Dia datang bersama cinta, menghangatkan hati yang belum terjamah oleh rindu.
Zean..
Satu nama itu mampu membuatku terpukau.
Dirinya mampu membuat ku jatuh dan mencinta dalam satu waktu, dalam satu hembusan nafas.
Dia mengungkapkan cinta nya den...
"lu siapa bisa ngatur-ngatur hidup gue?" kesal Zean.
"lu goblok apa gimna sih? lu kagak lupa apa yang lu lakuin kemaren kedia? lu ninggalin dia buat orang lain? dan lu ngga merasa bersalah? . dan lu tau? gara-gara lu Zila hampir celaka " kesal Gio.
" jadi jangan pernah lu gangguin dia lagi. ngerti lu? " tegas Gio sambil berlalu. Meninggalkan Zean yang mematung memikirkan apa yang barusan di katakan oleh Gio.
Saat ini dia khawatir memikirkan wanita yang akhir-akhir ini namanya melekat kuat di dalam hatinya.
.
Ting.. tong..
Zila pun beranjak membukakan pintu.

"Gio.. hm rajin banget lu. abis kelas langsung kesini " ucap Zila.
" iya nih, gue khawatir aja sih sama lu. takut lu bunuh diri" canda Gio.
"sialan" umpat Zila.
"udah makan? tanya Gio.
"belom, gue laper. mau ke resto di bawah males gue "
sesampainya mereka di restoran di area apartemn Zila. Zila langsung memesan spageti kesukaan nya, satu steak dan satu hamburger. dan tak lupa es strawberry. Gio pun hanya bisa cengo melihat kelakuan Zila. Zila pun melahap semuanya.
"duh perih... Gio perih " rengek Zila.
" kenapa? tanya Zio khawarir.
"gue kelilipan " Jawab Zila gelagapan.
yaampun lu parah banget sih Zil. Gio kesal melihat kelakuan sahabatnya. Dia pun meraih muka Zila dan meniup matanya.
Tanpa mereka sadari, ada sesosok lelaki yang menggenggam tangan nya kuat menahan marah. Hati nya sakit, pikirannya berkecamuk.