ENAM BELAS

11 3 1
                                    

"Pagi semuanya,  ini hari kedua kita di sini. Ngga ada kegiatan apa-apa sih,  hari ini kita free. Terserah deh kalian mau kemana aja. tapi ingat, jangan sampe ngga balik yah, haha"
ucapan Ka Ari menggema di aula,dimana semua mahasiswa sedang berkumpul.

"lu mau ngapain Zil? " tanya Gio.

" mmm, ngga tau.  paling sih gue mau nongkrong pinggir pantai sambil lukis " jawab Zila sambil menghembuskan nafasnya berat.

" kenapa lu?  ada masalah? " tanya Gio sok kepo.

" mm ngga ko ehehehe,  gue laper yo, makan yuk! " ajak Zila semangat.

" hems dasar ni bocah" kata Gio sambil mengangguk dan bangkit dari tempat duduknya. 

Mereka berdua pun mencari sesuatu yang bisa di makan.

Setelah selesai mereka berdua bergegas ke pinggir pantai,  berteduh di bawah pohon dan mulai melukis. 

sementara itu di tempat lain,

"lu liat si zila ngga sih? " tanya Zean ke salah satu temannya. 

" tadi sih dia jalan berdua sama si Gio, ngga tau kemna" jawab Dika.

"lu sih molor nyampe kaya kebo susah di bangunin, jadinya gebetan lu di ambil orang kan " sindir Robi sambil cekikikan.

" berisik bangsat" jawab Zean kesal.

Memang salah dia sih bangun tidur kesiangan, sampai tidak mengikuti breafing di aula tadi.
Alasannya sih karna semalam dia tidak bisa tidur memikirkan perempuan yang akhir-akhir ini tidal bisa menjauh dari otaknya.

Zean pun berjalan mengitari semua tempat untuk mecari keberadaan wanita tersebut.

Sampailah dia di pinggir pantai.
Dilihatnya Zila sedang asyik menggorekan tinta dengan kuas nya, di temani Gio. Dan sesekali canda dan tawa berselang di antara keduanya. 

"anj*ing, pagi-pagi udah di suguhin beginian" Zean memekik kesal.

Zean berjalan menghampiri mereka berdua.

"sosweet banget pagi-pagi udah mojok berdua di pinggir pantai" celetuk Zean pedas.

"lu ngapain kesini? " tanya zila kaget melihat zean yang sekarang ada di hadapan nya dan memasang muka kesal.

" kenapa? ngga boleh gue kesini?  takut kencan lu keganggu sama gue? " kesal Zean.

" apaan sih, siapa yang kencan coba! " kesal Zila.

" udah-udah kalian jangan berantem apa,  kuping gue sakit anjir,  dan lu Zean. Siapa yang kencan goblok?  lu ngga liat kita lagi ngelukis bukan cium-ciuman? " kesal Gio.

" terus? " tanya zean tajam menatap Gio.

drrtt... drttt...

Perdebatan mereka terhenti ketika ada tlpn masuk ke handphone Zean.

" halo,  yah kenapa tante? " kata zean.

" ............. "

" Laura?  kenapa emang? " tanya Zean.

.........

" hah?  ko bisa?  yaudah zean balik sekarang " kata zean. Zean pun menutup tlpn nya.

" apa dia bisa ngebuat lo sampe sekhawatir itu? " tanya Zila dengan muka datar.

Zean tak menjawab.

" apa dia sangat berarti di hidup lu? " tanya Zila lagi.

" kalo gue minta lu untuk tetep di sini nemenin gue, apa itu bisa? " tanya Zila lagi dengan sedikit penekanan.

" ini beda Zila,  keadaan nya sekarang beda.  Dia lagi butuh gue sekarang " jawab Zean akhirnya.

" kenapa harus lo yang dateng buat dia?  apa lu masih sayang ke dia? " tanya Zila lagi,  mukanya mulai memanas.

" gue itu sahabatan sama dia, dari dulu.  sekarang pas dia lagi butuh gue,  masa iya gue ngga bisa dateng buat dia? " jawab Zean.  nada bicara nya mulai meninggi.

" terserah lu Zean,  gue ngga bakal peduli.  Mulau detik ini gue pastiin,  gue ngga bakal peduli sama apapun yang berhubungan sama lu "
Zila memandang Zean tajam,  emosinya benar-benar sudah berada di puncak, pipinya memanas,  tubuhnya sedikit bergetar menahan marah.

Sementara Zean tak kalah emosi dengan ucapan Zila.
Dia langsung berbalik meninggalkan mereka berdua. 

Dan Zila hanya bisa mematung melihat kepergian Zean.
Hatinya sakit melihat zean yang langsung pergi dengan muka yang begitu khawatir untuk menemui Laura.  entah apa yang terjadi dengan Laura, yang membuat Zean sampai sepanik itu,  dia tak mau tau.

Yang dia tau, sekarang lelaki itu pergi untuk orang lain, untuk wanita lain. 
dan mimik muka itu,  menjelaskan bahwa Zean  jelas-jelas masih menyayangi Laura.

"udah gue bilang kan, stop ngarepin dia Zil " tegas Gio sambil menatap Laura.

sedangkan yang di tatap nya hanya diam tak bergeming.

" kita terusin lukisnya " kata zila kemudian.

Dia kembali mengambil kuas dan memainkannya di atas kertas kanvas.
Dia berusaha menetralkan perasaan nya. dia berusaha keras menahan air mata yang hendak keluar.
Dia ingin melupakan segalanya,segalanya tentang Zean.
Tentang senyuman manis orang itu, tentang tatapan penuh kasih sayang orang itu,  tentang pelukan hangat orang itu.

Dia ingin melupakan Zean.

GIVE ME YOUR LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang