu!” .
Orang yang saat ini sedang di siksa hanya bergetar dengan tangan mengepal, dua racun sudah cukup untuk membuat hidupnya seperti tak berarti, apalagi harus menggunakan duaratus untuk mengaplikasikan di tubuh yang sama, itu tak hanya menyiksa jiwa bahkan fikiranpun tersiksa.
Aira tersenyum,” tunggu lima menit maka kau akan mati” ucap aira .
“jangan membunuh orang, tangan lembutmu itu tidak pantas untuk membunuh” ucap candra ringan dan tersenyum pada sosok aira.
Aira menatap sosok candra yang ada di sampingnya “jadi bisakah aku mulai menghitung dari sekarang?” tanya aira dengan wajah memelas.
Candra mendengus dengan senyuman si bibirnya “kau boleh”.
“pangeranku sangat baik tidak membiarkanmu mati, maka akan aku beri obat penawar, bilang makasih padanya” penjahat itu tak bisa berkta-kata, bagaimana bisa dia di permainkan oleh anak kecil, jangankan untuk berkata, untuk membuka mata ia kesusahan.
“satu”.
Aira mulai menghitung dengan beberapa jarum di tangganya.
“Dua”.
Dia tersenyum dan menyentuhkan jarum itu pada kulit tangan sang penjahat.
“tiga”.
Dan penawar itu segera masuk melalui aliran darahnya.
Wajahnya yang semula pucat kini menjadi berwarna merah, penawar itu sangat baik, apalagi jika penyebarannya melalui darah, dalam sekejap akan membentuk hasil yang memuaskan.
Bahkan tangannya yang sebelumnya tak bertenaga kini menjadi sangat bertenaga dengan satu jarum.
“kalian bajingan kecil! Sebenarnya apa yang kalian lakukan padaku! Jangan harap kalian bisa lepas, aku pastikan mereka semua akan menemukanmu!” bentaknya pada Candra dan Aira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Candra
RandomPERHATIAN!! Banyak kata umpatan ;-) Seorang pangeran keturunan kerajaan yang masih berjaya hingga kini, Sebagai pewaris tahta masa depan, dan pemimpin kaumnya nanti, sang pangeran di tuntut untuk menjadi seseorang dengan sifat tegas, dewasa serta d...